Rabu, 09 Juli 2014

Selamat, Anda President QuickCount Indonesia By @ratu_adil



Ini kalau hasil quick count hanya berselisih di bawah 5% harus hati-hati menyikapinya, karena hasil KPU bisa berbeda pemenangnya

Pemenang hasil quick count, jika hanya berselisih di bawah 5%, bisa berbeda dengan pemenang hasil KPU

Jadi jangan menyikapi seolah hasil quick count adalah final, jika hanya berselisih di bawah 5%

Tebakan saya selisih hasil quick count antara Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK maksimal 10%
Melihat ketatnya hasil Quick Count, validitas Quick Count baru bisa lebih dipastikan kalau suara sudah masuk 95% ke atas

Quick Count versi Kompas :

Prabowo Hatta 46%
Jokowi JK 53%
Selisih 7%

Artinya, validitas hasil ketika suara masuk sudah 95%
Kalau PDIP langsung konpers itu artinya mereka mau bentuk opini menang, meski masih harus tunggu suara masuk 95%

Lagipula, dengan selisih sekitar 5% maka hasil Quick Count bisa berbalik 180 derajat dengan hasil KPU
Marjin of Error Quick Count itu rata2 paling besar 3%

Jadi kalau hasil final Quick Count si A 47% , si B 53%, dengan marjin of eror 3 % itu belum bisa dibilang menang, masih imbang

Karena kalau marjin of error 3% itu artinya, ketika si A 47%, memiliki range 44 - 50%, sedangkan si B 53% itu range 50 - 56%

Jadi kalau marjin of error nya 3%, untuk dapat gambaran valid hasil Quick Count harus surat suara masuk paling tidak 97,1%

Anggap nanti hasil Quick Count si A 49% dan si B 51%, itu artinya selisih dari batas tengah 50% hanya 1%

Artinya,

Jika A 49%, rangenya 46 - 52%
Jika B 51%, rangenya 48 - 55%

Hasil bisa berbalik 180 derajat di KPU
Sah2 saja PDIP Konfrensi Pers buru-buru, meski selisih masih dalam range marjin of eror. Asal jangan kaget aja kalau berbalik di KPU

Quick Count Kompas

Suara masuk 92%
Prabowo - Hatta 48%
Jokowi - JK 52%
Selisih ke 50% hanya 2%, masih dalam range marjin of error
Dengan

Prabowo - Hatta 48%, rangenya 45 - 51%
Jokowi - JK 52%, rangenya 49 - 55%

Dengan marjin of error 3%, masih bisa berbalik di KPU
Quick count itu, meski suara sudah masuk 100%, tetap bukan hasil final, rata2 marjin of errornya + - 3%

Makanya ini aneh PDIP sudah konferensi pers nyatakan menang, padahal selisih ke batas tengah (50%) masih 2-3%, masih dalam range eror

Lain halnya kalau hasil Quick Count sudah masuk suara 100% dan selisih perolehan suara ke batas tengah (50%) sudah minimal 3,1%

Misalkan, suara sudah masuk 100% dan Jokowi - JK dapat 53,1% ke atas, itu boleh klaim menang

Masalahnya Konferensi Pers klaim menangnya PDIP dilakukan saat suara masuk masih 80%, ada motif apa? Mau bentuk opini apa?

Apakah konferensi pers terburu2 ala Jokowi - JK adalah bagian dari upaya bentuk opini curang jika hasil KPU berbeda?

Padahal, penghitungan yang resmi dan valid ya hasil KPU, justru perhitungan Quick Count adalah proyeksi dengan range eror 3%

Apakah Jokowi - Jk hendak mengklaim bahwa hasil hitungan Quick Count adalah yang valid, sedangkan yang KPU adalah yang tidak valid?

Ada yang tahu tidak jumlah TPS dalam Pilpres 2014 ada berapa?
479.183 TPS

Surveyor paling banyak mengambil 5% dalam Quick Count

Itulah kenapa yang namanya Quick Count bisa dijadikan acuan ketika pertarungan tidak berselisih tipis, karena menghitung tidak di semua TPS

Pada pertarungan berselisih tipis, hasil Quick Count tidak bisa dipegang, apalagi selisih itu masih dalam marjin of error rata2

Lain halnya kalau selisih Quick Count di atas 5% dari batas tengah 50%, kalau itu yang terjadi, hasil Quick Count bisa dianggap valid

Tapi kalau berselisih 3% (range rata2 marjin of error ) dari batas tengah 50%, maka hasil Quick Count belum tentu menggambarkan pemenang

Makanya tadi saya berharap selisih Quick Count mencapai 10%, agar bisa segera tentukan siapa pemenangnya

Hasil Quick Count beberapa surveyor tadi, range paling besar 47% vs 53%, selisih hanya 3% dari batas tengah 50% (masih dalam range error)

Ada Quick Count yang hasilnya 48% vs 52%
Ada yang hasilnya 49% vs 51%
Ada juga yang 51% vs 49%

Kenapa?
Karena berdasarkan sampel TPS
Total jumlah TPS Pilpres 2014 sebanyak 479.183 TPS, Quick Count paling banyak pakai sampel 5% (23.959 TPS)

Yakin hasil Quick Count = KPU?

Memang tidak banyak yang mengetahui kalau Quick Count itu hanya memakai sampel, bukan menghitung seluruh hasil suara TPS

Tapi ya kalau mau argumen soal validitas Quick Count, mbok ya cari tahu dulu, supaya tidak main klaim hasil Quick Count = hasil KPU

Quick Count itu survey berdasarkan sampel TPS.

Survey tetap survey, selalu ada error, rata2 + - 3%

Jadi kalau PDIP sebut : Jokowi - JK adalah Presiden Quick Count, itu artinya Jokowi adalah Presiden Sementara :)

Dan jangan lupa, hasil yang valid ya hasil penghitungan KPU yang menghitung seluruh kertas suara di semua TPS

Agak lucu buzzer2nya Jokowi menuding, hasil KPU belum tentu benar. Lho, lembaga yang berwenang siapa? KPU atau Surveyor?

Ketika diserang, Jokowi mengadu ke Bawaslu (lembaga resmi), begitu Quick Count menang, mendadak KPU (lembaga resmi) tidak kredibel

Lucu ya Jokowi, ketika butuh lembaga resmi (Bawaslu) mereka mengadu kesana, begitu tidak butuh, lembaga resmi (KPU) tidak dianggap kredibel

Itu namanya Standar Ganda pak Jokowi. Jadi ingat AS yang selalu pasang standar ganda di berbagai situasi, tergantung kebutuhan :)

Jadi situasi sekarang adalah

Prabowo - Hatta 47,5%
Jokowi - JK 52,5%

Itu kalau ambil selisih terluas dari hasil Quick Count surveyor2 ya
Dengan range error 3%, anggap hasil KPU :

Prabowo - Hatta 44,5%
Jokowi - JK 55,5%

Curang tidak?
Lalu kalau hasil KPU ternyata :

Prabowo - Hatta 50,5%
Jokowi - JK 49,5%

Curang tidak?
Kalau hasil KPU :

Prabowo 44,5% vs Jokowi 55,5% akan dibilang sah
Prabowo 50,5% vs Jokowi 49,5% akan dibilang curang

Duh, #IQJongkok

Paling benar ya menunggu hasil KPU 22 Juli 2014 karena hasil Quick Count hanya selisih 3% dari batas tengah 50% (rata2 marjin eror)

Buat jurnalis, pukul 19.00 WIB ada Konferensi Pers Persepi (Perhimpunan Survey Opini Publik Indonesia) di Balai Kartini

Konferensi Pers Persepi (Perhimpunan Survey Opini Publik Indonesia) akan membahas simpang siur hasil Quick Count

Kalau tidak salah dalam Pilpres 2014 ada 60an surveyor yang terdaftar di KPu untuk melakukan Quick Count

Konferensi Pers Persepi (Perhimpunan Survey Opini Publik) malam ini akan menindaklanjuti dan mengaudit hasil survey para Surveyor

Tapi ya apapun hasilnya, sebetulnya hasil sahnya ya dari KPU pada 22 Juli 2014

Oya tadi lupa saya jelaskan, bahwa 100% suara masuk dalam Quick Count itu berdasarkan jumlah TPS yang jadi sampel di masing2 surveyor

Misalnya, LSI (Lingkaran Survey Indonesia) memakai sampel 2.000 TPS dalam Quick Count, hanya sekitar 0,4% dari total 479.183 TPS

Karena hanya pakai 2.000 TPS sebagai sampel, kalau LSI bilang suara masuk sudah 80% artinya sudah dihitung dari 1.600 TPS

Jadi tolong yang anggap hasil Quick Count itu mutlak, jangan lupa, ia dihitung hanya pakai sampel TPS, bukan dihitung dari semua TPS

Hore, Jokowi berhasil ubah status dari Petugas Partai jadi Presiden Sementara

Jadi, kalau ternyata hasil KPU 22 Juli Prabowo 51%, Jokowi 49%, berarti masa jabatan Presiden Sementara Jokowi sekitar 14 hari (9-22 Juli)

Jokowi, habis ambil nomor urut, langsung kampanye
Sekarang, habis Quick Count langsung klaim Presiden

#colongstart melulu deh

Jadi ingat, pada masa perang kemerdekaan Indonesia ada yang disebut Presiden In Action, saat pemerintah pindah ke Bukit Tinggi

Nah, Presiden In Action ini tidak dihitung dalam daftar Presiden RI. Kalau Presiden Sementara aka Presiden Quick Count kita hitung tidak?

Saya tegas tidak dukung Presiden Sementara ala Presiden Quick Count ala Jokowi - JK
Saya hanya dukung hasil KPU pada 22 Juli

Jika Prabowo - Hatta, dukung
Jika Jokowi - JK, dukung

#TolakOpiniCurang

Pilpres 2014 memang bersejarah :

- Pertama kalinya hanya tarung 2 kandidat
- Pertama kalinya ada Presiden Quick Count ala Jokowi

Saya kira teman2 jangan berasumsi pada 22 Juli mutlak Prabowo yang menang, bisa jadi Jokowi dan apa pun hasilnya tetap harus didukung. Deal?

Ini Anies Baswedan di Metro TV minta Prabowo segera akui kekalahan. Lah, memangnya hasil Quick Count identik dengan hasil KPU?

Prabowo belum akui kekalahan karena belum ada hasil Real Count KPU, itu sesuai koridor.

Kalau Jokowi klaim menang atas dasar Quick count?

Metro TV ini memang suka memutar balikkan fakta, lalu menuduh lawan mainnya yang memutar balikkan fakta. Mirip kasus Jokowi Salah Ihrom

Wih, relawan Metro TV bilang, kalau ada kecurangan akan kerahkan massa lebih banyak dari konser 2 jari.

Kalau hasil KPU Prabowo menang?
Ayo siapa dukung Jokowi si Presiden Quick Count?

Anyway, Presiden Quick Count itu Presiden Pilihan Surveyor (Dari sampel 2.000 TPS)
Faktanya, hasil Quick Count adalah Kemenangan Surveyor dengan dasar 2.000 TPS hanya 0,4% dari total 479.183 TPS pic.twitter.com/FZe57xabVP


Kwik Kian Gie di TV One :

Pernah bilang elektabilitas Megawati jauh di bawah Jokowi adalah bukti Surveyor ikut arus permainan politik
Dengan hasil Quick Count rata2 47% vs 53%, hasil Real Count di KPU bisa 50% vs 50% atau malah 50,1% vs 49,9% pic.twitter.com/qEZWwOruow


Masih banyak yang mention mengira Quick Count itu real count di seluruh TPS. Hadeuhh

Quick Count itu hitung by sampling TPS. Contoh : LSI pakai sampling 2.000 TPS, sekitar 0,4% dari total 479.183 TPS. Marjin eror rata2 3%

Dengan marjin eror rata-rata 3%, maka Quick Count boleh jadi acuan kemenangan jika hasilnya Quick Count maksimal 46% vs 54%

Kenapa? Karena dengan marjin eror 3%, maka proyeksi maksimal Quick Count 46% vs 54% di KPU maksimal 49% vs 53%. Pemenang tetap sebelah kanan

Tapi apabila hasil Quick Count 47% vs 53%, dengan marjin eror 3%, hasil di KPU bisa menjadi 50% vs 50%. Kondisi imbang

Sekarang lihat hasil Quick Count berikut ini, dominan 47% vs 53%. Jadi sebetulnya, secara umum kondisi masih imbang pic.twitter.com/0VNyq3fnqj


Jadi, kalau selisih Quick Count masih sebesar 3% dari batas tengah 50% (dalam range marjin eror), belum bisa klaim menang atau kalah

Kenapa ada marjin eror dalam Quick Count?

Karena hitungnya by sampling dari 2.000 TPS, hanya 0,4% dari total 479.183 TPS

#BukanRealCount
Nah, jelas ada motif :) “@zurix007: tp ko bisa2nya deklarasi kemenangan yah ? Quick Count itu hitung by sampling ... tmi.me/1exnKP

Cuma satu cara, tunggu Real Count KPU pada 22 Juli “@agus_sugi4rt0: jd gmn nih hasilnya?? Bikin dag dig dug aja....”

Itulah, karena itu paling fair adalah tunggu Real Count KPU “@twittnahdotcom: atau bisa aja data masing2 dr Sampel TPS sengaja dimanipulasi”
Contoh :

Survey Pileg 2014 versi Indo Barometer. Responden 1.200 orang dengan MOE (Marjin of Eror) 3% pic.twitter.com/jVCPe5jfTK


Contoh :

Survey Pileg 2014 versi LSI (Lingkaran Survey Indonesia), responden 1.200 orang, MOE (marjin of eror) 2,9% pic.twitter.com/AjB6k5oweR


Contoh :

Survey Pileg 2014 versi Kompas. Responden 1.380 orang. MOE (marjin of eror) 2,6% pic.twitter.com/z950bB0hvq


Jadi Jokowi ini ibarat klaim menang sebuah pertandingan atas dasar hasil penghitungan peramal score, bukan juri score yang resmi

Atas dasar hitungan para peramal score ini, Jokowi klaim menang dan minta Prabowo akui kekalahan sebelum juri umumkan hasil hitungan resmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar