Ada yang tak lazim dalam klaim dan
deklarasi kemenangan oleh PDIP Rabu kemarin (9/7), mereka begitu terburu-buru
dalam mengumumkan kemenangan di saat proses Quickcount masih 70%, tim Jokowi-JK
tiba-tiba menghentikan proses dan langsung konferensi pers mengumumkan
kemenangan Jokowi-JK.
Proses penghimpunan suara 70% itu
sejatinya belum mengcover pulau Sumatera, Jawa bagian barat, Jawa tengah dan
Jawa timur, Kalimantan, termasuk DKI Jakarta.
Perlu ditelisik apa tujuan dari
Megawati dan Jokowi mengumumkan kemenangan prematur ini adalah untuk membangun
opini persepsi kemenangan dengan tujuan Pemilu ulang. Informasi yang beredar di
kalangan wartawan JITU (Jurnalis Islam Bersatu) bahwa ada dorongan percepatan
deklarasi kemenangan PDIP itu tak lain atas usulan mantan Kepala BIN Hendro
Priyono.
Patut diduga ini adalah bagian dari
skenario "kekacauan" dengan istilah Jokowi "Kita Bikin
Rame" dan ini juga sesuai dengan kampanye yang sudah mereka sebarkan di
berbagai spanduk bahwa : HANYA KECURANGAN YANG BISA MENGALAHKAN
JOKOWI-JK.
Hal ini patut di waspadai karena
dengan pengumuman yang dipercepat dan penuh percaya diri di Tugu Proklamasi
saat itu dan ternyata hasil penghitungan KPU secara resmi memenangkan
Prabowo-Hatta maka tujuan mereka menuduh kubu Prabowo-Hatta curang berhasil,
tuntutan mereka adalah Pemilu Ulang atau Chaos (kekacauan).
Sangat berbahaya untuk NKRI, ketika narasumber
kami memperhatikan data real qount yang diberikan banyak teman bahwa
Prabowo-Hatta menang atas Jokowi-JK. Potensi Chaos sangat tinggi terutama
Jokowi-JK yang dari awal menyatakan tidak siap kalah dari Prabowo - Hatta.
Kemudian ingatlah kawan kejadian
tahun 2009, saat Megawati kalah dari SBY saat pencapresan, ketika SBY
mengulurkan tangan untuk berjabat tangan kemudian Megawati dengan angkuhnya
menolak karena tidak percaya atas kekalahannya.
Mari kita Ungkap Lembaga Survei Yang
Mendukung Jokowi - JK
Fact Check, apakah lembaga-lembaga
quick count yang menangkan Joko Widodo independen?
1. Lingkaran Survei Indonesia
Patron: Denny JA
Status: Tim sukses Jokowi
2. SMRC Patron: Saiful MuJani
Status: Tim sukses Jokowi
3. Cyrus Patron: Hasan Batupahat
Status: Tim sukses Jokowi
(Koordinator "Komunitas Kopi")
Bukti: http://politik.rmol.co/read/2014/06/27/161339/Agus-Gumiwang-Hadiri-Deklarasi-Laskar-Biji-Kopi-Dukung-Jokowi-JK-
Mohon informasi ini disebarluaskan. Mari kita ajak teman, kerabat dan keluarga
kita untuk waspada upaya manipulasi dan penggiringan opini melalui "quick
count independen" dan slogan "hanya kecurangan yang bisa mengalahkan
kita". Salam persatuan Indonesia,
Berikut Data dan Informasi Penting
Dari Gubernur:
- Info dari Gubernur Sumatra Utara
(Gatot Pujo Nugroho) : Real Count Prabowo di Sumut 63 %
- Info dari Gubernur Sumatra Barat
(Irwan Prayitno) : Real Count Prabowo di Sumbar 79 %
- Info dari Gubernur Riau (Annas
Maamun) : Real Count Prabowo di Riau 65 %
- Info dari Gubernur Jawa Barat
(Aher Heryawan) : Real Count Prabowo di Jabar 62 % Jauh sekali dari data2 di
Quick Count pendukung JKW-JK
Laskar 45 Pejuang Anti Korupsi
Merilis Penghitungan suara seluruh Indonesia
1. NAD: No.1 = 46.54%; No.2 = 53.46%
2.Sumut: No.1 = 44.76% ; No.2 =
55.24%
3. Sumbar: No.1 = 57.20%; No.2 =
42.80%
4. Riau: No.1 = 55.13%; No.2 =
44.87%
5. Kepri: No.1 = 50.79%; No.2 =
49.21%
6. Jambi: No.1 = 54.93%; No.2 =
45.07%
7. Sumsel: No.1 = 67.48%; No.2 =
32.52%
8. Babel: No.1 = 53.52%; No.2 =
46.48%
9. Bengkulu: No.1 = 61.02%; No.2 =
38.98%
10. Lampung: No.1 = 54.88%; No.2 =
45.12%
11. Banten: No.1 = 56.44%; No.2 =
43.56%
12. DKI: No.1 = 56.39%; No.2 =
43.61%
13. Jabar: No.1 = 57.92%; No.2 =
42.08%
14. Jateng: No.1 = 46.23%; No.2 =
53.77%
15. DIY: No.1 = 50.19%; No.2 =
49.81%
16. Jatim: No.1 = 51.27%; No.2 = 48.73%
17. Bali: No.1 = 43.66%; No.2 =
56.34%
18. NTB: No.1 = 55.63%; No.2 =
44.37%
19. NTT: No.1 = 44.76%; No.2 =
55.24%
20. Kalbar: No.1 = 42.87%; No.2 =
57.13%
21. Kalteng: No.1 = 47.91%; No.2 =
52.09%
22. Kalsel: No.1 = 56.55%; No.2 =
43.45%
23. Kaltim/Kaltara: No.1 = 54.71%;
No.2 = 45.29%
24. Sulut: No.1 = 53.61%; No.2 =
46.39%
25. Gorontalo: No.1 = 59.84%; No.2 =
40.16%
26. Sulbar: No.1 = 47.89%; No.2 =
52.11%
27. Sulteng: No.1 = 46.76%; No.2 =
53.24%
28. Sultra: No.1 = 47.85%; No.2 =
52.15%
29. Sulsel: No.1 = 37.41%; No.2 =
62.59%
30. Malut: No.1 = 53.21%; No.2 =
46.79%
31. Maluku: No.1 49.51%; No.2 =
50.49%
32. Papua: No.1 = 53.69%; No.2 =
46.31%
33. Papua Barat: No.1 = 56.74%; No.2
= 43.26%
Jadi perbandingan akumulasi
prosentase nasional antara pasangan Prabowo-Hatta (No.1) dan Jokowi-Kalla
(No.2).
No.1 = 52.04% dan
No.2 = 47.96%.
Selisih prosentase suara kedua
pasangan sebesar 4.08%.
Progress 98: Megawati, Jokowi dan
MetroTV Umbar Kebohongan Publik Soal Klaim Menang
Progress 98 (9/7) merilis pernyataan
soal pihak koalisi Partai PDIP, Megawati, Jokowi dan Metro TV yang dinilainya
sebagai kebohongan publik melalui klaim kemenangan sepihak disaat 80% data dan
suara belum dihitung dan diumumkan di berbagai TPS di tanah air.
Faizal Assegaf, Ketua Progres 98
menyatakan "Kepada seluruh sahabat pendukung Prabowo - Hatta, dengan ini
kami sampaikan untuk melakukan konsolidasi. Rapatkan barisan dan kawal hasil
perhitungan suara di seluruh TPS. Mengingat telah terjadi upaya sistimatis dari
kubu Jokowi untuk melakukan kecurangan pemilu melalui modus manipulasi opini
yang menyesatkan dan tidak bertanggungjawab."
Ia menegaskan, "Sebagai mana di ketahui, bahwa beberapa jam lalu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melalui siaran pers Metro TV dan jaringan media pendukungnya, telah mengumumkan kemenangan Jokowi dengan memanfaatkan perhitungan suara yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya"
Ia menegaskan, "Sebagai mana di ketahui, bahwa beberapa jam lalu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melalui siaran pers Metro TV dan jaringan media pendukungnya, telah mengumumkan kemenangan Jokowi dengan memanfaatkan perhitungan suara yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya"
Artinya PDIP tidak dapat dibuktikan
kebenarannya secara legal dan transparan sebagai berikut:
1. Klaim kemenangan tersebut dilakukan di saat 80 persen data dari hasil perhitungan suara belum diumumkan di TPS di seluruh Indonesia.
2. Manuver politik Ketum PDIP dan pendukungnya, sangat disayangkan telah menimbulkan kebingungan dan keresahan nasional. Tindakan sepihak tersebut tidak dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia yang masih menunggu hasil resmi perhitungan suara oleh lembaga KPU.
3. Mencermati provokasi berbagai isu / opini dari kubu Jokowi tentang klaim kemenangan, maka dengan ini kami mendesak KPU untuk segera bertindak tegas. Karena rakyat telah dijebak dalam kebingungan dan kehilangan kepercayaan terhadap hasil perhitungan cepat yang diumumkan oleh berbagai media pendukung Jokowi secara sepihak dan tanpa menunjukan akurasi data secara transparan dan bertanggungjawab.
1. Klaim kemenangan tersebut dilakukan di saat 80 persen data dari hasil perhitungan suara belum diumumkan di TPS di seluruh Indonesia.
2. Manuver politik Ketum PDIP dan pendukungnya, sangat disayangkan telah menimbulkan kebingungan dan keresahan nasional. Tindakan sepihak tersebut tidak dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia yang masih menunggu hasil resmi perhitungan suara oleh lembaga KPU.
3. Mencermati provokasi berbagai isu / opini dari kubu Jokowi tentang klaim kemenangan, maka dengan ini kami mendesak KPU untuk segera bertindak tegas. Karena rakyat telah dijebak dalam kebingungan dan kehilangan kepercayaan terhadap hasil perhitungan cepat yang diumumkan oleh berbagai media pendukung Jokowi secara sepihak dan tanpa menunjukan akurasi data secara transparan dan bertanggungjawab.
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/07/10/31503/deklarasi-culas-pdi-hentikan-quick-count-kini-prabowo-ungguli-jokowi-408/;?fb_action_ids=556458147798914&fb_action_types=og.likes#sthash.bAYYl04G.dpbs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar