Jumat, 05 Februari 2016

Pasar Respons Penjualan Bulog

Meski penjualan jagung impor murah oleh Perum Bulog kepada peternak ayam dan produsen pakan ternak skala UMKM masih berskala kecil, harga jagung di pasar turun Rp 1.000-Rp 1.500 per kilogram. Seiring penurunan harga jagung itu, harga ayam dan telor ayam ras turun lebih drastis.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Singgih Januratmoko, Kamis (4/2), di Jakarta, harga jagung di Jawa Tengah sudah mendekati Rp 5.000 per kg. Harga di Jawa Timur masih sedikit lebih tinggi, rata-rata Rp 5.500 per kg.

"Akhir Februari nanti, harga jagung diyakini akan menyentuh Rp 4.000 per kg karena panen sudah mulai ada," kata Singgih.

Meski harga jagung mulai turun, tingkat harga itu belum sampai pada kondisi ideal, yakni Rp 3.000-Rp 3.500 per kg. Karena itu, peternak meminta Bulog untuk segera merealisasikan penjualan jagung impor murah secara serentak di sejumlah daerah. "Masih ada penyesuaian administratif, tetapi harus segera disalurkan. Apalagi harga ayam juga turun drastis," ujar Singgih.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak Sudirman mengatakan, dampak psikologis rencana penjualan jagung murah oleh Bulog memang sudah terasa. Efek ini akan semakin kuat apabila jagung impor sudah mulai digelontorkan ke pasar. Pasokan jagung impor ke perusahaan pakan ternak juga mulai dirasakan.

Selain itu, panen jagung juga segera dimulai. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, puncak panen raya jagung akan terjadi Februari 2016.

Menurut Ketua Dewan Pembina Pinsar Indonesia Hartono, harga ayam hidup tingkat peternak di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi turun Rp 5.000-Rp 6.500 per kg timbang hidup dalam dua pekan terakhir. Harga turun dari Rp 23.000 menjadi Rp 16.500-Rp 18.000 per kg timbang hidup. Harga ini di bawah harga pokok produksi Rp 19.000 per kg timbang hidup.

http://print.kompas.com/baca/2016/02/05/Pasar-Respons-Penjualan-Bulog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar