Sebanyak 1.240 ton bawang merah yang diangkut dari Bima, Nusa Tenggara
Barat (NTB), ke Jakarta masih tersimpan di Gudang Bulog Kelapa Gading,
Jakarta Utara, sejak Rabu (25/5/2016) lalu.
Kementerian Pertanian
(Kementan) khawatir bawang merah tersebut membusuk karena tidak segera
dibongkar dari truk. Bulog diminta segera mendistribusikan bawang-bawang
itu agar tidak rusak.
Terkait masalah ini, Perum Bulog
menjelaskan bahwa bawang merah itu tidak didiamkan saja, Bulog terus
mendistribusikan bawang merah ke pasar dalam rangka stabilisasi harga
sebagaimana ditugaskan oleh pemerintah.
Namun, bawang merah yang
digelontorkan tidak bisa sekaligus banyak, harus disesuaikan dengan
permintaan pasar. Sebagian bawang merah juga sengaja disimpan untuk stok
Bulog.
"Ada yang untuk stok, distribusinya juga harus kita atur
iramanya, tergantung kemampuan pasar menyerap. Kita distribusikan terus
sampai persiapan lebaran," kata Sekretaris Perusahaan Bulog, Djoni Nur
Ashari, kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
Masih
banyaknya bawang merah yang tersimpan di gudang ini, sambungnya, bukan
karena Bulog kesulitan menjual bawang asal Bima. "Bentuk bawangnya kan
sama saja, masyarakat tahunya bawang merah," tukas dia.
Bulog
sendiri telah menggelontorkan 300 ton bawang merah sejak tanggal 15 Mei
2016 untuk operasi pasar. "Bawang merahnya dari Nganjuk, Malang, Bima,
dan sebagainya. Kita jual ke pasar induk dan pasar-pasar eceran,"
ujarnya.
Operasi pasar akan terus dilakukan agar masyarakat tidak
terbebani oleh harga bawang merah yang mahal saat lebaran nanti. "Kita
jual bawang maksimal Rp 25.000/kg," tutup Djoni.
http://finance.detik.com/read/2016/05/28/123217/3219907/4/1240-ton-bawang-merah-masih-di-gudang-ini-penjelasan-bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar