Sabtu, 21 Februari 2015

Mengapa Harga Beras Melonjak?

Operasi Pasar (OP) beras yang dilakukan Perum Bulog ternyata tak bisa mengerek turun harga beras di Jakarta dan sekitarnya. Dalam dua pekan terakhir, harga beras di ibukota naik hingga 30 persen. Menurut para pedagang beras, harga pangan pokok ini naik lantaran panen yang belum merata.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Soekidi mengklaim pasokan di Pasar Induk Cipinang Jakarta sebesar 2.500 ton sampai 3.000 ton/hari. Tapi dalam dua pekan terakhir pasokan ke Pasar Induk Cipinang berkurang.

“Sekarang itu pasokannya hanya 1000 ton/hari. Jadi ini yang membuat harga beras naik,” katanya kepada VARIA.id, Jumat, 20 Februari 2015.

Ia juga mengungkapkan, hasil panen kali ini hanya berasal dari Jawa Tengah yaitu Demak dan Pati serta Jawa Timur yakni Madiun. Daerah-daerah lain belum panen raya.

“Ini kemarin kan ada penghujan, ada el nino. Lalu para dari daerah itu juga tahu ini ada kekurangan pasokan. Saya tahu mereka juga ada yang mengambil kesempatan ini untuk mainkan harga,” kata Nelly yang juga berdagang beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta.

Perpadi memperkirakan harga beras baru stabil kembali akhir Maret seiring panen raya. Ketika panen raya berlangsung menyeluruh, pasokan beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta bakal kembali normal.
“Kalau Menteri Perdagangan bilang ini ada permainan harga, mana bisa? Wong pasokannya memang kurang,” kata Nellys.


Tabel Harga Beras di Pasar Induk Cipinang 2014
hargaberas2014cipinang


Sejak Desember 2014-Januari 2015, Bulog melakukan operasi pasar beras murah dengan tiga cara. Pertama, mendistribusikan lewat Pasar Induk Cipinang melalui kios-kios. Kedua, lewat PD Pasar Jaya. Dan, ketiga, dilakukan oleh satgas Bulog langsung di masyarakat.

Dalam kurun waktu tersebut, Bulog telah mendistribusikan 75 ribu ton beras dengan harga Rp 7.400/kilogram. Akan tetapi operasi pasar tersebut tak mampu menurunkan harga pangan pokok tersebut.
Untuk mengerek turun harga beras, sejak awal pekan ini Bulog melakukan Operasi Pasar beras murah dengan cara turun langsung ke masyarakat dan PD Pasar Jaya. Operasi dilakukan secara serentak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. OP beras murah yang melibatkan Kodam Jaya ini dilakukan di 62 titik, yang terdiri dari 50 titik wilayah permukiman dan 12 pasar strategis di Jakarta dan sekitarnya.

Beras yang dijual dikemas dalam karung berukuran 5 kg dengan harga per kilogram Rp 7.400 untuk kualitas medium dan Rp 9.000 untuk kualitas premium. Pelaksanaan operasi pasar ini dilaksanakan hingga harga beras stabil.

“Selain stabilisasi harga, dengan adanya operasi pasar beras murah diharapkan masyarakat dapat memperoleh beras berkualitas dengan harga sangat terjangkau,” kata Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mensinyalir kenaikan harga beras di Jakarta dan sekitarnya lantaran adanya permainan ‘orang dalam’ Bulog. Sebab, setelah operasi pasar dihentikan Januari lalu, Kemendag menemukan adanya beras Bulog sebanyak 1.800 ton yang masuk ke Pasar Induk Cipinang. Pemerintah tengah melakukan investigasi terhadap kebocoran beras ini.

Seperti diketahui, harga beras di Jakarta dan sekitarnya merangkak naik dalam kurun waktu dua pekan terakhir. Harga beras termurah jenis IR2 naik dari Rp 8.500 menjadi Rp 11.000/kg. Sedangkan kualitas IR1 dari Rp 9.500 menjadi Rp 12.000/kg. Sementara kelas premium dari Rp 10 ribu menjadi Rp 13 ribu/kg.

Momentum diversifikasi
Kepala Komunikasi Yayasan Kehati, Rosyid Nurul Hakim, menilai naiknya harga beras di pasaran dapat jadi momentum untuk diversifikasi pangan. Sebab, selama ini beras sudah seolah jadi satu-satunya pangan pokok untuk masyarakat Indonesia.

“Sesuai dengan cita-cita pemerintah untuk ketahanan pangan, momentum harga beras tinggi ini harus diarahkan pada pangan potensi pangan lokal lainnya seperti sagu, ubi, atau singkong,” katanya, di Jakarta, Sabtu, 21 Februari 2015.

Rosyid melanjutkan, untuk konteks Jakarta atau perkotaan, pangan beras bisa diganti dengan pangan lainnya yang nilai gulanya lebih rendah. Kampanye pemerintah diharapkan lebih gencar untuk makanan sehat.
“Selain memutus ketergantungan beras tersebut, dampak penyakit, beras diduga bisa menyebabkan diabetes. Kampanye dengan sumber pangan yang lain yang lebih sehat,” ujarnya.

http://www.varia.id/2015/02/21/mengapa-harga-beras-melonjak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar