KESTABILAN harga
pangan menjadi fokus pemerintah terutama di masa-masa krusial menjelang Ramadan
serta Lebaran. Cara yang ditempuh ialah dengan menjaga pasokan sekaligus
mempercepat penyerapan bahan pangan sejak jauh hari.
"Kita akan
lakukan percepatan dalam 45 hari ke depan. Serapan gabah akan kita
percepat," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, kemarin.
Ia mengungkapkan
percepatan itu dilakukan karena selain Ramadan dan Lebaran, akan ada masa-masa
kritis lain yaitu pada Juli, Agustus, dan September yang di tahun-tahun
sebelumnya kerap terjadi paceklik. "Itu masa-masa kritis, jadi kita genjot
dari sekarang," jelasnya.
Dalam upaya
penyerapan itu, Kementan akan bekerja sama dengan Perum Bulog dan TNI. Dengan
kolaborasi itu ditargetkan, penyerapan tidak kurang dari 50 ribu ton gabah
setiap hari. "Dari awal tahun sampai saat ini, stok beras sudah 2 juta
ton, hampir dua kali lipat dari tahun lalu di periode sama," tutur Amran.
Kegesitan
menyerap gabah juga sudah terlihat di daerah. Humas Bulog Subdivre Banyumas M
Priyono mengungkapkan penyerapan gabah di wilayahnya telah mencapai 32,7 ribu
ton. Stok itu mampu mencukupi kebutuhan hingga Agustus 2016.
"Dengan stok
sekarang, kebutuhan untuk 415 ribu lebih rumah tangga sasaran di Banyumas,
Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara aman."
Sementara itu,
Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengatakan penyerapan gabah
langsung dari petani harus dilakukan dengan harga yang sesuai. Untuk itu, ia
menggarisbawahi peran penting koperasi desa yang mestinya juga dirangkul dalam
menyerap gabah.
"Bulog harus
bekerja sama dengan koperasi-koperasi petani. Untuk itu, pemerintah harus
segera mengeluarkan platform kebijakan pangan yang mengatur kerja sama Bulog
dengan koperasi petani," tegasnya.
http://www.mediaindonesia.com/news/read/45968/berpacu-menyerap-gabah-petani/2016-05-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar