MUSIM PANEN BERGESER, RANTAI DISTRIBUSI PANJANG
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan peringatan kepada pemerintah jika harga beras tahun ini akan terus merangkak naik. Sebab, musim panen yang akan bergeser dan panjang rantai distribusinya. Pemerintah diminta mengantisipasi supaya tidak bergejolak.Kepala BPS Suryamin mengatakan, sejak awal tahun harga beras trennya sedang naik. Kenaikan dialami oleh semua jenis beras premium, medium dan kualitas rendah. Kenaikan harga beras ini menyumbang inflasi Januari yang tembus 0,51 persen.
"Ini bahan pemerintah untuk jadi perhatian akan naik lagi kalau tidak ditekan dari distribusi dan pasokan," kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, kemarin.
Berdasarkan data BPS, kata dia, sepanjang Januari, harga beras premium mencapai Rp 9.723 per kilogram (kg) atau naik 0,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, harga beras kualitas medium mencapai Rp 9.548,24 per kg atau naik 1,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara, harga beras kualitas rendah di Januari 2016 mencapai Rp 9.280,39 per kg atau naik 0,84 persen, dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut dia, kenaikan harga karena pasokannya kurang. Musim tanam juga bergeser dampaknya musim panen juga bergeser.
"Kalau ini tidak dikontrol, maka akan berpengaruh terhadap inflasi bulan berikutnya," katanya.
Selain masalah pasokan, Suryamin mengatakan, kenaikan harga beras juga disebabkan oleh panjangnya rantai distribusinya. BPS mencatat rantai distribusi beras terpanjang terjadi di DKI Jakarta, dan terpendek ada di Sulawesi Utara. "Jakarta yang masih panjang," jelasnya.
Rantai distribusi itu, kata dia, diawali dari penggilingan dan importir yang masuk sampai ke distributor. Kemudian diteruskan ke pedagang pengumpul dan selanjutnya sampai ke sub distributor.
Dari titik tersebut berlanjut ke agen dan sub agen terus ke pedagang grosir. Kemudian dialirkan lagi ke pedagang eceran, baru terakhir sampai ke tangan konsumen, yakni rumah tangga dan kegiatan usaha lainnya. Namun, dari titik agen juga ada yang langsung ke supermarket atau swalayan untuk dijual kepada konsumen. Artinya tidak melewati sub agen dan pedagang grosir.
Dari setiap titik tersebut, kata dia, ada margin yang ditarik. Sehingga tidak mengherankan bila harga yang sampai ke konsumen cukup tinggi dibandingkan pembelian oleh tempat penggilingan dari petani. "Semakin banyak yang dilewati ya semakin banyak marginnya," kata Suryamin.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sarman Simanjorang mengakui, pada Januari mulai terjadi lonjakan harga beras. Namun, lonjakan belum tajam.
Menurut dia, jika kenaikan harga beras ini dianggap sepele oleh pemerintah dampaknya akan sama seperti tahun lalu. Dimana, harga beras melonjak tajam karena pasokan berkurang.
"Ini harus segera dikendalikan," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sarman melihat, kenaikan harga beras sulit dihindari. Sebab, pasokan beras akan berkurang karena mundurnya musim tanam yang berdampak pada mundurnya musim panen. "Ini sangat berbahaya bisa dimainkan oleh para pemain. Karena itu pasokan harus ditambah," tegasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, produk pertanian Indonesia masih minim sentuhan teknologi. Akibatnya, harga produk pangan pokok nasional seperti beras mahal. Dengan perkembangan teknologi diharapkan harga bisa makin murah.
"Teknologi ubah produksi beras dari 2 ton ke 5 ton. Aneh Indonesia, beras makin mahal. Itu karena teknologi kurang," ujar JK.
Presiden Jokowi sebelumnya mengakui, harga pangan Indonesia masih mahal dibandingkan negara-negara lain. Harga pangan, Indonesia berada dalam peringkat yang lebih tinggi dibandingkan negara yang lain seperti Filipina, China, Kamboja, India, Thailand, maupun Vietnam.
Presiden mengingatkan, tingginya harga pangan itu harus disikapi dengan hati-hati. Karena setiap kenaikan harga pangan akan memukul 81 persen jumlah penduduk Indonesia.
"Makanan menyumbang 73 persen garis kemiskinan kita. Ini hati-hati betul," tegasnya.
Apalagi, kata dia, kenaikan harga pangan sudah mencapai 70 persen dari 2011. Karena itu, dia meminta, kenaikan harga harus dicermati dan dikendalikan.
http://www.rmol.co/read/2016/02/02/234357/Siap-siap-Harga-Beras-Bakal-Meroket-Lagi-Nih-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar