Perum Bulog siap mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton guna
mengantisipasi lonjakan harga di dalam negeri dan permainan para
spekulan. Langkah BUMN tersebut sejalan dengan keputusan cepat
pemerintah untuk mendatangkan beras dari luar negeri begitu angka
ramalan I (Aram I) Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadinya
penurunan produksi padi tahun ini sebesar 1,98% menjadi 69,87 juta ton
gabah kering giling (GKG).
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto
Alimoeso mengatakan, rencana impor beras sebesar 500 ribu ton merupakan
skenario moderat. Apabila kondisi lebih buruk dari yang diperkirakan,
seperti harga kian melonjak, Bulog akan mengimpor beras hingga 1 juta
ton. Namun demikian, jika penurunan produksi padi tidak terlalu besar,
impor bisa kurang dari 500 ribu ton.
Pemasukan beras impor akan
dilakukan secara bertahap agar tidak menyebabkan harga dalam negeri
anjlok. “Kami akan berupaya memasukkan beras impor secepatnya demi
menghindari permainan spekulan. Apabila produksi padi turun, spekulan
akan bermain. Jadi makin cepat makin baik. Kalau bulan ini sudah bisa,
ya bulan ini," tutur dia di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Sutarto, beras impor tahun ini akan didatangkan dari negaranegara produksi yang telah meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU)
dengan Pemerintah Indonesia, seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, dan
Myanmar. Impor juga dapat didatangkan dari India karena beras dari
negara tersebut juga disukai konsumen dalam negeri. “Harga beras impor
diperkirakan lebih murah 20% dari harga dalam negeri. Hal itu belum
terhitung biaya transportasi dan Bea dan Cukai Rp 450 per kilogram (kg).
Itu dijajaki semua," jelas Sutarto.
http://www.investor.co.id/agribusiness/bulog-segera-impor-500-ribu-ton-beras/89057
Tidak ada komentar:
Posting Komentar