Meski sempat menuai gelombang protes dari berbagai daerah, pemerintah
tetap secara resmi mengumumkan program beras untuk masyarakat miskin
(raskin) dihapuskan pada 2016.
“Penghapusan raskin dilakukan
sebagai bagian dari penyesuaian gabah petani yang kualitasnya bagus.
Apalagi, saat ini HPP (harga pembelian pemerintah) juga terbilang tinggi
sejalan dengan gabah berkualitas bagus yang dihasilkan petani,” kata
Direktur Pengadaan Bulog Wahyu, Selasa, 23 Juni 2015.
Perum
Bulog (Persero) akan mengedarkan beras medium sebagai pengganti raskin,
guna menghapus citra beras untuk warga miskin berkualitas rendah.
“Tahun depan raskin sudah tidak ada lagi. Nanti diganti beras medium dengan kualitas bagus,” ujarnya.
Bulog berencana membagi tiga jenis beras yang akan diproduksi, yaitu beras medium, premium, dan super.
Sebelumnya, beras raskin juga termasuk jenis beras medium. Namun, ke
depan tidak lagi diberikan dalam bentuk eceran, tapi kemasan.
“Dalam proses pengarungan beras, Bulog akan melakukan pemeriksaan saat
beras dikemas. Jika sebelumnya untuk beras raskin sebanyak 15 kilogram
per bulan akan dikemas,” ungkapnya.
Dengan demikian, mulai
tahun depan tidak ada lagi perbedaan antara beras raskin dan beras
cadangan pemerintah ataupun beras untuk operasi pasar.
“Semua
beras Bulog berkualitas bagus dan sama. Pembedanya adalah bobot atau
berat beras per kemasan. Bulog akan mengeluarkan tiga jenis beras dengan
tiga kemasan, yakni berat 15 kilogram, 50 kilogram, dan 100 kilogram,”
jelasnya.
Di Jawa Timur kuota rumah tangga sasaran penerima
manfaat (RTSPM) raskin masih cukup banyak yakni dengan kuota beras
514.344.420 kilogram pertahun atau 42.862.035 kilogram per bulan.
Namun, dari kuota tersebut setiap kabupaten/kota berhak untuk mengatur
distribusi sesuai data terbaru yang dimiliki dari hasil verifikasi.
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/06/24/090677782/tahun-2016-program-beras-rakyat-miskin-dihapus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar