Jumat, 29 Agustus 2014

PEGAWAI BULOG HARUS SOLID JANGAN TERKOTAK-KOTAK


Pertemuan Direktur PPU dan Karyawan/ti Subdivre Banyumas


Semua pegawai BULOG khususnya di Subdivre Banyumas jangan terkotak kotak dan harus solid dalam bekerja serta bahu membahu demi kemajuan Perusahaan, hal tersebut disampaikan oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog Rito  Angky  Pratomo dihadapan karyawan/ti dalam kunjungan kerjanya yang didampingi oleh Kadivre Jateng Damin Hartono di Kantor Subdivre Berlu Banyumas. (Juma’at 29/8-14).

Pada kesempatan tersebut Dir PPU menyatakan puas dengan kinerja Subdivre Banyumas turutama pada Unit bisnisnya namun kedepan agar lebih ditingkatkan lagi. Perlu diketahui bahwa penghasilan yang diterima selama ini hasil dari usaha unit unit bisnis yang dikelola oleh Perum Bulog oleh sebab itu semua unit bisnis yang ada harus bersinergi dengan gudang-gudang Bulog di wilayah masing-masing, ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut Kadivre Jawa Tengah Damin Hartono menambahkan semua pegawai harus saling menghormati antara yang tua dan muda guna menjalin kekompakan.

Kasubdivre Banyumas Sugeng Rahayu menjelaskan penyerapan tahun ini baru mencapai 43 % sedangkan  unit Bisnis yang ada di Subdivre Banyumas khususnya Bulogmart sampai saat ini sudah berhasil memasarkan Minyak goreng merk Bulogmart sebanyak 3.991 dos, gula pasir 12 ton, beras premium 86 ton secara keseluruhan sudah mencapai 170 % dari RKAP tahun 2014.

http://bulogbanyumas.web.id/index.php?hal=bacaberita&id=11


Selasa, 26 Agustus 2014

Mencermati Ajakan Jokowi

Setidaknya ada dua ajakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pertama, ia mengajak semua relawan agar tidak membubarkan diri, melainkan tetap aktif untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Kedua, ia mengimbau seluruh jajaran pemerintahan, pusat hingga daerah untuk "berbuat". Kata-kata itu penting. Tapi, pelaksanaan kata-kata jauh lebih penting.

Relawan dibutuhkan Jokowi sebagai watchdog, pihak yang mengawasi penyimpangan di berbagai kementerian dan instansi pemerintah, serta melaporkannya. Ia berjanji untuk langsung merespons laporan para relawan agar segera ada solusi dan perubahan. Para pejabat dan pegawai negeri perlu diawasi agar reformasi birokrasi tidak sekadar retorika dan jargon. Para relawan diminta terus mengawasi pemerintahannya hingga akhir periode.

Lebih jauh, kita melihat, ada harapan lain Jokowi terhadap para relawan yang pada pilpres lalu menjadi penentu kemenangannya. Di parlemen, ada kemungkinan, Jokowi-JK akan menghadapi tembok besar bernama Koalisi Merah Putih yang sudah bertekad menjadi koalisi permanen di parlemen. Walau jauh lebih besar kemungkinan Koalisi Merah Putih akan bubar, upaya menghadapi kemungkinan terburuk harus disiapkan. Jika program yang bagus ditentang juga oleh anggota Dewan dan mereka bersatu-padu dalam koalisi yang asal bersikap bukan terhadap kebijakan pemerintah, mereka akan berhadapan dengan koalisi rakyat.

Pembelaan rakyat sudah terbukti berhasil. Di DKI, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan sejumlah program pemerintah akhirnya disetujui juga oleh anggota Dewan. Kita tidak perlu terlalu khawatir dengan ancaman parlemen. Selama pemerintah memiliki program yang baik--yang sungguh demi rakyat--, ancaman parlemen tak perlu dijadikan momok yang menakutkan.

Dengan mengandalkan para relawan dan koalisi rakyat sebagai pendukung kebijakannya, Jokowi tentu sudah membulatkan tekad untuk memiliki kabinet ahli dan bersih. Dengan menteri yang berkualitas, birokrasi yang bersih dan melayani akan lebih mudah terbentuk. Dalam berhadapan dengan "macan" Senayan, para menteri yang cerdas dan bersih akan lebih mudah mengegolkan program pemerintah.

Pentingnya zaken kabinet menjadi diskusi publik di berbagai penjuru Tanah Air. Cukup sudah kabinet hasil dagang sapi. Jokowi diharapkan mampu membentuk the winning team. Pemilihan kabinet sepenuhnya berdasarkan kapasitas, integritas, dan kemampuan negosiasi. Mereka boleh berasal dari mana saja, termasuk dari parpol. Selama memenuhi tiga kriteria di atas, orang partai layak menjadi menteri. Di samping memiliki keahlian dan integritas, orang parpol sudah terbiasa berorganisasi. Tapi, kita mendukung Jokowi untuk mempertahankan syarat ketua parpol yang ditunjuk menjadi menteri harus menanggalkan jabatan partainya.

Indonesia tidak kurang memiliki calon menteri yang memenuhi kriteria. Tinggal keberanian dan keteguhan hati presiden untuk memilih menteri sesuai meritokrasi. Memilih menteri sesuai bidang keahliannya. Jika Jokowi-JK bisa membentuk zaken kabinet, para pelaku ekonomi akan merespons postif. Dalam situasi global yang belum menentu, respons positif pasar terhadap kabinet baru akan membantu penguatan stabilitas ekonomi makro. Dana investasi akan masuk, rupiah akan menguat terhadap dolar AS, harga saham melonjak, dan neraca transaksi berjalan akan membaik.

Imbauan kedua Jokowi tentang pentingnya langkah nyata sangat tepat. Sudah lama para penyelenggara negara asyik berwacana. Hasil penelitian yang dibayar dengan uang negara menumpuk di gudang kantor kementerian, gubernur, dan bupati. Program kecil sekalipun, jika dijalankan dengan benar, akan memberikan dampak kepada masyarakat. Kesuksesan di satu desa, akan ditiru desa lain. Begitu pula kesuksesan sebuah kabupaten dan provinsi. Agar pasar tradisional di seluruh negeri memiliki kualitas bagus diperlukan satu contoh nyata untuk ditularkan. Demikian pula dengan sekolah, rumah sakit, perumahan vertikal, pertanian, dan sebagainya.

Jokowi sudah menyiapkan sembilan prioritas dan program nyata. Sejalan dengan UU Desa, Jokowi akan mengalokasikan dana rata-rata Rp 1,4 miliar per desa. Pembangunan harus dimulai dari desa. Agar dana dimanfaatkan dengan benar dan semua program bisa dijalankan, perangkat desa akan diangkat menjadi PNS secara bertahap.

Para petani di Jawa yang belum memiliki lahan akan dibagi 1 hektare sawah per orang. Sedang petani di luar Jawa akan mendapatkan lebih dari 1 hektare per orang. Sekitar 4,5 juta keluarga akan diupayakan mendapat lahan. Ia akan menggulirkan land reform, memberdayakan kembali Bulog, dan mendukung bank yang menangani UMKM.

Jokowi menargetkan laju pertumbuhan ekonomi 7 persen per tahun. Untuk menunjang target ini, pembenahan iklim investasi menjadi prioritas. Berbagai proyek infrastruktur akan dibangun. Guna mengurangi kesenjangan, keluarga prasejahtera akan mendapatkan subsidi Rp 1 juta per keluarga. Dengan rencana ini, Jokowi mengisyaratkan subsidi BBM yang tidak tepat sasaran akan dikurangi perlahan.

Jokowi tidak saja memberikan harapan baru, tapi juga membuka mata rakyat terhadap realitas sesungguhnya. Dinamika politik kadang berkembang ke arah yang tak terduga seperti dialami Gus Dur. Ia dilengserkan parlemen. Karena itu, relawan harus tetap ada, bahkan membesar dan menguat sebagai pengimbang manuver para petualang politik. Kata-kata saja tidak cukup. Pemerintah harus berbuat agar ada hasil nyata yang dilihat dan dinikmati masyarakat.

http://www.beritasatu.com/blog/tajuk/3608-mencermati-ajakan-jokowi.html

Senin, 25 Agustus 2014

Inilah 9 Program Nyata Jokowi-JK Presiden & Wapres Terpilih Dan 5 Janjinya Pada Saat Kampanye

Sekedar mengingatkan kembali Presiden & Wapres terpilih , pada saat  berada di Bandung Kamis (3/7/2014) Capres-cawapres Jokowi-JK memaparkan 9 program nyata yang akan dilakukan bila mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden .

Selain Jokowi-JK, turut hadir dalam pemaparan program nyata Jokowi-JK itu adalah Anies Baswedan, dan Teten Masduki. Berikut 9 program nyata Jokowi-JK yang dibacakan Jokowi:

1.Meningkatkan profesionalisme PNS, meningkatkan gaji PNS, TNI, Polri secara bertahap selama 5 tahun. Program remunerasi PNS di pusat dan daerah akan dituntaskan

2.Menyejahterakan desa dengan mengalokasikan dana desa yang rata-rata besarnya Rp1,4 miliar dalam bentuk program khusus, dan perangkat desa akan menjadi PNS secara bertahap

3.Meningkatkan penanggulangan kemiskinan termasuk subsidi bagi keluarga prasejahtera bila pertumbuhan ekonomi mencapai 7%

4.Program kepemilikan tanah pertanian untuk 4,5 juta kepala keluaraa (KK), perbaikan irigasi untuk 3 juta hektare, membangun 25 bendungan, dan membuka 1 juta hektare lahan baru di luar Jawa, penguatan Bulog, dan bank petani/nelayan

5.Perbaikan 5 ribu pasar tradisonal, membangun tempat pelelangan dan pengolahan ikan
6. Menurunkan pengangguran dengan membuka lapangan kerja sebanyak 10 juta dalam 5 tahun. Mendorong dan mempromosikan industri kreatif

7.Pelayanan kesehatan gratis mencakup rawat jalan dan rawat inap dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS), pembangunan 6 ribu puskesmas, dan pengadaan air bersih

8.Bidang pendidikan: Membantu peningkatan mutu pendidikan pesantren guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional, dan meningkatkan kesejahteraan guru pesantren sebagai komponen pendidik bangsa

9.Mewujudkan pendidikan bagi seluruh warga negara, anak petani, anak nelayan, buruh, dan kaum difabel lewat Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan mewujudkan kurikulum berkualitas, menjamin tunjangan guru termasuk program sertifikasi guru.)

Selain 9 program tersebut diatas masih ada janji Jokowi – Jk yaitu :

1. Swasembada pangan

Jokowi telah berjanji untuk swasembada pangan dalam waktu 5 tahun apabila terpilih menjadi presiden mendatang. Untuk itu, mantan wali kota Solo ini bakal membenahi dan merevitalisasi pasar tradisional untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut.

"Banyak sekali yang sudah rusak dan dibiarkan begitu saja. Padahal keberadaan pasar bisa dijadikan penopang perekonomian kerakyatan di Indonesia," kata Jokowi.

2. Lahan untuk pertanian

Lahan pertanian saat ini banyak yang dijadikan lahan tambang ataupun perumahan. Untuk itu, Jokowi berjanji kepada petani untuk tidak akan membiarkan lahan pertanian dijadikan lahan pertambangan ataupun perumahan.

"Ke depan tidak ada lagi lahan pertanian yang terkonversi untuk lahan tinggal dan area tambang. Lahan tidak hanya untuk padi saja tapi juga untuk kebun umbi-umbian, sagu," kata Jokowi.

3. Bank Tani

Indonesia saat ini ketergantungan terhadap impor. Padahal, sumber daya alam yang ada di Indonesia sangat melimpah. Dengan begitu, Jokowi berjanji akan membuat Bank Tani yang bakal mengurangi impor pangan tersebut.


"Karena nilai impor bahan pangan seperti beras, daging, bawang masih tinggi makanya dengan membentuk Bank Petani diharapkan bisa menekan hal itu sehingga inflasi bahan pokok yang sering terjadi ke depan tidak akan terulang kembali," ujar
Jokowi.

Dalam pandangannya, Bank Tani juga bisa menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup petani lokal. "Bank Petani harus didirikan di sini untuk memberikan penghidupan bagi petani lokal. Ini juga untuk menambah permodalan yang mudah bagi petani," kata dia.

4. Ketahanan pangan dan energy

Ketahanan pangan dan energi selalu menjadi pokok permasalahan yang ada di Indonesia. Padahal, kedua sektor menjadi salah satu kekuatan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.

Jokowi menegaskan sektor pangan dan energi yang bakal menjadi perhatiannya apabila terpilih menjadi presiden dalam pemilihan presiden mendatang. "Energi dan pangan adalah hal yang menjadi perhatian saya, karena ketahanan energi harus kita kuasai sendiri," kata
Jokowi.

5.Kurangi impor pupuk

Selain memberikan lahan untuk pertanian, Jokowi juga berjanji untuk mengurangi impor pestisida dan bibit pertanian. Menurut Jokowi, impor pestisida dan bibit pertanian membuat beban biaya petani tinggi.

Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah untuk melakukan swasembada pangan. "Tanggung jawab pemerintah ke depan agar bimbingan diberikan ke petani. Pestisida dan pupuk alam ada. Petani bisa produksi sendiri," tegas
Jokowi.

Nah sekarang mereka sudah sah menjadi Presiden terpilih tanggal 21 Agustus 2014 mari kita kawal janji janji mereka pada saat kampanye untuk dibuktikan.

Diambil dari berbagai sumber.

Pulihkan Kewenangan Bulog

Perum Bulog berharap pemerintah dapat memberikan kewenangan kepada BUMN pangan tersebut untuk menangani bahan pangan pokok selain beras yang saat ini menjadi tanggung jawabnya.

Dirut Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, di Jakarta, Jumat, menyatakan sejak penandatanganan letter of intent (LoI) Pemerintah Indonesia dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada 1998, pihaknya hanya diberikan kewenangan menangani beras dari yang sebelumnya sembilan bahan pokok. “Minimal sembilan bahan pokok bisa kita tangani lagi,” katanya di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Sutarto menyatakan bahan pangan pokok yang kewenangannya dapat diserahkan kembali ke Bulog tersebut di antaranya beras, gula, kedelai, daging, minyak goreng, cabai, bawang merah, bawang putih, sayuran, serta ikan.

Komoditas pangan yang penanganannya dapat diserahkan kepada Bulog tersebut, lanjutnya, ialah komoditas yang sangat berpengaruh pada inflasi. Selain itu, sebagian besar dibutuhkan masyarakat dan harganya sangat berfluktuasi dipengaruhi oleh produksi. “Yang sangat mendesak (bisa diserahkan ke Bulog) selain beras adalah gula, kedelai, daging, minyak goreng, dan ikan,” katanya.


http://koran-jakarta.com/?18704-pulihkan%20kewenangan%20bulog

Selasa, 19 Agustus 2014

Menarik dan Memelihara Pelanggan

Pelanggan merupakan aset terbesar bagi suatu perusahaan, tanpa pelanggan maka suatu perusahaan tidak akan pernah ada. Pelayanan yang berkualitas terhadap pelanggan merupakan kunci utama untuk meraih sukses dalam jangka panjang. bila sebuah perusahaan ingin berhasil dalam jangka panjang maka usaha-usaha untuk memelihara pelanggan melalui pelayanan yang memuaskan harus memperoleh perhatian yang utama.

Ada kalanya muncul pertanyaan kenapa lebih difokuskan pada memelihara atau mempertahankan, bukan menarik pelanggan?? bukankah pelanggan berarti pangsa pasar yang besar? jawabanya akan menjadi jelas jika dipahami bahwa usaha memperoleh pelanggan baru (offensive marketing) jauh lebih mahal dibandingkan dengan usaha mempertahankan pelanggan (deffensive marketing). hal ini terjadi karena diperlukan suatu usaha keras dan biaya yang banyak untuk membujuk pelanggan yang selama ini setia pada merek pesaing agar bersedia mencoba atau pindah pada merek yang ditawarkan perusahaan. tidak sedikit dana yang diperlukan untuk menarik mereka menjadi pelanggan tetap. alangkah efektifnya promosi yang dilaksanakan bila seandainya pelanggan yang diraih akan menjadi pelanggan tetap atau pelanggan loyal. Lalu apakah perusahaan tidak berarti menambah jumlah pelanggan?

Jawabannya terletak pada seberapa besar tambahan profit yang diperoleh dengan pertambahan jumlah pelanggan baru. jangan sampai pelanggan yang baru merupakan pelanggan yang sifatnya coba-coba atau pelanggan yang peka harga, yang hanya pindah ke produk kita saat dilakukan promosi. bila hal ini terjadi perolehan tambahan pangsa pasar sifatnya hanya sesaat yaitu pada periode promosi saja.


Terlebih lagi pada masa krisis seperti sekarang relatif sulit untuk menambah jumlah pelanggan baru. Untuk sebagian besar produk, menurunnya daya beli menyebabkan konsumen semakin bersikap rasional. Artinya, membeli produk karena benar-benar didasari oleh manfaat inti (core benefit) yang diberikan oleh produk tersebut.


Kesetiaan pelanggan dapat diciptakan melalui customer relantionship marketing, yang berarti menjaga hubungan dengan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan jangka panjang. Dalam kaitannya ini ada lima tingkatan jalinan hubungan yang bisa dibina antara produsen dengan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

1. Basic, para penjual hanya menjual produk dan sama sekali tidak melakukan kontak setelah pembelian terjadi.
 

2. Reactive, penjual menjual produk dan menyarankan agar mengontak mereka bila ada yang perlu ditanyakan pelanggan . Disini pihak penjual memiliki program pelayanan purnajual, hanya pelaksanaannya menunggu inisiatif pembeli/pelanggan. Perlu disadari bahwa karena sesuatu hal, banyak di antara pelanggan yang enggan menyampaikan keluhan-keluhannya. bagi golongan konsumen ini lebih baik berganti penjual atau berganti merek dari pada harus berurusan dengan complaint yang akan banyak menghabiskan energi. Perlu disadari pula bahwa sebagian besar konsumen indonesia termasuk golongan ini.

3. Accountable, penjual mengontak pelanggan beberapa saat setelah penjualan terjadi untuk memastikan apakah produk ini sudah sesuai dengan harapan mereka. Penjual juga mengumpulkan segala informasi dan keluhan pelanggan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki produk dan pelayanan di masa yang akan datang.


4. Proactive, tenaga penjual melakukan kontak dengan pelanggan setiap saat untuk memaastikan bahwa tidak terjadi gangguan dalam penggunaan produknya serta menginformasikan adanya produk baru. sesuai dengan namanya, pihak penjual tidak saja memperhatikan kinerja produk yang telah dibeli pelanggan, tetapi secar aproaktif menawarkan produk-produk terbaru yang dimiliki perusahaan yang kemungkinan besar dibutuhkan mereka. misalnya dengan menginformasikan bagaimana menggunakan produk secaralebih aman, lebih baik, dan lebih efisien. atau bagaimana merawat sehingga menjadi lebih awet dan sebagainya. Melalui langkah ini pihak penjual telah membantu pelanggan untuk membantu proses konsumsi secara lebih baik untuk menghasilakn out-put lebih baik pula.


5. Partnership, pihak penjual bekerja sama secara kantinyu dengan pelanggan untuk menemukan suatu cara agar pelanggan bisa menjadi lebih baik. pada tingkatanterkahir ini antara pihak penjual dengan pelanggan telah terjalin komunikasi yang baik sehingga sampai pada suatu kesepahaman, yaitu bagaimana caranya memuaskan pelanggan akhir dengan baik. mereka tidak saja memusatkan perhatian pada kinerja produk yang digunakan saat ini tetapi pada produk lain yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan penggunaan produk tersebut. mau tidak mau mereka akan membentuk suatu jaringan (mungkin tidak bekerja sama dengan pemasok) yang bisa membentuk suatu mata rantai untuk memberi pelayanan lebih baik, lebih cepat, dan lebih memuaskan pelanggan akhir. dalam kondisi demikian kedua belah pihak sangat menydari bahwa persaingan telah bergeser dari persaingan produk ke persaingan jaringan. hal ini terjadi karena pelanggan mulai mengukur kualitas penawaran denan membandingkan nilai yang mereka terima dari suatu produk (total customer value) dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut (total customer cost). produk mana yang memberikan selisih terbesar dari kedua komponen itu (customer delivered value) itulah yang akan dibeli.

Jangan pernah merasa bahwa pelanggan akan bergantung kepada kita (terlebih pada kondisi persaingan yang ketat), tetapi sebenarnya kitalah yang tergantung pada mereka. bila hal ini dikaitkan dengan konsep pemasaran yang menyatakan bahwa laba hanya dicapai melalui kepuasan pelanggan, tidaklah mengherankan bahwa sebenarnya eksistensi sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh pelanggan.


Banyak pesaing yang berlaga dalam arena persaingan dengan berbagai merek produk yang ditawarkan memberikan banyak alternatif kepada konsumen. konsumen bebas menentukan pilihan atas produk yang dirasakan memberikan kepuasan lebih tinggi. bagi perusahaan yang selalu berorientasi kepada kepuasan pelanggan denganmenitikberatkan pada customer value, kondisi tersebut (sampai saat tertentu) mungkin belum begitu mengkhawatirkan. tidak ada yang bisa menjamin bahwa pelanggan akan selalu tetap setia kepada produk ataupun merek yang ditawarkan.


Dalam kenyataan tidaklah banyak banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya memberi pelayanan yang memuaskan pelanggan. kalaupun kesadaran itu ada dan memiliki komitmen untuk mewujudkan keinginan tersebut, sering terjadi bahwa pelayanan yang baik dan memuaskan sangat jarang diperoleh pelanggan. keadaan ini disebabkan oleh tiga hal (Le Boeuf, 1992), yaitu sebagai berikut :

1. Para Karyawan tidak Memahami Dasar-Dasar Pelayanan. Acap kali karyawan ditugasi melaksanakan pekerjaannya tanpa terlebih dahulu memahami jelas hal-hal yang diperlukan untuk meraih mempertahankan pelanggan.


2. Saat Kontrak, yang merupakan saat rawan yang bisa merusak bisnis tidak ditangani dengan baik. Setiap kali seorang pelanggan melakukan kontak dengan suatu perusahaan, ia akan diliputi oleh perasaan senang atau tidak senang terhadap kontrak tersebut. Bagaimana sebaiknya menangani karyawaan saat kontrak tersebut setiap hari. itulah yang menentukan keberhasilan perusahaan pada masa mendatang.


3. Sistim Imbalan. Sistem imbalan yang baik akan memenangkan tiga pihak yang terlibat yaitu pelanggan, karyawan dan perusahaan. Hal inilah sebenarnya merupakan hakikat bisnis yang baik.

Dalam upaya memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan, terlebih dahulu harus dipahami apakah sebetulnya yang dibeli oleh pelanggan kita mereka melakukan bisnis dengan kita? jawabannya bahwa pelanggan tidak membeli apa yang dijual oleh perusahaan. Sebenarnya mereka membeli apa yang bisa diperbuat oleh barang dan jasa itu terhadap mereka. Jangan menjual barang terhadap mereka tetapi jualah harapan, perasaan, rasa bangga dan kebahagiaan. Pelanggan hanya mau menukar uang yang telah dcarinya dengan susah payah hanya untuk dua hal : 1. rasa senang dan puas, 2. serta pemecahan atas masalah.


Rasa senang dan puas karena masalah yang dihadapi dapat terpecahkan akan dinikmati pelanggan melalui pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan seperti apakah yang mampu membuat pelanggan merasa puas? Tidak jarang terjadi beberapa perusahaan merasa telah memberikan pelayanan yang berkualitas, namun pelanggan mereka tetap merasakan ketidakpuasan dan berpaling kepada pesaing. Pelanggan akan datang untuk membeli dan kembali untuk membeli lagi bukanlah karena kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan melainkan karena kualitas pelayanan yang dipersepsika oleh mereka. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan adalah perbedaan antara apa yang mereka peroleh dengan apa yang mereka harapkan.


Bagi setiap orang apa yang dipersepsikannya, itulah kenyataan. karena tak ada dua orang memiliki pengalaman masa lalu serta harapan yang sama, tak akan ada pula dua orang yang memiliki persepsi yang sama. seseorang yang sedang menunggu untuk memperoleh layanan tertentu akan merasakan bahwa waktu tunggu 15 menit cukup singkat, sementara yang lain merasakan terlalu lama. jadi, periode waktu yang sama dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda karena mereka memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang atau merasakan lama tidaknya sebuah layanan. Dalam upaya untuk memelihara pelanggan maka keberhasilan bisnis sebuah perusahaan ditentukan oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan.

Sumber : Buletin Studi Ekonomi V.6 No. 10 '01

Senin, 18 Agustus 2014

Relationship Marketing : Definisi, Jenis dan Manfaat Relationship Marketing



Relationship tidak hanya berlangsung dalam lingkungan keluarga, teman dan dunia maya dalam situs-situs pertemanan seperti Facebook, Friendster dan lainnya. Akan tetapi relationship sekarang telah berkembang lebih jauh. Dalam dunia bisnis sekarang juga telah dikenal relationship atau lebih dikenal dengan istilah relationship marketing. 

Relationship marketing berkembang dalam dunia bisnis karena para pelaku bisnis menyadari bahwa untuk mengembangkan dan mempertahankan suatu bisnis, tidak hanya dengan mendapat pelanggan yang banyak tetapi juga bagaimana caranya mendapatkan pelanggan, memeliharanya dan mempertahankan pelanggan tersebut.

Menurut Keegan, Duncan, dan Moriaty (1995, p. 1) “Relationship Marketing is an approach to marketing with its customers that promote both the company’s long-term growth and the customer’s maximum satisfaction”. yang kurang lebih dapat diartikan : relationship marketing adalah pendekatan pemasaran pada pelanggannya yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan suatu aset dimana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi suatu badan usaha. Kotler (1997, p. 11) juga menyebutkan bahwa relationship marketing merupakan suatu praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci meliputi pelanggan,
pemasok, dan penyalur guna mempertahankan preferensi dan bisnis dalam jangka panjang.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (1996, p. 578), “Relationship marketing adalah proses menciptakan, memelihara dan mengalihkan keunggulan, muatan nilai hubungan antara pelanggan dan pemegang saham lainnya”. Jika melihat dari definisi relationship marketing diatas maka setiap badan usaha dalam berhubungan dengan pelanggan sangat membutuhkan proses relationship marketing ini. Karena secara tidak langsung proses tersebut merupakan salah satu faktor penunjang suatu badan usaha.

Program Relationship Marketing

Winer (2004) berpendapat jika perusahaan dapat mengkombinasikan kemampuan untuk merespon dan menyediakan permintaan pelanggan dengan baik, serta melakukan hubungan yang lebih intensif dengan pelanggan melalui peningkatan kualitas layanan pelanggan sesuai dengan permintaan pelanggan maka perusahaan tersebut dapat mempertahankan pelanggannya untuk jangka panjang. Dikatakan bahwa program relationship marketing terdiri dari: (p. 396)

a. Customer Service
Customer Service merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam setiap usaha baik dalam bidang jasa maupun barang. Definisi dari Customer service adalah pelayanan tambahan yang diberikan untuk mendukung produk utama, juga merupakan komponen penting dari customer satisfaction. Customer service sangat diperlukan untuk membina hubungan jangka panjang dengan cara memberikan pelayanan tambahan sehingga membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Dengan bertambahnya saingan di dalam dunia ritel, maka tidak salah jika customer service sangat diperlukan untuk mempertahankan pelanggan. 

Dengan memberikan pelayanan yang baik maka pelanggan akan datang kembali dan akan menjadi loyal.
Winer (2004) juga menyebutkan bahwa service dibedakan menjadi dua tipe yaitu: Reactive service, dimana jika pelanggan punya masalah (misalnya product failure, pertanyaan seputar bill, product return, dan lain-lain) pelanggan akan menghubungi perusahaan untuk menyelesaikannya. Dan Proactive service adalah situasi dimana manajer dari sebuah perusahaan tidak lagi menunggu komplain dari pelanggan, tetapi manajer yang memulai percakapan dengan pelanggan untuk menanyakan apakah pelanggan merasa puas, atau apakah pelanggan mempunyai komplain terhadap perusahaan.

b. Loyalty Programs
Program loyalitas kini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan diseluruh dunia, program ini dilakukan agar pembeli melakukan pembelian kembali dan menjadi pelanggan bagi perusahaan tersebut. Menurut Winer (2004, p. 400), ”Loyalty Programs also called frequency marketing, programs that encourage repeat purchasing through a formal program enrollment process and the distribution of benefits”. Artinya loyalty programs juga disebut frequency marketing, program yang mendorong repeat buying (pembelian ulang) melalui program formal dan pendistribusian atau penyaluran keuntungan. Lamb (2003, p.475) juga menyebutkan “Loyalty programs adalah program promosi yang dirancang untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan, kuncinya untuk menciptakan pembelian yang terus menerus dari sebuah produk atau jasa tertentu”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalty program diadakan agar pelanggan melakukan pembelian berulang kali kepada perusahaan sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan.

c. Community Building
Community building ini dimaksudkan untuk membangun hubungan antara pelanggan agar memberikan informasi atau saran dan untuk menciptakan suatu hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan. Misalnya dengan memberikan websites khusus untuk pelanggan yang ingin memberikan saran dan kritik, dimana dalam websites tersebut pelanggan juga bisa melihat produk terbaru dari perusahaan itu. Hal itu dilakukan dengan harapan akan ada hubungan yang baik antara pelanggan maka akan terjadi ikatan emosional yang semakin baik dan hal ini akan membantu untuk menciptakan ikatan yang semakin harmonis dengan pelanggan.

Manfaat Relationship Marketing
Menurut Kotler dan Amstrong (1996, p.579-582) relationship marketing mengandung tiga manfaat, yaitu :
a. Manfaat ekonomis
Pendekatan pertama untuk membangun suatu hubungan nilai dengan pelanggan adalah menambah manfaat-manfaat keuangan atau ekonomis manfaat ekonomis dapat berupa penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan, potongan-potongan khusus.

b. Manfaat sosial
Meskipun pendekatan dengan menambah manfaat ekonomis seperti di atas dapat membangun preferensi konsumen, namun hal ini dapat mudah ditiru oleh para pesaing satu badan usaha dengan yang lainnya. Sehingga dalam pendekatan ini, badan usaha harus berusaha meningkatkan hubungan sosial mereka yaitu dengan memberikan perhatian kepada para pelanggan dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan secara individual.

c. Ikatan struktural
Pendekatan ketiga untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah menambah ikatan struktural. Maksudnya bahwa badan usaha - badan usaha memberikan pendekatan atau program yang terstruktur yang dapat menarik minat konsumen untuk mau terlibat menjadi anggota kartu keanggotaan, misalnya menjadi anggota member privilege.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/relationship-marketing-definisi-jenis.html