Selasa, 22 Juli 2014

Presidenmu Tidak Sekejam Al Hajjaj, Tetap Wajib Taat



Ingatlah jika ada yang merasa bahwa hasil Pilpres tidak sesuai harapannya, siapa pun Presiden terpilih tetap wajib ditaati. Sekejam apa pun dia, sejelek apa pun orangnya tetap wajib didengar. Itulah seorang muslim dan rakyat yang baik. Walau pemimpinmu sekejam Al Hajjaj bin Yusuf, tetap wajib ditaati.

Siapa Al Hajjaj bin Yusuf?

Imam Adz Dzahabi menyebutkan tentang Al Hajjaj bin Yusuf, “Al Hajjaj, Allah memusnahkannya di bulan Ramadhan tahun 95 Hijrah dalam keadaan tua, dan beliau adalah seorang yang zhalim, bengis, naashibi (pembenci Ahlul Bait), keji, suka menumpahkan darah, memiliki keberanian, kelancangan, tipu daya, dan kelicikan, kefasihan, ahli bahasa, dan kecintaan terhadap Al Quran. Aku (Imam Adz Dzahabi) telah menulis tentang sejarah hidupnya yang buruk dalam kitabku At Tarikh Al Kabir, mengenai pengepungannya terhadap Ibnu Az Zubair dan Ka’bah, serta perbuatannya melempar Ka’bah dengan manjaniq, penghinaannya terhadap penduduk Al Haramain (dua tanah haram), penguasaannya terhadap ‘Iraq dan wilayah timur, semuanya selama 20 tahun. Juga peperangannya dengan Ibnul Asy’ats, sikapnya melambat-lambat (melalaikan) shalat sehinggalah Allah mematikannya, maka kami mencelanya, dan kami tidak mencintainya, sebaliknya kami membencinya karena Allah.” (Siyar A’lam An Nubala’, 4: 343)

Apa saja kekejaman Al Hajjaj?

Al Hajjaj pernah berkata di mimbar Wasith (di kota Wasith), “‘Abdullah bin Mas’ud adalah pemimpin golongan munafiq. Kalau aku menemuinya aku akan basahkan muka bumi dengan darahnya.” (Al Bidayah wa An Nihayah, 9: 149)

Al Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan, “Dan ini termasuk kekurangajaran Al Hajjaj, semoga Allah memburukkannya, dan termasuk kelancangannya mengungkapkan perkataan yang buruk, serta menumpahkan darah tanpa haq. Beliau dengki dengan qira’ah (bacaan) Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu karena menyelisihi qira’ah pada mushaf induk yang dihimpunkan manusia pasa masa ‘Utsman.” (Al Bidayah wa An Nihayah, 9: 149)

Al Qa’qa’ bin Ash Shalt berkata: “Al Hajjaj pernah berkhuthbah lalu beliau mengatakan dalam khuthbahnya, “Sesungguhnya Ibnu Az Zubair mengubah Kitab Allah.” (Al Bidayah wa An Nihayah, 9: 140)

Bagaimanakah Sikap Sahabat Nabi Ketika Al Hajjaj Menjadi Pemimpin?

Apakah jika kita dapati pemimpin yang tidak kita senangi, yang tidak sesuai harapan kita, lantas kita berontak? Ternyata tidak. Jalan nubuwwah memerintahkan kita untuk tetap taat dan bersabar terhadapnya.
Perhatikan hadits berikut,

عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِىٍّ قَالَ أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الْحَجَّاجِ فَقَالَ « اصْبِرُوا ، فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِى بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ » . سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صلى الله عليه وسلم -

Dari Az Zubair bin ‘Adiy, ia berkata, “Kami pernah mendatangi Anas bin Malik. Kami mengadukan tentang (kekejaman) Al Hajjaj pada beliau. Anas pun mengatakan, “Sabarlah, karena tidaklah datang suatu zaman melainkan keadaan setelahnya lebih jelek dari sebelumnya sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian. Aku mendengar wasiat ini dari Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 7068).

