Kementerian Perdagangan menilai harga daging sapi di pasaran telah
dipermainkan spekulan. Untuk mengatasi hal itu, Bulog diizinkan
melakukan operasi pasar daging sapi sebanyak 1.500 ton, dengan rincian
500 ton daging lokal dan 1.000 ton daging impor.
“Kenaikan harga itu penyebabnya ada dua, yaitu karena suplai dan
distribusi. Nah, kalau suplai sudah mencukupi, tapi harga masih naik itu
berarti distribusinya yang bermasalah, bisa karena infrastruktur atau
ada spekulan yang bermain,” ujar Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di
kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika kemarin (19/6).
Seperti yang terjadi pada komoditas daging. Harga daging terus
menunjukkan tren naik sejak awal tahun. Padahal, pemerintah telah
mengeluarkan izin impor 250.000 sapi bakalan pada Maret dan 29.000 sapi
siap potong pada April. Tak cukup dengan itu, pemerintah juga memberikan
izin kepada Bulog untuk mengimpor 1.000 ton daging sapi.
Apalagi berdasar laporan Kementerian Pertanian, pasokan daging sapi
seharusnya sangat berlebih. Potensi pasokan yang tersedia saat ini
mencapai 228.000 ekor sapi, sementara kebutuhan normal hanya sekitar
45.000 ekor sapi. “Itu artinya stok atau pasokan sapi di dalam negeri
seharusnya cukup untuk lima bulan ke depan,” terangnya.
Mengenai itu, Mendag mengaku sudah memanggil importir-importir sapi
tersebut. Selain menanyakan soal seretnya realisasi impor, Mendag juga
menggugat soal masih tingginya harga daging sapi di pasaran. “Tapi
mereka berkilah, itu bukan urusan mereka lagi. Sebab, setelah impor
langsung dikirim ke pedagang. Nah, ini yang salah. Sistem seperti ini
yang dimanfaatkan spekulan,” ungkapnya.
Menurut Mendag, importir harus ikut bertanggung jawab memastikan
sapi-sapi yang mereka beli dari luar negeri benar-benar dikirim sampai
ke konsumen. Jika tidak, para spekulan berpotensi menahan stok sampai
harga naik.”Saya minta mereka ikut tanggung jawab. Kalau tidak, jangan
datang-datang lagi ke Kemendag minta izin impor. Atau nanti saya
blacklist saja biar tidak bisa impor,” tegasnya.
Seperti diketahui hingga saat ini baru 60 persen atau sekitar 150.000
ekor sapi bakalan yang sudah masuk Indonesia, dari total kuota impor
sapi bakalan di kuartal II yang sebanyak 250.000 ekor. Izin impor
tersebut diberikan kepada 43 perusahaan penggemukan sapi (feed loatter).
Sementara itu, sebanyak 26 importir umum belum merealisasikan izin
impor Rp 29 ribu ekor sapi siap potong.
Mendag menyebut, saat ini harga daging sapi secara rata-rata nasional
sebesar Rp 107.940 per kilogram, naik 4,03 persen dibanding posisi pada
11 Juni yang Rp 103.770 per kilogram (kg). Meski keran impor telah
dibuka, harga daging sapi betah nangkring di atas Rp 100.000 per kg
sejak awal tahun ini. Di Jakarta, harga rata-rata daging sapi sudah
menyentuh Rp 112.500 per kg.
Meski begitu, Mendag mengaku belum akan menggunakan Perpres No 71/2015
tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting untuk meredam harga daging. Pasalnya, aturan turunannya, dalam
bentuk Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) masih disusun.”Kita
akan atasi ini dengan operasi pasar daging sapi oleh Bulog,” jelasnya. ”
Sementara itu, untuk membantu menekan tingginya harga daging, Perum
Badan Urusan Logistik (Bulog) akan melakukan operasi pasar daging.
Direktur Utama (Dirut) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot
Kusumayakti menuturkan, ada dua sesi operasi pasar daging ini. Pada
operasi awal, sebanyak 200 ton daging sapi lokal segar akan
digelontorkan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
“Minimal per hari kami gelontorkan sekitar 15 ton,” ungkap Djarot yang
ditemui dalam kesempatan sama.
Dia melanjutkan, setelah stok itu habis maka Bulog siap membuka operasi
pasar selanjutnya. Pihaknya menyiapkan sekitar 300 ton daging sapi lokal
segar untuk kembali digelontorkan. Bukan hanya itu, Bulog juga akan
menyediakan 1000 ton daging sapi impor jika dirasa masih kurang.
Operasi pun akan diperluas hingga Bandung dan Surabaya. “Kami mencoba
masuk ke pasar retail. Ini untuk mengurangi beban saudara-saudara kita
yang ingin mengonsumsi daging pada bulan puasa,” urainya.
Dijelaskan olehnya, persediaan daging sapi sebetulnya sudah cukup untuk
beberapa bulan ke depan. Namun, distorsi harga membuat masyarakat
kesulitan memperoleh daging sapi untuk dikonsumsi.
http://www.radarbanyumas.co.id/disinyalir-ada-permainan-spekulan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar