Kamis, 16 Februari 2017

Peran Bulog Dalam Usaha Pengendalian Harga Pangan

Pendahahuluan


1. Peran Bulog adalah menjaga tiga pilar ketahanan pangan melalui persediaan yang cukup, akses dan harga beras yang terjangkau oleh masyarakat dan melakukan stabilisasi harga. Pilar ketersediaan, Bulog bertanggung jawab untuk menyerap/memperoleh stok melalui Pengadaan gabah/beras DN dalam jumlah yang cukup untuk kepentingan penyaluran rastra, golongan anggaran dan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk kepentingan darurat dan operasi pasar. Kita harus menjaga ketersediaan stok pada kisaran aman /MSR (Minimum Stock Requarement) untuk kebutuhan minimal 3 bulan.

Pada pilar keterjangakauan Bulog mendistribusikan beras secara merata diseluruh wilayah tanah air melalui movement nasional maupun movement regional, sehingga beras bisa diakses oleh seluruh masyarakat dengan harga yang terjangkau.

Kemudian pilar stabilitas, Bulog wajib menjaga harga beras pada kisaran harga yang stabil dengan melakukan penyerapan pada saat panen raya untuk menjaga harga gabah/beras tidak jatuh dibawah HPP dan melakukan intervensi pasar melalui Operasi Pasar pada saat musim paceklik atau pada saat harga tinggi.

2. Bulog itu adalah sebagai operator bukan sebagai regulator. Inpres beras adalah produk regulator yang harus dilaksanakan oleh BULOG. Harga Inpres adalah harga acuan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan tujuan untuk melindungi petani agar petani pada saat panen raya dapat menjual/memperoleh harga minimal sesuai HPP, sehingga dalam menjalankan usahanya petani masih memperoleh keuntungan yang wajar. Apabila harga di pasar lebih tinggi dari HPP silakan petani untuk menjual ke pasar dan tidak ada kewajiban mereka untuk menjual ke BULOG. Biarkanlah petani menikmati harga yang bagus. Namun apabila pada saat panen raya harga gabah turun/jatuh sama dengan atau dibawah HPP merupakan kewajiban BULOG untuk menyerap hasil panen petani, sehingga petani terlindungi. Silakan petani menjual gabah/berasnya ke BULOG. Jadi HPP itu sesungguhnya merupakan instrumen perlindungan harga.

3. Cita-cita swasembada itu adalah impian, harapan, cita-cita dan komitmen kita bersama, karena adalah amanah UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan untuk mencapai kedaulatan pangan dan kemandirian pangan. Namun demikian ini tugas yang kompleks yang memerlukan sinergi dari hulu sampai dengan hilir. Disitu ada tugas PU untuk urusan irigasinya, ada tugas Deptan untuk produksinya, ada tugas PT Pupuk, ada Tugas Pertani untuk bibitnya dan sebagainya. BULOG di hilirnya fungsi utamanya adalah menjaga ketahanan pangan, yaitu bagaimana harus menyediakan beras dalam jumlah yang cukup, akses dan harga yang terjangkau dan harganya stabil sepanjang tahun.
Saat ini tantangan untuk menjaga ketahanan pangan khususnya ketersediaan itu kedepan semakin berat, karena kita menghadapi jumlah penduduk semakin bertambah, laju konversi sumber produksi pangan yang tidak terkendali untuk berbagai kepentingan, sementara tidak mudah untuk mendapatkan sumber atau lahan pengganti, kemudian juga tantangan perubahan iklim.
Pemerintah sudah cukup berbuat untuk menggenjot produksi melalui gerakan masif dan upaya khusus pencapaian swasembada padi. Upaya-upaya ini harus terus didorong dan dilakukan secara konsisten diiringi dengan pembenahan data supaya kita mendapatkan gambaran yang akurat, sehingga dapat diambil kebijakan yang lebih tepat sasaran.



Kinerja BULOG tahun 2016 dan rencana 2017


1. Pergerakan harga beras tahun 2016 relatif stabil dibanding tahun 2015 yang sempat mengalami kenaikan hingga 30 % diawal 2015. Stabilitas ini ditunjang oleh upaya Perum BULOG yang berhasil :

a. Melaksanakan kegiatan penyerapan gabah/beras oleh Perum BULOG sampai dengan akhir tahun 2016 mencapai 2.9 juta ton dari target 3.2 juta ton atau 92,54 % dari target RKAP tahun 2016. Hal ini berarti ada peningkatan dibanding tahun 2015 yang mencapai 2.6 juta ton dari target 3.2 juta ton atau 81,2 %.

b. Melaksanakan OP-CBP dan Pasmur di awal tahun 2016 dan mulai lagi bulan Mei 2016 (menjelang puasa dan lebaran) berhasil meredam kenaikan harga. Perkembangan harga yang melandai/cenderung stabil dari pertengahan sampai dengan akhir tahun.

2. Untuk membantu penyediaan pangan bagi masyarakat yang kurang mampu, maka Perum BULOG melakukan penyediaan dan pendistribusian beras kepada golongan masyarakat tertentu dalam bentuk program RASKIN/RASTRA. Pada tahun 2015, dengan Rumah Tangga Sasaran (RTS) – Penerima Manfaat (PM) sebanyak 15.530.897 dan pagu alokasi raskin/rastra sebesar 3.261.448 kg, terealisir sebesar 98,18% atau 3.202.022 ton. Pada tahun 2016 ini, dengan target RTS-PM yang sama seperti tahun 2015, realisasi sampai dengan akhir 2016 telah mencapai 2.782.326 ton atau 99,53%, kinerja penyaluran tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

3. Untuk kegiatan pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun 2016 sejumlah 329.420 ton telah tersalurkan untuk bantuan bencana dan pengendalian harga beras sebanyak 311.764 ton atau tersalur sebanyak 94, 6 %. Manfaat CBP sangat dirasakan ketika terjadi keadaan darurat/bencana dan atau gejolak harga beras di tingkat konsumen. Dengan tersedianya CBP dalam jumlah cukup, maka bantuan kegiatan stabilisasi harga beras melalui kegiatan operasi pasar beras dapat dilakukan secara besar-besaran. Keinginan Presiden Bapak Joko Widodo agar harga beras yang banyak dikonsumsi masyarakat secara nasional harganya dibawah Rp8.000/kg, sesuai catatan BPS bulan Desember 2016, harga beras terendah dipasaran dikisaran Rp7.746/kg. Hal ini salah satunya adalah andil dari kinerja BULOG dalam melakukan kegiatan operasi pasar beras secara besar-besaran terutama di daerah konsumsi, sehingga angka inflasi di tahun 2016 relatif terkendali.

4. Selanjutnya untuk kinerja keuangan Perum BULOG pada akhir Desember 2016 anaudited memperoleh laba sebelum pajak (EBT) sebesar Rp 841,67 Miliar atau 115,67 % dari target RKAP sebesar Rp 727,67 Miliar.

5. Tahun 2017 untuk lebih memperkuat peran BULOG dalam rangka menjaga ketahanan pangan pada akhir tahun 2016, Perum BULOG mendapatkan dana PMN dari Pemerintah sebesar Rp2 triliun yang akan digunakan untuk investasi pengembangan infrastruktur pasca panen komoditas beras, jagung dan kedelai. Perihal mengenai rencana investasi penyertaan modal negara (PMN) Rp 2 Triliun dapat kami sampaikan rencana sesuai RKAP 2017 yaitu :
a. Pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) terintegrasi dengan kapasitas serapan 1 juta ton setara Gabah Kering Panen (GKP) per tahun di sentra produksi padi, yang menggunakan teknologi pengeringan dan penggilingan modern dengan membangun 22 Drying Centre, 17 Milling dan 80 SILO, untuk menurunkan susut pasca panen, meningkatkan kuantitas serapan gabah dan meningkatkan kualitas hasil panen gabah;
b. Pembangunan mesin Rice to Rice dengan kuantum pengadaan beras sebesar 250.000 ton beras/tahun untuk processing beras sesuai kualitas yang diinginkan dan reprocessing beras dalam rangka menjaga mutu dan kualitas beras.
c. Pembangunan 11 unit Drying Centre dan 64 unit SILO Jagung dengan total kapasitas SILO 192.000 ton.
d. Pembangunan gudang penyimpanan kedelai sebanyak 13 unit gudang dengan total kapasitas gudang 45.000 ton di sentra-sentra produksi.
Saat ini pembangunan infrastruktur langsung dikendalikan oleh Tim Infrastruktur.
Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian Bapak dan Ibu kami mengucapkan terima kasih.


Jakarta, 31 Januari 2017
Direksi Perum BULOG

http://www.bulog.co.id/pers/37/6018/13/1/2017/Peran-Bulog-Dalam-Usaha-Pengendalian-Harga-Pangan.html