Hadits di atas menunjukkan tidak bolehnya keluar dari ketaatan pada pemimpin, siapa pun dia selama ia memerintahkan selain dalam perkara maksiat.

Hadits di atas juga menunjukkan bahwa menolak masfadat (kerusakan) yang lebih besar dengan mengambil mafsadat yang lebih ringan. Seandainya Anas bin Malik mewasiatkan untuk memberontak tentu akan timbul kerusakan yang besar ketika itu. Namun beliau perintahkan untuk bersabar sebagaimana wasiat Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.

Intinya, kita sebagai rakyat tetap taat pada Presiden yang terpilih, siapa pun itu, meski tidak kita sukai. Dalam hadits disebutkan,

عَلىَ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أَمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ

“Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam perkara yang ia senangi dan ia benci kecuali apabila diperintah kemaksiatan. Apabila diperintah kemaksiatan maka tidak perlu mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144  dan Muslim no. 1839)

Selama Presiden tersebut seorang muslim dan mengerjakan shalat, wajib ditaati. Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” Kemudian ada yang berkata, ”Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?”   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya  dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1855)

Jangan sampai kita disebut mati jahiliyyah. Orang jahiliyyah itu tidaklah memiliki pemimpin. Mereka ingin hidup bebas tanpa ada yang memerintah mereka. Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

Barangsiapa yang tidak suka sesuatu pada pemimpinnya, bersabarlah. Barangsiapa yang keluar dari ketaatan pada pemimpin barang sejengkal, maka ia mati dalam keadaan mati jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 7053 dan Muslim no. 1849). Yang dimaksud tidak suka sesuatu pada pemimpin adalah selain kekufuran yang nyata. Sedangkan keluar dari ketaatan barang sejengkal yang dimaksud adalah tidak taat pada pemimpin walau hanya sedikit.

Pemimpin adalah Cerminan dari Rakyatnya

Ingatlah bahwa pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya, ini sudah sunnatullah.
Jika rakyat itu shalih, cerdas, dan baik, maka pemimpinnya seperti itu pula.
Jika rakyat itu fasik, sukanya maksiat, maka pemimpinnya adalah cerminan dari rakyatnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Demikianlah kami jadikan sebagaian orang zhalim sebagai pemimpin bagi orang zhalim yang lain, disebabkan perbuatan maksiat yang telah mereka lakukan.” (QS. Al An’am: 129).
Para ulama berkata,
كَمَا تَكُوْنُوْنَ يُوَلَّى عَلَيْكُمْ

Bagaimanapun keadaan kalian (rakyat), maka begitulah keadaan pemimpin kalian.” (catatan: Ungkapan ini dijadikan sebagai judul sebuah risalah yang ditulis oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani al-Jazairi)

Alkisah ada seorang khawarij yang datang menemui Ali bin Abi Thalib seraya berkata, “Wahai khalifah Ali, mengapa pemerintahanmu banyak di kritik oleh orang tidak sebagaimana pemerintahannya Abu Bakar dan Umar?!” Sahabat Ali Menjawab, “Karena pada zaman Abu Bakar dan Umar yang menjadi rakyat adalah aku dan orang-orang yang semisalku, sedangkan rakyatku adalah kamu dan orang-orang yang semisalmu!!” (Syarh Riyadhus Shalihin, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin).

Semoga kita bisa semakin bercermin dan introspeksi diri. Apakah kita sudah baik ataukah belum?

Jangan Lupa Doakan yang Terbaik untuk Presidenmu

Dari ‘Abdush Shomad bin Yazid Al Baghdadiy, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
لو أن لي دعوة مستجابة ما صيرتها الا في الامام

Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, aku akan tujukan doa tersebut pada pemimpinku.
Ada yang bertanya pada Fudhail, “Kenapa bisa begitu?” Ia menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.” (Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al Ashfahaniy, 8: 77, Darul Ihya’ At Turots Al ‘Iroqiy)

Semoga Allah berikan pada kita pemimpin yang amanah, yang terus bisa memperjuangkan Islam. Hanya Allah yang memberi taufik.

http://rumaysho.com/jalan-kebenaran/presidenmu-tidak-sekejam-al-hajjaj-tetap-wajib-taat-8265

Senin, 21 Juli 2014

Perkiraan Cuaca eh Suara Pilpres 2014 | by @PengamatCerdas



1.Suara Jokowi hanya menang di daerah bagian timur,walau banyak,tapi populasi sangat sedikit @Presiden2014com

2.Sedangkan Prabowo menguasai didaerah barat,seperti Jawa barat,Banten,dan Sumatra.dimana populasi sangat banyak disana @Presiden2014com

3.Kalau di DKI Jakarta Prabowo kalah tipis sekitar 1-2 % saja.ini karena para etnis Cina pasti memilih Jokowi @Presiden2014com

4.Etnis Cina diJakarta memilih Jokowi karena hasutan bahwa Prabowo adalah dalang kerusuhan 98 yg Etnis Cina byk jd korban @Presiden2014com

5.Etnis Cina memilih Jokowi karena juga dibelakang Prabowo ada PKS yang sangat anti Cina di Indonesia @Presiden2014com

6.Dan hari ini ada Pemilu ulang 23 TPS di Jakarta,seperti yg sudah saya katakan,namun suaranya tidk begitu berpengaruh @Presiden2014com

7.Dan PILPRES di DKI ini hampir sama dengan jamannya pemilihan antara Fauzi Bowo dan Jokowi @Presiden2014com

8.Intinya di DKI bakal dimenangkan oleh Jokowi dengan suara 51-52% dan Prabowo 48-49% @Presiden2014com

9.Sedangkan suara diBanten gimana?Prabowo bakal menang telak disana antara 55-58% dan Jokowi 45-48% saja @Presiden2014com

10.Sangat wajar kalau Banten dimenangkan Prabowo,karena semua penduduk Banten agamis dan Islam,sedangkan Non Islam Jokowi @Presiden2014com

11.Orang banten juga terkena provokasi dari PKS,bahwa Jokowi adlah antek asing bla bla.ini Fakta @Presiden2014com

18.Jadi di Banten suara prabowo akan menang,karena mesin PKS yang begitu kuat diBanten mengkampanyekan Prabowo @Presiden2014com

19.Nah kalo Jawa Barat gimana?karena Jabar adalah populasi terbanyak Jawa @Presiden2014com

20.Jawa Barat akan dimenangkan Prabowo sekitar 57-60% dan Jokowi hanya 40-43%.ini akan terjadi @Presiden2014com

21.Jawa Barat akan menangk Prabowo,padahal populasi Jabar sampai 16 Juta jiwa @Presiden2014com

2.Jawa Barat orangnya sangat agamis,seperti banten,dan Mayoritas Islam,wajar karena orang sunda @Presiden2014com

23.Pengaruh PKS di Jawa Barat sangat kuat.bahkan basis utama.ini karena Gubernurnya juga PKS (Aher) @Presiden2014com

24.Suara Prabowo di Jawa Barat sangat mutlak,bisa sampai selisih 2 Juta(Bakal keputusan akhir di MK ) @Presiden2014com

25.Lalu Jawa Tengah gimana perkiraannya?Jawa Tengah akan dimenangkan Jokowi sampai 60% suara @Presiden2014com

26.Wajar kalau Jawa tengah menang Jokowi,karena disanalah masa PDIP dan PKI,terutama Jawa Tengah bagian selatan @Presiden2014com

27.Juga Ketua Pemenangan Jawa Tengah adalah Gubernur PDIP sendiri (Ganjar Pranowo).jadi wajar kalau menang Jokowi @Presiden2014com

28.Lalu ke Djogjakarta?Analisa hasil KPU pusat dimenangkan oleh Jokowi,pada akhirnya @Presiden2014com

29.Jokowi menguasai Jogja suaranya sekitar 52-55%.bahkan bisa lebih banyak nanti di KPU Pusat @Presiden2014com

30.Ini karena pengaruh Jokowi dijogja masih kental,terutama karena ia juga lulusan Jogja,Jogja-Solo sangat dekat @Presiden2014com

31.Walau Sri Sultan HB X dari Golkar,tapi Sultan tak mengkampanyekan Prabowo,bahkan condong ke Jokowi @Presiden2014com

32.Wajar kalau Jogja menang Jokowi,karena Sri Sultan sendiri memilih Jokowi,walau tak terang-terangan @Presiden2014com

33.Jogja juga mayoritas adalah Islam Abangan,terutama Jogja bagian Selatan dan Utara,Agama Kejawen masih kental disana @Presiden2014com

34.Kita beralih ke Jawa timur.walau hasil hitung di KPU Provinsi menang Jokowi,tapi nanti di KPU Pusat sebaliknya @Presiden2014com

35.Mayoritas penduduk Jawa timur adalah basis Masa NU,dan masa ini sebagian besar lebih ke Prabowo.kenapa? @Presiden2014com

36.Masa NU Jawa timur lebih terpesona pada sosok Mahfud MD daripada Cak Imin.ini Fakta @Presiden2014com

37.Suara Jokowi di Jatim adalah 51-52% di KPU Provinsi,tapi nanti diKPU Pusat jadi Prabowo 51% Jokowi 49%.kenapa?@Presiden2014com

38.Karena itungan di KPU Pusat masih terindikasi kecurangan,akhirnya Pleno KPU Pusat menangkan Prabowo.walau tipis @Presiden2014com

39.Siapa yang bermain,yaitu Ketua Bawaslu ditingkat Provinsi,KPU pusat paham betul ini.karena tiap Pemilu pasti ada @Presiden2014com

40.Ada banyak laporan kalau beberapa daerah diJawa timur terjadi Money Politic,tunggu beritanya saja @Presiden2014com

41.Laporan masuk,banyak kader PDIP yang membagikan uang dari 20-50rb ke
warga,dan ini tidak diendus oleh Panwaslu @Presiden2014com

42.Tapi bagaimanapun kecurangan itu,prediksi saya Jawa Timur dimenangkan oleh Prabowo di KPU Puat,walau sangat tipis @Presiden2014com

43.Lanjut ke Madura,pasti dimenangkan oleh Prabowo,karena Mahfud MD berasal dari sana @Presiden2014com

44.Suara Prabowo di Madura itu antara 58-60%.tidak akan melebihi 60%.keculai didaerah Sampang. @Presiden2014com

45.Mayoritas orang Madura adalah muslin,dan muslim yang taat,jadi wajar jika mereka memilih Prabowo @Presiden2014com

46.Lanjut ke Bali,yah bisa dipastikan disana dimenangkan Jokowi,di KPU provinsi maupun Pleno KPU Pusat @Presiden2014com

47.Bali adalah masa dari PDIP.orang-orang Hindu pasti memilih Megawati,ini karena hubungan Mega dan Bali sudah sgt lama @Presiden2014com

48.Suara Jokowi di Bali akan sampai 63%.ini ada ketidak wajaran,seharusnya cuma sampai 60% saja,ini Logika @Presiden2014com

49.Bagaimanapun juga tidak akan ada suara yg melebihi 60%.ini karena perbdaan pemilih hanya sampai 10% saja @Presiden2014com

50.Tapi intinya Bali akan dimenangkan Jokowi mutlak,dan tidak akan melebihi 60% suara dari jumlah populasi.@Presiden2014com

51.Perkiraan saya suara Jokowi di Bali hanya sampai 58-59% dalam rapat pleno KPU Pusat @Presiden2014com

52.Berdasarkan tren suara masuk di KPU,Prabowo akn mengungguli Jokowi,bahkan rapat pleno Pusat akn sampai 52% untuk Prabowo @Presiden2014com