Masjid Al Hijrah Subdivre Banyumas
Ancaman Bagi Al-Muthaffifiin (1-6)
Allah memulai surat dengan suatu
ancaman bagi orang–orang yang curang dalam timbangan (al-muthaffifin)
dengan kalimat “wail” artinya celakalah, suatu indikasi bahwa mereka akan
mendapatkan azab yang pedih . Siapakah al-muthaffifin dan mengapa
diancam demikian? Mereka adalah orang-orang yang jika menerima takaran mereka
minta ditambah dan jika mereka menimbang atau menakar mereka mengurangi.
Merekalah orang-orang yang curang dalam jual beli, mereka tidak beriman dengan
adanya hari kiamat, hari kebangkitan, hari yang sangat besar, hari
pertanggungjawaban atas apa yang diperbuat.
Tempat Catatan Bagi Orang-orang
Kafir (7-17)
Kemudian Allah menjelaskan bahwa
catatan perbuatan orang-orang durhaka terdapat dalam daftar keburukan dan di
simpan dalam buku khusus bernama “sijjin” (kumpulan buku-buku para
syetan dan orang-orang kafir). Mereka itulah yang mendustakan para rasul dan
risalahnya. Sifat-sifat mereka ada tiga: a). mu’tad (melampaui batas dan
selalu melanggar huku-hukum Allah). b). astim (bergelimang dosa, dengan
menkonsumsi barang haram, berbicara bohong, mengkhianati amanah, dan lain
sebagainya. c). Jika dibacakan Al-Qur’an, mereka mengatakan bahwa itu hanya
dongeng orang-orang terdahulu, itu bukan wahyu dari Allah SWT.
Pada ayat berikutnya Allah lalu
menjelaskan sebab-sebab mengapa mereka mengejek Al-Qur’an di antaranya,
banyaknya dosa yang telah menutup hati mereka dari keimanan kepada Al-Qur’an
sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran dan kebaikan. Karenanya mereka
jauh dari rahmat Allah sehingga mereka kelak dilemparkan ke dalam api neraka
yang paling bawah. Dan dikatakan kepada mereka, “inilah azab yang dahulu
selalu kamu dustakan“.
Tempat Catatan Bagi Orang-orang
Beriman (18-24)
Allah menceritakan bahwa buku
perbuatan orang-orang beriman berada di tempat paling tinggi, dikumpulkan dalam
tempat khusus bernama ‘illiyyiin. Setiap catatan disaksikan oleh para
malaikat yang sangat dekat kepada Allah. Adapun gambaran kenikmatan yang
dicapai mereka yang beruntung ini Allah sebutkan pada ayat-ayat berikutnya: a).
Mereka berada dalam kenikmatan yang luar biasa, tidak pernah mereka alami
sebelumnya. Keindahan dipan-dipan yang mereka tempati dan seluruh interior kamarnya
di surga benar-benar tak terhingga, tak terlukis dengan kata-kata. b). Wajah
mereka berseri-seri, putih bersinar. c). Minuman mereka khamar yang tidak
memabukkan, cirinya ada empat: (1) makhutum, tempatnya dilak atau
distempel khusus, sebagai tanda kemulyaan. (2) khitaamuhu misk artinya
setelah minum terasa mencium semerbak wangi kesturi. (3) Minuman itu menjadi
rebutan para penghuni surga. (4) Campurannya khamar murni dari tasnim
(minuman kebanggaan ahli surga).
Ejekan Allah Terhadap Orang-orang
Kafir (29-32)
Allah menceritakan ejekan
orang-orang kafir – seperti; al Walid bin Mughirah, ‘Ubah bin Abi Mu’ith,
al-’Ash bin Wail, al-Aswad bin ‘abd Yaghut, al-’Ash bin Hisyam, Abu Jahal dan
an-Nadhr bin al-Harist- kepada orang-orang beriman – seperti; ‘Ammar, Khabbab,
Shuhaib dan Bilal – selama di dunia: (a) Mereka suka menertawakan orang-orang
beriman. (b) Bila melihat orang-orang beriman, mereka suka mengedip-ngedipkan
matanya dengan nada mengejek sambil berkata: “lihatlah mereka mencapekkan diri
dan menjauhkan kenikmatan duniawi hanya sekedar mencari pahala!” (c) Bila
berkumpul dengan kawan-kawan mereka menampakkan kegembiraan. (d) Selalu
menyebut bahwa orang-orang beriman itu adalah orang-orang sesat.
Hiburan Allah Bagi Orang-orang
Beriman (33-36)
Di akhir surat ini Allah
menggambarkan hiburan bagi mereka yang beriman, kelak di surga: Pertama,
bahwa perbuatan mereka itu ternyata tidak dibiarkan berlalu begitu saja.
Melainkan dicatat secara ketat oleh para malaikat yang mengawasi. Dan semuanya
akan mendapatkan balasan yang setimpal. Kedua, Allah berkata
kepada penghuni surga: perhatikan, sekarang kalian berada di atas dipan-dipan
yang indah sambil menertawakan mereka menderita dalam neraka, dulu mereka telah
menertawakan kalian selama di dunia. Ketiga, Allah bertanya
kepada penghuni surga: sudahkah kamu saksikan bahwa orang-orang kafir
benar-benar menerima akibat perbuatannya yang keji dan kejam selama di dunia?
Suatu pernyataan yang merendahkan derajat mereka dan memulyakan penghuni surga.
Itulah ganjaran yang pantas diterima oleh orang-orang kafir dan orang-orang
melampui batas dalam berbuat dosa. Wallahu a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar