Meski terjadi panen raya padi di wilayah Jawa Tengah
bagian selatan sejak awal pekan ini, harga gabah di tingkat petani yang
tinggi tetap tak terpengaruh. Bahkan, sebagian besar petani enggan
menjual hasil panen mereka ke Perum Bulog. Alasannya, harga gabah yang
ditawarkan perusahaan tersebut lebih rendah daripada harga pasaran.
Darsum
(45), petani Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas,
Jumat (1/3), mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di pasaran saat
ini Rp 3.500-Rp 3.700 per kilogram (kg). Harga tersebut sebenarnya turun
sedikit dibandingkan beberapa pekan lalu yang mencapai Rp 3.800 per kg.
”Sekarang
banyak yang panen. Jadi, stok di pasaran mulai melimpah. Namun, harga
tidak anjlok dan terbilang tinggi,” ujar petani yang memanen lahan
seluas 2.000 meter persegi tersebut.
Harga gabah di tingkat petani
itu masih jauh lebih tinggi daripada harga yang dipatok dalam harga
pembelian pemerintah (HPP). Sesuai HPP, harga gabah kering giling hanya
Rp 3.300 per kg. Padahal, di pasaran, harga gabah dalam kondisi giling
mencapai Rp 4.200-Rp 4.500 per kg.
”Harga gabah giling saja cuma
Rp 3.300. Di pasaran, gabah panen langsung dihargai Rp 3.500. Tak perlu
digiling,” tutur Sitem (52), petani Desa Datar, Kecamatan Sumbang. Musim
panen kali ini, dari lahan seluas 1.000 meter persegi miliknya,
dihasilkan sekitar 6 kuintal GKP.
Sulit jemur gabah
Selain
Banyumas, sejumlah areal persawahan di Kabupaten Cilacap juga memasuki
musim panen raya. Menurut M Sodiq (39), petani Desa Brani, Kecamatan
Sampang, Cilacap, para petani lebih senang menjual gabah yang baru
dipanen kepada pedagang yang datang ke sawah saat panen. Sebab, harganya
masih lebih tinggi dibandingkan HPP. ”Kalau ada yang jual gabah yang
digiling, itu hanya gabah sisa hasil panen musim lalu,” ujarnya.
Sodiq
mengungkapkan, kondisi cuaca yang tak menentu menyulitkan petani
menjemur gabah. Ini membuat petani senang menjual gabah panen.
Kepala
Humas Perum Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas M Priyono mengatakan,
pihaknya akan memulai penyerapan gabah petani pada Maret kendati
sebelumnya direncanakan mulai akhir Februari. Hal ini karena harga gabah
di pasaran masih cukup tinggi.
http://regional.kompas.com/read/2013/03/02/03111634/Petani.Enggan.Jual.Gabah.sekalipun.Harga.Tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar