Panjangnya rantai pasokan adalah salah satu masalah yang membuat harga
berbagai komoditas pangan di Indonesia relatif mahal dan tidak stabil.
Banyak tengkulak, perantara, dan pedagang besar yang terlibat dalam
rantai distribusi.
Perum Bulog mencoba mengurai masalah tersebut dengan membuat
gerai-gerai Rumah Pangan Kita alias ‘Bulog Mini’. Direktur Utama Perum
Bulog, Djarot Kusumayakti, bercita-cita membuat Bulog Mini hingga
tingkat RT/RW.
Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan pangan yang harganya lebih
terjangkau. Rumah Pangan bisa menjual barang dengan harga murah karena
Bulog membeli langsung dari Petani, lalu mendistribusikannya ke Rumah
Pangan tanpa perantara.
“Kita mencoba memperpendek distribusi dengan membangun rumah pangan.
Kami ingin bangun di rumah-rumah, tiap RT/RW ada untuk memperpendek
titik distribusi. Kalau itu jalan akan menyebabkan harga lebih ter-manage dan kualitas terkontrol,” kata Djarot, saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Di Rumah Pangan Kita, masyarakat bisa mendapatkan bahan pangan pokok
seperti beras, gula, bawang, dan sebagainya yang selalu tersedia dengan
harga terjangkau. “Yang dijual adalah pangan yang mempengaruhi hajat
hidup orang banyak dan sering bergejolak seperti beras, gula, bawang,
minyak,” Djarot menjelaskan.
Saat ini, Bulog telah membuat 500 gerai Rumah Pangan Kita, paling
banyak di kawasan Jabodetabek. “Sekarang sudah di atas 500 unit, paling
banyak di Jabodetabek. Di beberapa tempat lain seperti di Yogyakarta
mulai menggeliat, banyak yang mau kerja sama,” ucapnya.
Dengan semakin banyaknya gerai Rumah Pangan Kita, Bulog perlu
menyiapkan sistem yang menjamin stok pangan selalu ada dan harganya
terjangkau di setiap gerai.
“Sekarang kita siapkan sistem yang bisa mengontrol real time, jangan sampai barang nggak ada, jangan sampai barang dijual lebih mahal dari yang ditentukan,” pungkasnya.
https://tabunganinternet.com/keuangan/potong-rantai-pasokan-pangan-bulog-mini-dibuat-sampai-rtrw.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar