Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan
dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya,
raja Kerajaan Kediri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan
masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun temurun oleh para
pujangga.
Salah satu ramalan Jayabaya yang sangat terkenal adalah
istilah Notonogoro. Di mana dia memprediksi siapa-siapa saja yang akan
menjadi pemimpin negeri ini. Banyak kalangan spiritual yang mengartikan
istilah Notonogoro sebagai pemenggalan akhir dari nama presiden di
republik ini yang terdiri dari No-To-No-Go-Ro yang selanjutnya diawali
oleh "No" Soekarno, "To" Soeharto.
"Setelah Soeharto lengser
keprabon, selanjutnya digantikan oleh BJ Habibie, Megawati
Soekarnoputri, hingga Abdurrahman Wahid (Gus Dur), namun kesemuanya
tidak dapat memerintah secara penuh 5 tahun karena ketiganya tidak masuk
dalam ramalan Jayabaya," jelas pelaku sipritual, Kanjeng Hartantoro,
kepada RMOL beberapa saat lalu, Sabtu (8/11).
Baru setelah itu,
lanjut Kanjeng Hartantoro, ada lagi nama presiden yang memiliki akhiran
kata "No” yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga dapat memerintah
selama dua periode atau sepuluh tahun lamanya.
"Dengan mengacu
pada ramalan Notonogoro ini, seharusnya presiden selanjutnya yang akan
memerintah selama lima tahun penuh adalah yang memiliki nama akhiran
"Go". Namun itu tidak terdapat di dalam penggalan nama Joko Widodo
sehingga diprediksi tidak akan purna memimpin selama lima tahun," ujar
Kanjeng Hartantoro.
Hal ini, menurut Kanjeng telah diprediksi
oleh tim spiritual Presiden Jokowi, sehingga para tokoh spiritual ini
terus berupaya membentengi Jokowi dari hal-hal negatif yang dapat
mempengaruhi kepemimpinannya, seperti dengan melakukan ritual tolak
bala, memilih tempat yang tidak lazim dalam mengumumkan susunan kabinet,
melakukan kirab dengan kereta kencana, menggunakan seragam putih hitam,
dan lain-lain.
"Di dalam menjalankan pemerintahannya, akan
banyak norma-norma yang dilanggar atau keluar dari kepatutan sehingga
menjungkirbalikan pakem yang ada dan akhirnya menimbulkan gejolak,"
ramal Kanjeng.
Bagaimanapun juga, jelas Kanjeng Hartantoro, alam
memiliki norma-normanya sendiri. Sebab itu, sebaiknya para pelaku
spiritual yang membentengi sang presiden dapat memberikan masukan yang
baik dengan menyelaraskan kehendak sang alam atau sang jagad dalam
mengambil setiap keputusan yang menyangkut kehidupan rakyat banyak.
"Sebab
akan ada pengkhianatan dari orang-orang sekeliling Jokowi yang yang
dibungkus atas nama kepentingan rakyat," ujar Kanjeng dengan nada lirih.
[ald]
http://www.rmol.co/read/2014/11/08/179066/Joko-Widodo-Tidak-Masuk-Dalam-Ramalan-Jayabaya-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar