Minggu, 31 Mei 2015

Lebih Baik Bulog Seperti Dulu

Kenaikan harga pangan harusnya bisa diatur oleh Bulog, yang dulunya memiliki tugas mengatur harga kebutuhan pokok. Namun sayang tupoksi itu hilang karena Bulog menjadi perusahaan BUMN.

"Dulu bulog punya fungsi stabilitator harga, sekarang tidak. Sekarang Bulog hanya peduli kepada keuntungan," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati di program Bincang Pagi Metro TV, Minggu (31/5/2015).

Bulog harusnya bisa menghadang para pencari keuntungan lebih di pasar jika dikembalikan fungsinya seperti dulu. Apalagi ketika di saat harga di pasaran jauh berbeda dengan harga yang dijual oleh para petani.

"Bulog harusnya menjadi lembaga khusus, termasuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Sesudah itu baru dia (Bulog) bisa melawan keuntungan abnormal yang jadi sasaran pedagang. Yang memanfaatkan persaingan tak sehat," terang dia.

Enny juga menambahkan, sebenarnya sistem yang dibangun oleh Bulog dulu sudah baik. Hanya saja ada beberapa kekurangan yang sebenarnya masih bisa diakali.

"Kita berkaca ke Bulog yang dulu. Dulu, semua sistem yang dibangun Bulog bisa dikatakan ideal. Namun dulu kelemahannya ada di pemerintahan. Nah ini bisa diimbangi dengan pengawasan yang tepat. Monitoring pemerintah intinya," tutup Enny.


http://news.metrotvnews.com/read/2015/05/31/131570/lebih-baik-bulog-seperti-dulu

Sabtu, 30 Mei 2015

YLKI: Bulog Tak Perlu Dibubarkan

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Daryatmo mengatakan, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak perlu dibubarkan karena perannya sebagai penyangga stabilitas harga.

"Saya pikir tidak (harus dibubarkan Bulog). Kami dari YLKI merasa Bulog diperlukan sekali sebagai badan penyangga stabilitas harga," kata Daryatmo kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (30/5/2015).

Kendati demikian, menurut dia, Bulog sendiri memiliki masalah internal yang harus dibenahi, khususnya masalah pendanaan yang terbatas, sehingga tidak bisa menyerap hasil dari petani.

"Selama ini problem-nya itu (dana), sehingga mereka tidak bisa banyak menyerap dari petani. Sebetulnya fungsi badan penyangga itu adalah ketika musim panen, suplai melimpah, supaya harga jual petani tidak turun, Bulog harus bisa menyerapnya untuk sementara," ujarnya.

Namun sebaliknya, dia menambahkan, ketika kebutuhan meningkat dan cadangan di pasar menipis, Bulog bisa melepaskan berasnya ke pasar, sehingga tidak ada gejolak harga dan kelangkaan beras.

"Jadi menurut saya, Bulog masih sangat berperan penting," ujarnya.

Sementara yang mengaitkan ketidakmampuan Bulog dalam melakukan pengawasan pangan lantaran beredarnya beras plastik yang meresahkan masyarakat, dia mengatakan, tidak bijak menyalahkan Bulog karena beras yang ada di pasaran tidak semuanya berasal dari Bulog.

"Itu kan beras di pasar tidak semuanya dari Bulog, yang penting Bulog bisa menjamin beras yang didistribusikan itu memenuhi standar dan tidak mengandung bahan yang berbahaya atau plastik," imbuh dia.

Sekadar informasi, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso sebelumnya mengatakan bahwa Perum Bulog sudah tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik dan saatnya dibubarkan karena tidak mampu menstabilkan harga pangan.

Menurut dia, sejak status Bulog diubah menjadi perusahaan umum (perum), fungsinya sebagai penyangga pangan nasional menjadi terabaikan. Bulog justru lebih fokus untuk mencari keuntungan. 


http://ekbis.sindonews.com/read/1007092/34/ylki-bulog-tak-perlu-dibubarkan-1432974640

Akademisi Anggap Wacana Pembubaran Bulog Berbahaya

Akademisi menganggap wacana pembubaran Bulog yang akhir-akhir ini berkembang berbahaya. Hal ini karena Bulog masih dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pangan sepanjang tahun.

“Pemikiran tersebut sangat berbahaya. Itu kan seperti semangat International Monetery Fund (IMF) dahulu,” ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Hermanto Siregar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (29/5).

Wacana pembubaran Bulog mengemuka akhir-akhir ini. Salah satunya dilontarkan Guru Besar IPB, Profesor Dwi Andreas Santoso, yang merasa Perum Bulog sudah tidak mampu menjalankan fungsinya, sehingga sudah saatnya dibubarkan. “Sah-sah saja beliau memiliki pendapat itu. Namun saya sangat tidak setuju dengan pemikiran tersebut,” ujar Hermanto, menyikapi wacana yang dilontarkan Dwi Andreas.

Menurut Hermanto, jika Bulog dibubarkan, mekanisme perdagangan beras sepenuhnya di tangan pedagang. Kondisi tersebut mudah memunculkan praktik penimbunan yang menyebabkan harga meningkat tajam.

Bulog juga dinilai menjadi instrumen untuk menstabilkan harga. Melalui Bulog, imbuhnya, harga beras bisa dikendalikan sehingga tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. “Kalau tidak ada Bulog, lantas siapa?” tukas dia.

Namun dia mengakui saat ini Bulog kurang berperan optimal, karena tidak diberi keluasaan menjalankan fungsinya. Sebagai contoh, Bulog diamanahkan menyerap sebanyak-banyaknya gabah dan beras dari petani, namun tertahan oleh aturan untuk membeli sesuai harga pembelian petani (HPP).

Hermanto menambahkan, persoalan akan timbul ketika harga beras di tingkat petani jauh melebihi HPP, karena Bulog akan kesulitan bersaing dengan para spekulan. Sebagai solusinya, dia mengusulkan supaya inpres terkait HPP untuk direvisi.

Dia ingin Bulog diberi fleksibilitas agar bisa membeli di atas harga HPP sekitar 10 persen. Selain itu, dia mengusulkan supaya Bulog dialokasikan modal yang cukup supaya bisa menjalankan perannya dengan lebih baik. “Kalau takut terjadi penyalahgunaan kan mudah. Sistem pengawasannya saja yang lebih diperketat,” lanjut Hermanto.

Hal senada dikemukakan Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Sukidi. Dia bahkan mempertanyakan munculnya wacana tersebut. “Saya orang swasta. Tapi saya bilang bahwa rencana itu sangat berbahaya. Ada apa di balik semua itu?,” kata Nellys.

Dia berpendapat jika Bulog dibubarkan, maka negara akan kacau, karena dikuasai pihak swasta. Jika harga beras tinggi, tidak ada institusi yang mengintervensi. "Begitu pula jika harga di tingkat petani rendah yang menyebabkan petani menjerit, siapa yang bisa membeli dengan harga sesuai HPP? Tentu saja Bulog,” katanya.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/278376-akademisi-anggap-wacana-pembubaran-bulog-berbahaya.html

Kamis, 21 Mei 2015

Ini Ciri Beras Plastik

Masyarakat mulai resah menyusul penemuan beras plastik di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5). Masyarakat khawatir apakah beras yang mereka beli itu merupakan beras murni ataukah beras plastik.

Seperti dirangkum dari sejumlah berita Antara, berikut ciri-ciri dari beras plastik atau beras sintetis.

Ukuran lebih panjang. Beras plastik memiliki ukuran lebih panjang dari beras murni. ‘’Beras sintetis yang berbahaya, memiliki ciri-ciri beras agak panjang seperti jenis sentra Ramos,’’ ujar Kabid Perdagangan Disperindag Cianjur, Judi Adi Nugroho.
‘’Namun, pada bagian ujungnya tumpul tidak seperti beras asli yang berujung dan agak tajam," katanya. (Baca: Cara Membuat Beras Plastik)

Lebih bening. Ciri lainnya diutarakan oleh R Iwan Wirawan. Menurut Penyidik PNS (PPNS) Diskoperindagsar Kabupaten Sukabumi ini,  butiran beras plastik lebih bening. Ini beda dengan beras murni dimana ada putih di tengahnya.
‘’Informasinya beras asal Cina itu butirannya lebih bening dan tidak berserat,’’ kata Iwan. (Baca: Efek Makan Beras Plastik, Bisa Sebabkan Kematian)

Mengapung di air. Sementara PPNS Diskoperindag Provinsi Jawa Timur, Endang Wahyuningsih, memiliki cara sederhana dalam menguji apakah beras plastik atau bukan. (Baca: Tips 'Tidak Salah' Memilih Beras Murni)

Petugas membawa alat tester sederhana berupa gelas berisi air untuk memastikan apakah beras yang diinspeksi mengandung unsur plastik atau tidak. ‘’Jika berasnya mengapung, kemungkinan besar mengandung bahan plastik. Jika tenggelam dipastikan tidak mengandung plastik," kata Endang.

Aromanya hambar. Baliarni (28), warga Bekasi Timur, memiliki pengalaman beda lagi terkait beras plastik. Menurut dia, beras tersebut nampak kurang layak karena basah dan menggumpal layaknya nasi belum matang meski telah melalui proses pemasakan yang benar. (Baca: Ini Lokasi Tempat Pembuatan Beras Plastik)

"Beras ini berbentuk utuh dan bening. Aromanya hambar,’’ kata Baliarni. ‘’Jika dimasukkan ke dalam air, berasnya mengambang.’’

Baliarni mengaku membeli beras tersebut sebulan lalu dari pedagang beras keliling. Namun pada saat itu dia mengira bentuk beras itu merupakan oplosan dengan kualitas rendah.

"Saya baru sadar saat membaca berita di online dan nonton di tv ada beras sintesis yang cirinya mirip seperti beras yang pernah saya masak beberapa bulan lalu," katanya.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/21/noof5t-ini-ciri-beras-plastik

Cara Membuat ‘Beras Plastik’

Beras plastik ditemukan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5). Beras plastik juga dikabarkan telah beredar di negara Asia lainnya seperti Singapura, Malaysia dan India.

Sejumlah daerah langsung melakukan sidak guna memastikan tidak ada ‘beras plastik’ di daerahnya masing-masing. Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, juga memastikan bahwa pemerintah tidak membuka kran impor beras. Sehingga, jika ada ‘beras plastik’ masuk wilayah Indonesia, maka itu berarti beras selundupan.

Terlepas dari itu, yuk kita lihat cara pembuatan ‘beras plastik’ berikut ini.

 Beras plastik tidak sepenuhnya berbahan baku plastik. ‘’Ini ‘beras’ terbuat dari campuran kentang, ubi dan plastik,’’ sebut laporan yang dikutip dari situs straitstimes.

Dalam proses pembuatannya, pertama adalah kentang dan ubi dicampur merata lalu dibentuk menjadi bentuk butiran beras.

Adonan campuran kentang dan ubi yang sudah dibentuk seperti butiran beras itu kemudian dicampur dengan resin sintetis.

‘’Beras ini dibuat dengan mencampur bahan kentang dan ubi bersama-sama, membentuknya menjadi butiran beras, dan kemudian menambahkan ‘resin industri’ sebagai bahan pengikat,’’ sebut laporan tersebut.

Situs Very Vietnam menyebut resin ini bisa sangat berbahaya jika dimakan. Resin sulit untuk dicerna sehingga memakan beras plastik seperti benar-benar sedang memakan plastik.

‘’Campur kentang, ubi jalar dengan resin sintetis dan berbentuk dalam bentuk butiran beras yang nyata dan tidak peduli berapa lama beras dimasak, tidak pernah bisa menjadi lembut.’’

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/21/nono26-ini-cara-produksi-beras-plastik-part1


Bantu Bulog, Rini Soemarno Dorong Kementerian Beli Gabah Petani

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mendorong kementeriannya membeli gabah petani, untuk membantu Badan Urusan Logistik (Bulog) menjaga harga gabah agar stabil saat panen raya tiba.

"Konsep ini tidak akan tumpang tindih dengan Bulog. Kami akan saling bersinergi untuk membantu petani," ucapnya, usai menyerahkan bantuan alat produksi pertanian berupa combine harvester atau alat panen multiguna dan traktor tangan kepada petani Dusun Tlogogede, Kecamatan Tikung, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (21/5).

Rini mengakui, harga gabah kerap turun saat panen raya, hal ini terjadi karena sedikit terlambatnya kemampuan Bulog menyerap gabah petani. Meski demikian, Rini tidak serta merta menyebut itu kesalahan Bulog, dan itu terjadi salah satunya karena Bulog tidak memiliki mesin pengering sendiri, sehingga penyerapan yang dilakukannya sedikit terlambat.

Oleh karena itu, kata Rini, untuk membantu petani agar bisa menikmati harga gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dirinya akan menggerakkan BUMN dibawah kementeriannya. Salah satunya, memerintahkan PT Petrokimia Gresik agar membentuk perusahaan baru untuk membeli gabah petani.

"Saya sudah bicara dengan Petrokimia agar menyiapkan mesin-mesin pengering dengan membentuk perusahaan baru. Mesin-mesin ini akan disiapkan di daerah-daerah produsen gabah, dan saat ini sedang dihitung berapa besaran anggaran yang dibutuhkan," katanya.

Ia berharap, rencana ini sudah bisa terlaksana pada musim depan, sehingga petani bisa menikmati harga gabah sesuai HPP yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Yakni, sesuai Inpres No. 5 Tahun 2015 sebesar Rp3.700 per kilogram dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa 10 persen, atau Rp3.750 per kilogram di penggilingan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dusun Tlogogede, Bambang Supriyani mengakui, para petani di wilayahnya sering mengeluhkan jatuhnya harga gabah ketika memasuki musim panen raya.

Bambang menyebutkan, harga gabah petani saat musim panen raya bisa turun hingga Rp3.200 per kilogram, atau untuk kondisi gabah kering panen sawah. Sementara itu, kunjungan Rini Soemarno ke Lamongan disambut para petani di Dusun Tlogogede, Desa Wonokromo, dan tujuanya untuk melaksanakan panen raya.

Sebelum melaksanakan panen raya, Rini melakukan pertemuan dengan para petani, serta memberi kesempatan sejumlah petani untuk menyampaikan keluhan dan kendala yang dialami selama ini, salah satunya terkait turunnya harga gabah saat panen raya.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/21/nop6n7-bantu-bulog-rini-soemarno-dorong-kementerian-beli-gabah-petani

Bulog Minta Warga Waspada Beras Bagus Namun Murah

Badan Urusan Logistik Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan adanya beras kualitas bagus atau premium yang dijual murah.

"Beras kualitas bagus biasanya dijual dengan harga mahal atau lebih tinggi dari beras medium. Namun kalau beras bagus dijual murah, beras itu patut dicurigai sebagai beras palsu atau plastik seperti yang marak diberitakan dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono di Purwokerto, Kamis.

Kendati belum mengetahui secara langsung wujud beras plastik, dia mengatakan bahwa berdasarkan pemberitaan, beras palsu itu memiliki ciri seperti beras kualitas premium yang sosohnya mencapai 100 persen.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) beserta pemerintah kabupaten di wilayah kerja Bulog Banyumas yang meliputi Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap untuk menyosialisasikan ciri-ciri beras plastik kepada masyarakat.

Disinggung mengenai kemungkinan beras plastik akan tercampur dengan beras lokal hasil pengadaan Bulog, dia mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena harus melalui seleksi yang cukup ketat.

"Beras lokal yang masuk ke gudang Bulog sosohnya 95 persen sehingga kelihatan putih kecokelatan sehingga kalau ada yang mencapai 100 persen, kami akan curiga karena HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp 7.300 per kilogram. Padahal kalau beras yang sosohnya di atas 95 persen hingga 100 persen, harganya pasti lebih tinggi, sekitar Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram," katanya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan penelitian jika ditemukan adanya beras yang mencurigakan di gudang Bulog.

Dengan demikian, kata dia, beras hasil pengadaan Bulog dipastikan tidak akan tercampur beras plastik.
"Insya Allah yang paling aman dan nyaman, beli beras di BulogMart," ujarnya.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/05/21/nooxyp-bulog-minta-warga-waspada-beras-bagus-namun-murah

Rabu, 20 Mei 2015

Seperti Inilah Bahayanya jika Makan Nasi Beras Plastik

ulai saat ini, cermatlah memilih beras. Jangan sampai perut kita dipaksa mengonsumsi nasi dari beras plastik. Sebab, beras yang mengandung bahan sintetis sangat membahayakan kesehatan.
  
Ketua Tim Pangan dan Gizi Jatim Andriyanto mengatakan, plastik bukan merupakan bahan makanan. Sebab, masuknya senyawa plastik ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ. Misalnya, gangguan hati dan gagal ginjal.
  
Selain itu, mengonsumsi plastik juga dapat menyebabkan kanker. Sebab, plastik mengandung zat dioksin. Di mana, zat tersebut memiliki sifat karsinogenik. "Efek jangka panjangnya ya kanker," katanya. Bahkan, dia menambahkan, mengonsumsi plastik juga dapat menyebabkan kematian.
  
Dia mengatakan, ada sejumlah gejala awal yang harus diwaspadai masyarakat. Mengonsumsi plastik dapat menyebabkan anoreksia atau kehilangan selera makan. Selain itu, gejala lainnya adalah mual dan pusing.
  
Jika terlalu sering dikonsumsi, kandungan plastik pada beras plastik juga dapat menempel pada lambung. Gejala awalnya perut merasa sakit layaknya orang yang menderita maag. "Tapi jika dibiarkan bisa menyebabkan kanker kolom atau kanker lambung," jelasnya.
  
Andriyanto menegaskan, plastik memang tidak layak dikonsumsi. Bahan sintetis hanya boleh digunakan sebagai pembungkus. Itu pun harus dalam pengawasan. "Ada standarnya juga. Tidak semua jenis plastik bisa untuk membungkus makanan," ujar Andriyanto.
  
Dengan banyaknya bahaya yang ditimbulkan, Andriyanto mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat membeli beras. Bahkan, pihaknya juga meminta masyarakat untuk melihat dengan jeli beras yang akan dikonsumsi.
Andriyanto menjelaskan, ada tiga kandungan yang terdapat dalam beras. Yakni, karbohidrat, protein, dan vitamin B1. "Kandungan vitamin B itu yang membuat beras berwarna putih pudar," katanya.
    
Dia menambahkan, beras sehat dilihat dari warnanya yang tidak terlalu putih dan tidak bening. "Biasanya putih pudar, lalu ada bintik di tengah," ucap Andriyanto.
  
Andriyanto berharap pemerintah bisa sigap dengan maraknya peredaran beras plastik. Selain membahayakan kesehatan, mencampur beras plastik ke dalam beras asli sudah masuk ke ranah kriminal.
Sebab, mengoplos beras sangat merugikan konsumen. "Mudah-mudahan pelaku bisa segera ditangkap dan peredarannya bisa dihentikan," tandas Andriyanto.

http://www.jpnn.com/read/2015/05/20/305048/Seperti-Inilah-Bahayanya-jika-Makan-Nasi-Beras-Plastik

Minggu, 17 Mei 2015

Serikat Petani Protes pada Pemerintah Terkait Impor Beras

Serikat Petani Indonesia (SPI) meminta pemerintah tidak lagi mengimpor beras di tengah fakta turunnya Nilai Tukar Petani (NTP).

"Jika pemerintah impor beras, maka NTP akan semakin jatuh. Petani pangan yang mayoritas mengandalkan padi, akan semakin miskin," kata Ketua Umum SPI Henry Saragih dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kondisi seperti itu merupakan lampu kuning untuk Indonesia, sehingga pemerintah harus bekerja keras, bekerja keras lagi, dan bekerja lebih keras lagi.

"Ini demi visi dan misi kedaulatan pangan di Indonesia yang sudah tercantum di dalam Nawa Cita Jokowi-JK," kata Henry.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), NTP Bulan Mei 2015 terjadi penurunan untuk sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan rakyat.

NTP tanaman pangan turun sebesar 3,44 persen, NTP hortikultura turun 1,02 persen, dan NTP perkebunan rakyat turun 0,40 persen dari bulan Maret 2015.

Penurunan tajam NTP tanaman pangan dari 100,80 menjadi 97,33 disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima oleh kelompok petani padi sawah.

Henry mengatakan periode waktu antara panen dan musim gadu (kemarau) menjadi periode yang menyesakkan bagi petani. Selama April 2015, harga gabah kualitas rendah ditingkat petani dihargai Rp3.592,24 per kilogram.

"Ini turun 7,39 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara, di penggilingan gabah dihargai cuma Rp3.670,00 per kilogram atau turun 7,17 persen dibanding periode sebelumnya," ucapnya.

"Padahal Presiden sudah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk harga Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp3.700 per kilogram," kata Henry.

Selain turunnya harga gabah dan lemahnya penyerapan pemerintah, faktor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp500 per liter dan angkutan tansportasi juga turut andil rendahnya NTP tanaman pangan.

Hal tersebut dibuktikan juga dengan laporan BPS pada April ini. Inflasi pedesaan sebesar 0,21 persen ternyata disebabkan oleh naiknya indeks kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,24 persen.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa kemungkinan pemerintah membuka impor beras akan diputuskan pada akhir Mei atau awal Juni 2015.

"Nanti dievaluasi setelah melihat tingkat penyerapan Bulog pada akhir Mei dan awal Juni. Akan tetapi, yang penting (stok) tidak terganggu selama Lebaran," katanya usai rapat koordinasi membahas ketersediaan pangan jelang Lebaran di Jakarta, Selasa (12/5) malam.

http://www.tempo.co/read/news/2015/05/17/090666882/Serikat-Petani-Protes-pada-Pemerintah-Terkait-Impor-Beras

Bulog Diusul Berubah Bentuk Biar Bisa Jaga Harga Pangan

Perum Bulog diusulkan bertransformasi sebagai perpanjangan tangan pemerintah yang bisa mengatur harga beras. Saat ini, Bulog menyandang status Perum atau perusahaan pelat merah yang bertugas sebagai operator pembelian beras.

“Kita merekomendasikan Bulog sekarang dibubarkan, membentuk kelembagaan atau lembaga ketahanan pangan sekalian,” kata Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati di Jakarta, Sabtu (16/5/2015).

Dia menilai dengan status sebagai Perum, Bulog rawan konflik kepentingan. Pasalnya, sebagai BUMN Bulog mesti mendulang untung.

“Tidak ada lagi beban mencari keuntungan konflik interest dengan dirinya sendiri. Lembaga pure yang mendapat penugasan pemerintah. Bentuknya bisa Lembaga Pemerintah non Departemen (LPND), atau namanya Bulog lagi terserah. Tetapi kalau namanya Bulog akan confuse orang punya image suatu lembaga yang rusak,” ujarnya.

Dengan perubahan Bulog menjadi lembaga baru diharapkan mampu menjaga harga komoditas beras di pasar. Hal itu lantaran lembaga baru juga memiliki peranan menjaga pasokan pangan.

Nah untuk menjalankan peran lembaga buffer stock, harus lembaga yang tidak punya konflik kepentingan,” papar dia.
Dia mencontohkan, saat masa panen maka harga beras akan jatuh. Untuk menjaga harga di pasaran pemerintah melalui lembaga bentukan baru tersebut bisa melakukan intervensi. “Harus ada intervensi pemerintah ketika panen, harus ada instrumen untuk memandu harga,” tandas dia.

http://moneter.co/bulog-diusul-berubah-bentuk-biar-bisa-jaga-harga-pangan/

Minggu, 10 Mei 2015

Bulog: Impor Beras Harus Tunggu Panen Raya Selesai

Kementerian Perdagangan telah memberikan sinyal untuk impor beras menjelang bulan Ramadhan. Namun impor beras kemungkinan baru bisa dilakukan, setelah panen raya selesai.

Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan  ketersediaan beras nasional. Sebab, hingga saat ini Badan Urusan Logistik (Bulog) baru berhasil menyerap sekira 700 ribu ton beras dalam negeri, dibandingkan dengan angka minimal cadangan beras nasional, yakni dua juta ton.

Direktur Utama Bulog, Lenny Sugihat menilai kebijakan importasi beras tidak bisa dipastikan terjadi menjelang Ramadhan atau sebelum pertengahan bulan Juni tahun ini. Sebab, kata Lenny, kepastian impor mesti menunggu usainya masa panen raya, yang berlangsung pada Juni-Juli 2015.

"Presiden kan mengatakan, nanti kita lihat, harus kita hitung apakah perlu atau tidak impor. Tentu //kan// harus menunggu selesai panen dulu, baru dihitung," ujar Lenny Sugihat saat dihubungi Republika, Ahad (10/5).

Lenny mengaku, Bulog tidak ada kendala dalam melakukan penyerapan lantaran Bulog selalu ada di mana pun panen berlangsung. Menurut Lenny lagi, Bulog tidak merasa tersaingi dengan pihak-pihak swasta dalam menyerap produksi petani dalam negeri.

"Kan penyerapan tidak hanya (dilakukan) Bulog. Masyarakat, pedagang, konsumen (juga melakukan penyerapan)," kata dia.

Maka untuk menjaga stabilitas harga beras dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya, lanjut Lenny, Bulog siap mengadakan operasi pasar (OP). Lenny tidak menyebut alternatif lain untuk mengantisipasi naiknya konsumsi masyarakat menjelang dan selama bulan Ramadhan.

"Kalau sekarang kan kita konsentrasinya lagi (tentang) panen. Ya kalau diperlukan OP, ya kita siap melakukan OP. Itu kan tinggal menunggu instruksi saja," tandasnya.

http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/05/10/no4bbb-bulog-impor-beras-harus-tunggu-panen-raya-selesai

Jokowi Instruksikan Bulog Atasi Harga Beras

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk dapat mengatasi harga yang beras yang fluktuatif.

"Saya sudah perintahkan Bulog untuk diselesaikan, sehingga harga lebih baik dan petani semangat," tegas Jokowi, saat meresmikan penen raya di Wapeko, Merauke, Minggu (10/5/2015).

Sebelumnya, Menko Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pemerintah akan mengambil langkah untuk membuka keran impor dalam memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Langkah ini, tambah Sofyan, diambil karena Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak menyerap stok beras secara maksimal.

Namun demikian, Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Lely Pelitasari Subekti mengatakan, Bulog belum mendapatkan penugasan secara resmi untuk impor beras.

"Dalam Inpres (Instruksi Presiden) penugasannya yang melakukan impor adalah Bulog. Tapi dalam pelaksanaannya Bulog harus dapat perintah resmi dari Menteri Perdagangan. Surat itu yang jadi landasan untuk lakukan impor," kata Lely.


http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/10/124412/jokowi-instruksikan-bulog-atasi-harga-beras

Mengenal Batu Permata OBSIDIAN…!!!

OBSIDIAN adalah kaca vulkanik alami terbentuk sebagai batuan beku ekstrusif. Hal ini dihasilkan ketika felsic lava dikeluarkan dari gunung berapi dingin dengan cepat dengan pertumbuhan kristal minimum. 

Obsidian umumnya ditemukan dalam margin lava mengalir rhyolitic dikenal sebagai arus obsidian, di mana komposisi kimia (kandungan silika tinggi) menginduksi viskositas tinggi dan derajat polimerisasi lava.

Penghambatan difusi atom melalui lava sangat kental dan dipolimerisasi ini menjelaskan kurangnya pertumbuhan kristal. Obsidian keras dan rapuh, sehingga patah tulang dengan tepi yang sangat tajam, yang telah digunakan di masa lalu dalam memotong dan menusuk alat, dan telah digunakan secara eksperimental sebagai pisau bedah bedah. Sementara itu informasi lain yang lebih mudah difahami adalah sebagai berikut : 

Batu Obsidian, batu ini terbentuk dari magma vulkanik dari letusan gunung merapi yang masuk ke dalam celah tanah dan mengeras. Ada juga yang menyebut Batu ini dengan istilah Magma Glass, memang merujuk pada tingkat kekerasannya yang hanya 5 s/d 5,5 pada skala Mohs, batu ini layak disebut sebagai kaca alami.

Batu Obsidian bukanlah mineral murni, tapi mirip mineral, karena sebagai mineral gelasnya tidak kristal , di samping itu , komposisi terlalu rumit untuk terdiri dari mineral tunggal . Hal ini kadang- kadang diklasifikasikan sebagai mineraloid. Obsidian sebagian besar terdiri dari SiO2 ( silikon dioksida ) , biasanya 70 % atau lebih . Batu Obsidian, terdiri dari beberapa warna, diantaranya hitam, merah, biru, hijau. Di indonesia sendiri batu Green Obsidian sering di sebut dengan Zamrud Kalimantan dan Batu Blue Obsidian sering di sebut sebagai King Sapphire kalimantan.

Jenis Batu Permata Yang Tidak Asli Asli kah Batu Yang Anda Miliki ,,,,,,, ??
Pembuatan batu-batu yang tidak asli sebenarnya sudah dimulai sejak jaman dulu/ kuno seiring dengan merebaknya kegemaran terhadap batu permata / batu mulia itu sendiri yang dimanfaatkan oleh orang yang bersifat aji mumpung untuk memanfaatkan pasar batu permata yang pasarnya masih terbuka lebar, hal ini mungkin bisa dikatakan syah saja apabila orang yang menjual tersebut mengatakan batu tersebut sesuai dengan aslinya. menurut perkataan ahli batu yang tidak asli itu ada 4 macam :

1. Batu masakan
Sesuai dengan namanya “batu masakan” berarti batu ini dimasak supaya lebih yahud / lebih bagus tampilannya sehingga layak untuk dijual. Cara memasak batu adalah berbeda-beda menurut jenis batu dan kokinya. Bahasa lebih kerennya batu ini di treathment seperti batu safir agar lebih biru maka batu ini dimasak dengan cara dioven dengan suhu tertentu dan di tambahkan unsur kimia tertentu ( yang akan bahas pada tulisan yang lain ) maka akan menjadi lebih biru menyala dan bisa menjadi king safir masakan. Secara tradisional yaitu yang dilakukan perajin batu permata india mereka biasa membakar dengan panas dan waktu tertentu batu kalsedon warna putih kekuningan untuk merubahnya menjadi berwarna coklat kemerahan yang sering kita dengar disini menjadi batu akik yahman darah. Biduri sepah warna coklat menjadi merah keunguan. Sedangkan orang thailand biasa merubah batu safir putih agak kekuningan ( silky-milky-sapph ire) menjadi kebiru-biruan. Sedang di amerika lain lgi disitu terdapat batu pyrus yang keropos, maka dimasaklah batu murahan tadi dengan larutan fiberglass sehingga menjadi batu stabilized turquoise dan dijamin tahan bantingan. Diindonesia juga banyak mencampur dan membakar batu yang warnanya kurang bagus menjadi lebih menarik. Sehingga batu masakan ini adalah batu asli ( alami) tapi palsu/ batu non alami-masakan.

2. Batu rekaan
Batu jenis ini adalah batu alami yang kemudian direkyasa oleh perajin dengan cara menambalnya untuk memperoleh efek yang diinginkan Sebagai contoh adalah batu zamrud asli yang berwarna pucat hijaunya oleh mereka ditambal bagian belakangnya dengan batu sintetis hijau tua. maka simsalabim jadilah batu zamrus siberia yang terkenal dengan harganya yang mahal. Batu safir star yang berwarna putih juga bisa ditambal dengan batu sintetis warna merah atau biru sehingga menjadi blue safir star atau ruby star. ya kalau sudah dipasang di cincin emas pastilah batu tersebut tidak terlihat dan tak kalah menarik dengan yang asli. Orang australia menambal batu opal mereka yang tipis-tipis dengan batuan sejenis quartz sehingga lebih menarik. dan rekayasa produk ini dinamakan opaldoublet/ triplet 

3. Batu Tiruan
Namanya saja sudah tiruan, dipasar orang sering menyebut batu ini dengan imitasi/ palsu karena memang benar 100% palsu, kenapa dibilang palsu karena di test secara apapun mulai dari kekerasan sampai dengan bahan kimia/ struktur mineralnya bukan sama dengan aslinya misalnya ruby dengan Al2O3- nya maka deganti dengan beling/ porselen. Pedagang dengan tenangnya membohongi pembeli dengan menyebut ini biduri sepah,ini blue safir, akan tetapi yang dijual hanyalah sebuah kaca/beling biasa. Dan Kalaupun hal itu dijual dengan produk kerajinan sih ndak apa-apa. akan tetapi seringnya mereka berbohong soal itu. 

4. Batu Sintetis
Batu sintetis adalah bukan batu yang diproses dengan mesin, pemrosesannya mengambil bahan kimia mineral dari batu aslinya. misalnya batu intan/diamond dengan struktur kimianya C atau karbon, biasanya dengan mesin yang mempunyai suhu 1500 degree celcius dan tekanan 10000 atm dan dengan waktu tertentu maka jadilah sebuah diamond dengan kekerasan 10 scala mohs, structur komia akan sama yaitu C dan berat jenisnya pun sama yang membedakannya adalah seratnya ( ciri visualnya) dengan memakai kaca pembesar minimal 10 tergantung dengan ukuran batunya. apabila alami seratnya cenderung melengkung dan kemulusannya agak kurang sedangkan batu sintetis garis seratnya cenderung lurus-lurus dan tingkat kejernihannya nyaris tanpa cacat. sebagai contoh adalah american star, adalah ingin meniru ruby yang asli akan tetapi apabila disandingkan maka starnya akan berbeda.

http://permatanatural.com/blog/mengenal-batu-permata-obsidian/

Kamis, 07 Mei 2015

Bulog Serap Beras Bersaing Dengan Tengkulak

Bulog Banyumas melakukanpengamanan untuk stok beras pada bulan puasa maupun Lebaran. Upaya itudilakukan dengan membeli langsung dari petani dengan cara mendatangimasing-masing petani. Hal tersebut dilakukan agar pihak Bulog tidak didahului oleh para tengkulak yang siap memborong beras.

Hal tersebut seperti yangdisampaikan oleh Humas Bulog Banyumas, M Priyono kepada wartawan, Selasa (6/5)kemarin. Ia mengakui jika saat ini pihaknya harus bersaing dengantengkulak-tengkulak yang siap memborong. 

"Satgas UnitPengelola Gabah Beras (UPGB) kami langsung jemput bola ke petani, pengepul, danpenggilingan. Mereka terjun ke lapangan langsung untuk bersaing dengan paratengkulak yang sudah mulai membeli untuk stok menjelang puasa maupunlebaran," katanya.

Per harinya, dari programjemput bola oleh Satgas Bulog, setiap harinya pihak Bulog dapat menyerap700-800 ton beras. 

"Hingga hari inijumlah penyerapan mencapai 9.750 ton beras, dan kami akan terus melakukanpenyerapan secara besar-besaran hingga nanti mampu mencapai target 62 ributon," kata dia.

Masih menurut Priyono untuk stok penyerapan stok raskin pada tahun 2014 hanya mampu memenuhikebutuhan masyarakat hingga bulan Juni mendatang. 

"Untuk Juli dan berikutnya, pelayanan raskin akan bergantung pada penyerapan tahun 2015, yakni dengan beras baru hasil dari pengadaan tahun 2015," kata dia.

Terlebih lagi, saat iniberas sudah mengalami kenaikan, walaupun jumlahnya belum segnifikan, sekitar Rp100 dari harga sebelumnya Rp 6.900 menjadi Rp 7.000 per kilogramnya untuk jenisIR 64. 

"Kenaikan tersebutdiakibatkan area panen yang mulai sedikit, sehingga harga juga terdongkrak.Oleh karena itu, kami terus ke lapangan untuk mencari beras agar dapat diserapoleh Bulog," katanya.

Untuk menampung beras,Priyono mengatakan, Bulog Banyumas telah menyiapkan dua gudang khusus diKalikabong, Purbalingga. 

"Nantinya berastersebut bakal diolah kembali oleh empat UPGB untuk memenuhi persyaratan masukke Gudang Bulog. Bahkan, untuk mempercepat, mereka (UPGB, red), bekerja selama24 jam tanpa henti," katanya.

http://satelitnews.co/berita-bulog-bersaing-serap-beras-dengan-tengkulak-.html



Jelang puasa dan Lebaran, Mendag siap buka keran impor beras

Pemerintah mengisyaratkan bakal membuka keran impor beras dalam waktu dekat. Ini demi menstabilkan harga komoditas primer tersebut.

"(Impor) menjelang puasa dan lebaran supaya ada stabilitas harga," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel usai rapat tertutup dengan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, Jakarta, Kamis (7/5).

Untuk itu, pihaknya masih akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Pertanian dan Bulog.

"Tapi Kemendag sudah siap untuk mengeluarkan izin impor kepada Bulog," jelas Gobel.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku malu kebutuhan pangan Indonesia masih tergantung negara lain. Saat Asean Summit, Presiden Myanmar Thein Sein sempat bertanya pada Jokowi terkait kemungkinan Indonesia kembali mengimpor beras.

"Saya malu banget ditanya 'Presiden Jokowi, kapan beli beras saya lagi?' Dalam hati saya bilang, tunggu saja nanti, kita ekspor beras baru tahu rasa," ujarnya.

Jokowi yakin dalam tiga tahun Indonesia bisa swasembada pangan.

"Bulog harus siap-siap menampung, jangan sampai begitu membludak, harga jadi jatuh, kasihan petaninya."

http://www.merdeka.com/uang/jelang-puasa-dan-lebaran-mendag-siap-buka-keran-impor-beras.html

Bulog Tak Sanggup Pasok Beras, RI Buka Keran Impor

Pemerintah akan mengambil kebijakan impor beras apabila Perum Bulog tak mampu memasok beras sesuai kebutuhan. Keputusan tersebut baru akan diumumkan pada Juli 2015.

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. "Nanti kita akan lihat produksi dan pengumpulan Bulog. Kalau Bulog tidak mampu mengumpulkan cukup beras, kita harus impor," tegas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Impor, kata Sofyan, terpaksa dilakukan demi menjaga stok beras nasional. Apalagi Juni ini sudah masuk puasa dan Lebaran di Juli 2015, sehingga momen-momen tersebut akan meningkatkan permintaan beras.
"Kita harus impor untuk kepentingan stok nasional dan supaya jangan sampai harga beras tinggi sampai tingkat konsumen. Tapi keputusannya Juli ini," tegasnya.

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, opsi untuk melakukan impor beras selalu terbuka sebagai antisipasi dari menurunnya produksi beras di dalam negeri akibat kondisi alam seperti cuaca.
"Ya peluanglah, bisa saja keadaan cuaca jelek, kemarau, ya mesti diisi untuk memenuhi kebutuhan nasional," ujar JK.

Meski demikian, JK meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan kecukupan beras nasional. Pasalnya masih ada panen yang bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Ya di mana-mana banyak juga yang berhasil (panen), karena hujan lebih lama maka panennya di waktu hujan, itu kualitas padi agak menurun," lanjutnya.

http://bisnis.liputan6.com/read/2228016/bulog-tak-sanggup-pasok-beras-ri-buka-keran-impor

PAKAR IPB: Rencana Jokowi Kembalikan Peran Buffer Stock Bulog Sulit Dilakukan

Rencana Presiden Joko Widodo untuk mengubah Perum Bulog kembali menjadi buffer stock bahan pokok seperti pada di masa lalu akan sulit dilakukan jika lembaga tersebut masih berbentuk perseroan terbatas (PT).

Pengamat pertanian IPB Hermanto Siregar mengatakan, peran Bulog sebagai buffer stock akan bisa dilakukan jika Bulog ditransformasi dari PT menjadi lembaga pemerintah non kementerian (LPMK).

“Bulog itu dulu lembaga non departemen kementerian, oleh IMF waktu krismon disuruh ubah menjadi PT. Sekarang sudah terbukti, PT itu nggak bisa, karena di satu sisi harus memaksimalkan keuntungan atau meminimumkan biaya, di sisi lain melakukan public  service obligation (PSO)," kata Hermanto.

Dengan dua tujuan yang bertentangan tersebut maka Bulog tidak bisa melaksakan tugas secara maksimal.
Adapun peran Bulog sebagai stabilisator harga beras dinilai sangat vital, terutama menjelang puasa dan lebaran di mana permintaan untuk bahan kebutuhan pokok, khususnya beras meningkat tajam.

“Bulog itu harus all out dalam pengadaan. Sekarang kan panen, mereka harus serap sebanyak mungkin untuk menjamin ketersediaan stok. Ketika menjelang bulan puasa dia harus melakukan operasi pasar saat harga mulai naik,” kata Hermanto.

Pada pelaksanaannya, Bulog kesulitan melakukan pengadaan karena harga pembelian pemerintah untuk gabah maupun beras kalah bersaing dengan harga pedagang. Kendati demikian, menurutnya hal tersebut sangat wajar terjadi karena HPP gabah/beras hanya menjadi harga rujukan dan memang Bulog tidak diperbolehkan membeli beras di atas HPP.

“Nanti tidak masalah mereka (para pedagang) membeli di atas harga HPP, tetapi asalkan berasnya itu tidak ditimbun, Peran pengawasan pemerintah sangat penting, tetapi juga perlu disertai penindakan tegas jika ada penimbunan.”

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah akan melakukan pembenahan kelembagaan Perum Bulog sebagai langkah jangka menengah dalam pengendalian harga pangan.  Dalam jangka pendek, kapasitas Bulog akan dinaikkan, sedangkan dalam jangka menengah peran lembaga itu akan dikembalikan sebagai buffer stock bahan pokok seperti di masa lalu.

http://industri.bisnis.com/read/20150507/99/430771/pakar-ipb-rencana-jokowi-kembalikan-peran-buffer-stock-bulog-sulit-dilakukan

Menteri Rini: Perum Bulog Tidak Dibubarkan!

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan, Perum Bulog tidak akan dibubarkan walaupun kinerja BUMN yang mengelola, menstabilkan dan mendistribusikan beras miskin ini disorot banyak pihak.

Wacana pembubaran ini pernah disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mewacanakan untuk membubarkan Perum Bulog, lantaran kinerja Bulog yang dinilai gagal menstabilkan harga dan pendistribusian beras miskin.

"Kita lihat fungsinya Bulog, yang persiapkan Bulog adalah beras untuk rakyat miskin, dengan harga yang rendah dapat dibeli rakyat miskin. Bahwa Bulog dapat beli beras stok nasional. Kalau mereka belum baik, kita perbaiki. Tidak boleh dibubarkan," tegas Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Rini menjelaskan, jika Perum Bulog dibubarkan, nantinya yang semakin kesulitan adalah masyarakat karena tidak ada lembaga untuk mengakses beras miskin. Terlebih lagi, pemerintah harus membentuk badan seperti Perum Bulog.

"Kalau dibubarkan, adakah badan lain seperti Perum Bulog? Kalau misalnya dibubarkan itu harus ada alternatif institusi baru sehingga masyarakat tidak terbebani dengan beras miskin. Itu yang harus dikaji lagi ya," tukasnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mewacanakan pembubaran Badan Urusan Logistik (Bulog). Perusahaan BUMN ini dinilai tidak mampu menyelesaikan berbagai permasalahan terkait dengan pengelolaan beras.

"Kalau menangani urusan kecil seperti mengurus beras dan membeli beras hasil panen dari petani saja tidak bisa, ya dibubarkan saja," kata Mendagri Tjahjo Kumolo.

http://economy.okezone.com/read/2015/05/07/320/1146231/menteri-rini-perum-bulog-tidak-dibubarkan