Rabu, 18 Mei 2016

Berpacu Menyerap Gabah Petani



KESTABILAN harga pangan menjadi fokus pemerintah terutama di masa-masa krusial menjelang Ramadan serta Lebaran. Cara yang ditempuh ialah dengan menjaga pasokan sekaligus mempercepat penyerapan bahan pangan sejak jauh hari. 

"Kita akan lakukan percepatan dalam 45 hari ke depan. Serapan gabah akan kita percepat," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, kemarin.

Ia mengungkapkan percepat­an itu dilakukan karena selain Ramadan dan Lebaran, akan ada masa-masa kritis lain yaitu pada Juli, Agustus, dan September yang di tahun-tahun sebelumnya kerap terjadi paceklik. "Itu masa-masa kritis, jadi kita genjot dari sekarang," jelasnya.

Dalam upaya penyerapan itu, Kementan akan bekerja sama dengan Perum Bulog dan TNI. Dengan kolaborasi itu ditargetkan, penyerapan tidak kurang dari 50 ribu ton gabah setiap hari. "Dari awal tahun sampai saat ini, stok beras sudah 2 juta ton, hampir dua kali lipat dari tahun lalu di periode sama," tutur Amran.

Kegesitan menyerap gabah juga sudah terlihat di daerah. Humas Bulog Subdivre Banyumas M Priyono mengungkapkan penyerapan gabah di wilayahnya telah mencapai 32,7 ribu ton. Stok itu mampu mencukupi kebutuhan hingga Agustus 2016.

"Dengan stok sekarang, kebutuhan untuk 415 ribu lebih rumah tangga sasaran di Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara aman."

Sementara itu, Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengatakan penyerapan gabah langsung dari petani harus dilakukan dengan harga yang sesuai. Untuk itu, ia menggarisbawahi peran penting koperasi desa yang mestinya juga dirangkul dalam menyerap gabah.

"Bulog harus bekerja sama dengan koperasi-koperasi petani. Untuk itu, pemerintah harus segera mengeluarkan platform kebijakan pangan yang mengatur kerja sama Bulog dengan koperasi petani," tegasnya.

http://www.mediaindonesia.com/news/read/45968/berpacu-menyerap-gabah-petani/2016-05-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar