Kamis, 07 Maret 2013

Petani Enggan Jual Gabah sekalipun Harga Tinggi

Meski terjadi panen raya padi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan sejak awal pekan ini, harga gabah di tingkat petani yang tinggi tetap tak terpengaruh. Bahkan, sebagian besar petani enggan menjual hasil panen mereka ke Perum Bulog. Alasannya, harga gabah yang ditawarkan perusahaan tersebut lebih rendah daripada harga pasaran.
Darsum (45), petani Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jumat (1/3), mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di pasaran saat ini Rp 3.500-Rp 3.700 per kilogram (kg). Harga tersebut sebenarnya turun sedikit dibandingkan beberapa pekan lalu yang mencapai Rp 3.800 per kg.
”Sekarang banyak yang panen. Jadi, stok di pasaran mulai melimpah. Namun, harga tidak anjlok dan terbilang tinggi,” ujar petani yang memanen lahan seluas 2.000 meter persegi tersebut.
Harga gabah di tingkat petani itu masih jauh lebih tinggi daripada harga yang dipatok dalam harga pembelian pemerintah (HPP). Sesuai HPP, harga gabah kering giling hanya Rp 3.300 per kg. Padahal, di pasaran, harga gabah dalam kondisi giling mencapai Rp 4.200-Rp 4.500 per kg.
”Harga gabah giling saja cuma Rp 3.300. Di pasaran, gabah panen langsung dihargai Rp 3.500. Tak perlu digiling,” tutur Sitem (52), petani Desa Datar, Kecamatan Sumbang. Musim panen kali ini, dari lahan seluas 1.000 meter persegi miliknya, dihasilkan sekitar 6 kuintal GKP.

Sulit jemur gabah
Selain Banyumas, sejumlah areal persawahan di Kabupaten Cilacap juga memasuki musim panen raya. Menurut M Sodiq (39), petani Desa Brani, Kecamatan Sampang, Cilacap, para petani lebih senang menjual gabah yang baru dipanen kepada pedagang yang datang ke sawah saat panen. Sebab, harganya masih lebih tinggi dibandingkan HPP. ”Kalau ada yang jual gabah yang digiling, itu hanya gabah sisa hasil panen musim lalu,” ujarnya.
Sodiq mengungkapkan, kondisi cuaca yang tak menentu menyulitkan petani menjemur gabah. Ini membuat petani senang menjual gabah panen.
Kepala Humas Perum Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas M Priyono mengatakan, pihaknya akan memulai penyerapan gabah petani pada Maret kendati sebelumnya direncanakan mulai akhir Februari. Hal ini karena harga gabah di pasaran masih cukup tinggi.


http://regional.kompas.com/read/2013/03/02/03111634/Petani.Enggan.Jual.Gabah.sekalipun.Harga.Tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar