Kenaikan harga beras di beberapa daerah menjadi perhatian Komisi IV DPR.
Komisi yang menjadi mitra Kementerian Pertanian dan Badan Urusan
Logistik (Bulog) menengarai adanya ulah spekulan yang menyebabkan harga
beras melambung tinggi.
“Saya menduga mahalnya harga beras
karena ulah para spekulan dan dan adanya penimbun beras. Tujuannya, agar
pemerintah panik dan membuka keran impor beras. Ini permainan lama,”
kata Edhy Prabowo Ketua Komisi IV DPR, Kamis (26/2).
Edhy
menjelaskan, kondisi stok beras saat ini masih dalam kategori aman. “Di
Jawa Tengah dari hasil pemantauan kami, dalam waktu dekat akan ada gabah
panen sebanyak 1,3 juta ton. Belum lagi di daerah sentra beras
lainnya.”
“Saya mengapresiasi langkah Menteri Pertanian yang
tidak membuka keran impor beras. Namun apabila pemerintah panik dan
melakukan impor, kami tak segan-segan akan menentangnya,” kata anggota
DPR dari daerah pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel).
Anggota DPR
dari Fraksi Partai Gerindra ini juga mengingatkan bahwa impor beras
hanya akan merugikan dan menyengsarakan para petani. “Petani Indonesia
harus sejahtera. Itu salah satu tujuan partai kami,” ujarnya.
Ketua
Komisi IV DPR juga mengingatkan terkait mahalnya harga beras di pasar
saat ini untuk tidak melulu menyalahkan Bulog. “Dalam masalah ini kita
jangan terburu-buru menyalahkan Bulog. Bulog itu hanya mengelola
perputaran beras di Indonesia sebesar 14 persen. Selebihnya pasar atau
swasta yang bermain, kita harus mewaspadai ulah spekulan. Ke depan,
Komisi IV ingin wewenang Bulog harus ditambah dan diperluas.”
Edhy
Prabowo sepakat dengan rencana pemerintah melibatkan TNI dan Polri
untuk memberantas mafia beras. “Saya meminta pemerintah untuk
mengerahkan aparatnya memburu para spekulan dan mencari tahu dimana
beras berada. Kalau perlu kerahkan intelijen,” katanya.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/26/nkdnsv-harga-beras-mahal-jangan-buruburu-salahkan-bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar