Selasa, 17 Juni 2014

Benarkah Tuduhan Jokowi Terafiliasi PKI ?



Benarkah Jokowi Kader PKI ?

Inilah pertanyaan besar yang mencuat saat ini.

Beberapa hari terakhir ini merebak isu tuduhan bahwa Joko Widodo memiliki keterkaitan dengan eks Partai Komunis Indonesia (PKI). Kabar mantan walikota Solo itu terafiliasi dengan PKI, bermula dari pemuatan berita Napak Tilas Ribuan Warga Giriroto, Ngemplak, Boyolali mendeklarasikan dukungannya terhadap calon presiden Joko Widodo, Rabu, 11 Juni 2014 lalu.

Ribuan masyarakat mengadakan acara napak tilas dan mendeklarasikan dukunganya terhadap Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di tempat kelahiran ibunda, Sujiatmi, di Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Acara napak tilas dan konsolidasi ribuan warga Giriroto, Ngemplak, Boyolali untuk menggalang dukungan pasangan nomor 2 Jokowi-JK tersebut juga dihadiri oleh Ibunda Jokowi, Sujiatmi bersama keluarga besarnya, dan Bupati Boyolali, Seno Samodro.

Menurut ibu kandung Joko Widodo, Sujiatmi, keluarga besarnya merasa tersanjung dengan sambutan antusias dan dukungan masyarakat di Desa Giriroto terhadap pencalonan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.
“Saya sangat bahagia dan mohon doa restu kepada masyarakat untuk mendukung Jokowi menjadi Presiden RI,” kata Sujiatmi ketika menghadiri acara tersebut

Menurut Sujiatmi, bahwa dia bersama kedua saudara kandungnya dilahirkan di dusun Gumukrejo, desa Giroroto yang terpencil dan paling minus di wilayah Boyolali.

“Saya bersama suami, Noto Miharjo pada 1959, kemudian pindah di Kota Solo. Jokowi sering mengunjungi Giriroto,” kata Sujiatmi.

Berdasarkan pengakuan Sujiatmi, ia dilahirkan dari pasangan suami – istri Wirorejo dan Sani. Wirorejo yang juga merupakan kakek Jokowi adalah seorang pedagang kayu dari Dusun Gumukrejo, Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.

Bupati Boyolali Seno Samodro menyampaikan rasa kagumnya terhadap rakyat Desa Giriroto, Boyolali yang solid memberikan dukunganya kepada pasangan Capres dan Cawapres Jokowi-JK.

“Saya berharap jika Jokowi-JK menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, masyarakat di daerah ini khususnya akan lebih baik dan Indonesia pada umumnya, ” kata Seno Samodro Bupati Boyolali.

Demikian berita dimuat Antaranews.com pada 11 Juni 2014 lalu. Sekitar 2-3 hari setelah publikasi pemberitaan itu, mulai mencuat tudingan bahwa Joko Widodo dan atau Ibu Kandungnya terindikasi terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tudingan Jokowi atau Ibunya terafiliasi dengan partai terlarang itu, juga disampaikan oleh akun twitter Ronin1946 (akun pengganti sementara akun twitter Triomacan2000 yang disuspend).

Melalui kultwitnya, Ronin1946 menegaskan bahwa Desa Giroroto, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali itu adalah basis PKI pada tahun 1955 – 1970. Ronin menduga fakta asal – usul kedua orang tuanya itu yang membuat Jokowi selalu menghindar untuk bersikap dan berkata jujur, bilamana ditanya tentang jati diri ayahnya yang sesungguhnya.

Perubahan nama asli ayah kandung Jokowi dari semula Widjiatno, lalu belakangan diganti dengan nama Noto Mihardjo telah mengundang kecurigaan rakyat banyak terhadap siapa sesungguhnya Widjiatno alias Noto Mihardjo ini.

Adalah Budiman Sudjatmiko yang pertama kali menyebutkan nama asli ayah kandung Jokowi itu sebenarnya Widjiatmiko. Budiman menyampaikan informasi itu melalui akun twitternya @budisudjatmiko beberapa hari sebelumnya. Kebenaran mengenai nama asli ayah kandung Jokowi, dipertegas dengan hasil temuan satu tim investigasi yang dua kali diterjunkan ke Solo, khusus untuk mencari kebenaran tentang siapa sesungguhnya Joko Widodo dan latar belakang keluarganya.

Penegasan nama asli ayah Joko Widodo adalah Widjiatno diperoleh dari warga dan ketua Rukun Tetangga 03/014 Tirtoyoso, Manahan, Banjarsari, Surakarta. Dari keterangan para tetangga Jokowi itu diketahui banyak informasi tentang Jokowi yang berbeda dengan informasi yang disampaikan Jokowi kepada publik.
Sebagian diantaranya adalah :
  1. Nama asli ayah kandung Jokowi adalah Widjiatno. Belakangan setelah beliau meninggal namanya diubah menjadi Widjiatno Noto Mihardjo.
  2. Joko Widodo tidak pernah memiliki nama lain sebagaimana disebut – sebut sebagian orang. Mulyatno atau Mulyono tidak pernah digunakan sebagai nama kecil Joko Widodo.
  3. Keluarga Jokowi, pindah dari Giroroto, Ngemplak Boyolali ke Jalan Ahmad Yani Tirtoyoso, Manahan, Banjarsari Solo, pada awal 1970an.
  4. Profesi ayah Jokowi adalah tukang kayu dan mempekerjakan banyak buruh tukang. Profesi ini merupakan profesi keluarga istrinya, Sudjiatmi. Adik – adik Sudjiatmi juga berprofesi sebagai tukang kayu. Sekarang pengusaha kayu / meubel.
  5. Joko Widodo tidak benar lahir di Bantaran Kali Pepe Manahan Solo. Sudjiatmi, ibu kandung Jokowi, pernah menyebut Jokowi dilahirkan di Desa Giriroto, namun kemudian diralat menjadi di RS Bersalin Brayat Mulyo Solo. Belum diketahui mana fakta yang benar.
  6. Jokowi berbohong mengenai kematian ayahnya. Di banyak kesempatan Jokowi selalu mengatakan ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Faktanya tidak demikian, ayah Jokowi atau Widjiatno masih hidup ketika Jokowi menikah dengan Iriana. Menurut pengakuan para tetangganya, Widjiatno meninggal sekitar 12-13 tahun lalu.
  7. Widjiatno berasal dari Kragan, Karanganyar, Surakarta. Ayah Widjiatno atau kakek Jokowi adalah seorang Lurah di Kragan, Karanganyar.
  8. Widjiatno dewasa pindah ke Gumukrejo Giroroto Boyolali dan menikah dengan Sudjiatmi. Di Giroroto Widjiatno menekuni pekerjaan sebagai tukang kayu mengikuti jejak keluarga istrinya.
  9. Fakta bahwa Giriroto Boyolali adalah basis PKI sudah merupakan fakta sejarah. Boyolali adalah kabupaten pusat gerakan PKI di Jawa Tengah dan Indonesia. Pada pemilu 1955, PKI menang mutlak di Boyolali dengan meraih 21 dari 35 kursi DPR atau > 60% suara. Kemenangan telak PKI di Boyolali menjadikan Boyolali dijuluki Kabupaten Merah.
  10. Fakta bahwa Boyolali merupakan basis utama PKI dan tempat pelatihan kader – kader PKI termasuk Tentara desertir dari Batalion Panembahan Pasoepati paska rasionalisasi TNI.
  11. Fakta bahwa kawasan segitiga Solo – Boyolali – Klaten memang merupakan basis PKI terbesar di Jawa Tengah.
Selanjutnya, Akun Ronin1946 yang merupakan reinkarnasi akun @Trimacan2000 menjelaskan bahwa Jokowi tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan faksi Komunis di PDIP. Berawal dari lengsernya Slamet Suryanto dari jabatan walikota Solo.
  1. Pada tahun 2004 PDIP Solo bermaksud mengajukan Fransiskus Xaverius Rudyatmo sebagai calon walikota Solo pengganti Slamet Suryanto, namun terbentur karena Rudy penganut Katolik. Dikhawatirkan akan kalah jika dipaksakan maju sebagai calon walikota. Dibutuhkan figur lain sebagai calon walikota Solo tetapi disepakati calon itu kalau jadi hanya sebagai boneka. Walikota defacto tetap adalah FX Rudyatmo.
·  Bagaimana kekuatan PKI di Kota Solo SEKARANG ini? Kebangkitan PKI Solo terkait erat dengan suksesi walikota Solo paska lengsernya Walikota Solo Slamet Suryanto

·  Slamet Suryanto sebelumnya didukung faksi komunis dan faksi katolik di PDIP Solo

·  Tokoh / Kader PDIP yang terkuat menggantikan Slamet Suryanto dan diplot untk jadi walikota Solo adalah FX Rudyatmo. Namun terbentur agama. Jika dipaksakan maju sbg Cawalkot, Rudy pasti kalah. Maka dicarilah figur lain sebagai boneka untuk menjadi calon walikota. Kemudian ditemukan figur itu, yakni Joko Widodo.

·  Siapa yang mengusulkan nama Joko Widodo untuk pertama kali? Disebutkan adalah Heru, pejabat BIN Daerah Jateng, yang juga adalah kakak Bupati Boyolali Seno Samudro.
  1. Pada saat itu (2004) Kepala BIN adalah Jend Purn Hendropriyono. Apa hubungannya, akan dijelaskan berikutnya.
  1. Pencalonan Jokowi dan FX Rudyatmo oleh PDIP Solo terutama oleh Faksi Komunis utk maju di Pilwalkot Solo pada tahun 2005 direstui dan didukung Heru dah Seno Samudro.
·  Sudah menjadi rahasia umum bahwa Faksi komunis di PDIP Solo menyamarkan diri melebur dengan Faksi Katolik di PDIP Solo.

·  Orang yang membawa Joko Widodo untuk direstui menjadi calon walikota Solo adalah Michael Bimo Putranto. Bimo adalah putra Slamet Suryanto mantan walikota Solo.
  1. Bimo juga kemudian menjabat sebagai ketua Tim Sukses Jokowi pada Pilkada Walikota Solo.
·  Michael BIMO Putranto juga adalah “Presiden Pasopati”. Sebuah organisasi massa yang militan dan tersebar hingga di Jakarta. Apa hubungan Pasopati yang dipimpin Bimo dengan Batalion Pasopati ?
Jadi tertawa sendiri teringat ketika Jokowi pada saat terbongkarnya korupsi pengadaan Bus Trans Jakarta Rp 1,5 triliun oleh Bimo Putranto cs, Jokowi tegas menolak disebut – sebut punya hubungan dekat sama Bimo.

“Saya Ga Kenal Bimo Putranto. Banyak yg ngaku2 dekat sama saya”
Huhahahaha kocak
  1. Jokowi berutang budi sangat besar pada Bimo Putranto yang ditugaskan bapaknya Slamet Suryanto (eks walikota Solo) untuk minta restu ke pejabat BIN Jateng Heru & Bupati Boyolali Seno Samodro, agar mereka mendukung Jokowo sebagai calon walikota Solo.
·  Di samping sebagai Presiden Pasopati, Michael Bimo Putranto juga adalah Ketua “Jong Indonesia “ Solo. Ormas para preman yang menjadi kaki tangan Walikota Solo Slamet Suryanto, Jokowi dan Rudyatmo.

·  Ketika menjabat Walikota, Jokowi sejatinya hanya sebagai boneka Heru, Seno Samodro, Slamet Suryanto, Bimo Putranto dan Faksi Komunis PDIP Solo.

·  Walikota Solo Defacto (factual) adalah FX Rudy Rudiatmo. Jokowi hanya boneka mereka dan diberi penugasan khusus utamannya blusukan kemana – mana, sekalian untuk membangun pencitraan semu.

·  Walikota Solo Rudyatmo didukung seorang preman tua bernama Pur Wisanggeni, yang dulu adalah konglomerat pemilik usaha perjudian terbesar di Solo yang terkenal dengan nama judi ‘capjikia wisanggeni’.

·  Selama di Solo, Jokowi dan juga walikota Solo sekarang Rudyatmo juga didukung penuh oleh eks ormas komunis Cina Solo : Hoo Hap, suatu organisasi persaudaraan rahasia etnis cina Jawa Tengah.

·  Mayoritas warga Solo pasti tidak kenal ormas ‘Hop Hap’, tetapi mungkin mengenal ormas PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta). Hop Hap bersifat rahasia dan bergerak di bawah tanah (klandesten), dan untuk kedoknya mereka menggunakan ormas PMS.

Karena ini organisasi cina rahasia, klandestain.
  1. Dari informasi tadi kita dapat mengetahui PETA KEKUATAN KOMUNIS Di SOLO. Komunis telah menyebar di PDIP, di Solo, di Jakarta dan di Indonesia.
  2. Para aktifis komunis menyebar, menyusup dan menggunakan ormas – ormas lain sebagai kamuflasenya atau penyamarannya.
  3. Contoh di Boyolali. Tokoh sesepuh komunis Boyolali, bernama Mbah Pardi pensiunan polisi, kini aktif kembali membina kader2 muda PKI yang militan revolusioner.
  4. Celakanya para satgas PDIP Solo juga dibentuk dan diberi pembekalan pemantapan ideologi oleh Mbah Pardi dan kawan – kawan. Waspadalah !
  5. Bahkan tanpa diketahui rakyat dan aparat, Partai Komunis Indonesia (PKI) Boyolali pun sudah dirikan dan pengurusnya sudah dilantik.
  6. PKI menyamar menjadi komunitas spiritualis jawa yang menyebut dirinya Komunitas Gondosuli (KG). Mereka rutin rapat2 gelap sebarkan komunisme di seluruh Jawa Tengah.
  7. Hasil pengamatan, komunitas Gondosuli adalah bagian dari faksi komunis aliran sovyet yang bergerilya menyusun kekuatan melalui gerakan bawah tanah / klandestain
  8. Aktifis Komunitas Gondosuli yang menjadi kader inti PKI Baru, menyebar kemana – mana : ada yang menjadi ketua tim SAR merapi, menjadi kuncen makam, kuncen gunung Merapi, Merbabu dan Kemukus, menjadi politisi PDIP dan seterusnya.
  9. Para sesepuh dan tokoh senior PKI lain menyebar dan membaur di sekitar Kota Solo, di daerah Joglo Kadipiro, Pajang dll. Di Kota Klaten juga membaur dengan masyarakat sekitarnya sembari menyebarkan paham komunis dan merekrut anggota baru.
  10. Tokoh dan sesepuh PKI tersebut berkumpul rutin setiap peringatan G30SPKI, berziarah di lokasi pembantaian PKI dulu yakni : Kawasan Jembatan Bacem, di selatan Kota Solo.
  11. Bagaimana lanjutan fakta – fakta keterkaitan Jokowi dan ibunya dengan komunisme atau PKI seperti dituding oleh banyak pihak ? Nanti diungkap tuntas semuanya.  
http://yudisamara.com/2014/06/17/benarkah-tuduhan-jokowi-terafiliasi-pki/

1 komentar: