Pemerintah segera memasok 300.000 ton beras miskin (Raskin) ke pasar untuk menstabilkan harga beras yang sempat melambung.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan lantaran masalah administrasi
teknis, selama tiga bulan terakhir, raskin yang disalurkan baru 140.000
ton.
Padahal pasar seharusnya sudah menyerap lebih dari 500.000 ton raskin.
Hal tersebut menyebabkan kekurangan pasokan raskin di pasar.
"Mulai besok kita putuskan Bulog keluarkan raskin bulan ini 300.000 ton,
karena itu memang hak rakyat yang belum dibagikan berhubung karena
masih dibahas prosedurnya," kata JK di kantornya, Senin (23/2).
Rapat koordinasi tentang beras itu dihadiri oleh Menteri Koordinator
bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel,
Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala BPS Suryamin, Direktur Utama
Bulog Lenny Sugihat, dan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo.
Selain itu, tampak hadir pula Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry
Mursyidan Baldan, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti
Nurbaja.
"Dua bulan terakhir ini kurang, karena yang mustinya 400.000 ton
dikeluarkan 140.000 ton. Jadi harus full dikeluarkan," imbuh JK.
Raskin yang didistribusikan ke daerah akan dilepas pada level harga Rp1.600/Kg.
Bergulirnya raskin diharapkan dapat menekan harga beras di pasar yang
melambung. Pasalnya, distribusi 300.000 ton raskin akan memenuhi 10%
konsumsi beras nasional.
Kendati mengguyur pasar dengan pasokan 300.000 ton raskin/bulan, Wapres
menegaskan stok beras pemerintah relatif aman karena masih ada sisa
500.000 ton beras di Bulog.
Optimisme JK juga didukung oleh proyeksi produksi beras nasional yang akan memasuki masa panen pada Maret dan April 2015.
"Jadi tidak ditakutkan lagi. Hanya masalah kekurangan supplay saja
padahal ada di gudang. Karena masalah administrasi. Sudah selesai,"
katanya.
http://finansial.bisnis.com/read/20150223/9/405591/wapres-minta-bulog-pasok-300.000-ton-raskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar