Ini kalau
hasil quick count hanya berselisih di bawah 5% harus hati-hati menyikapinya,
karena hasil KPU bisa berbeda pemenangnya
Pemenang
hasil quick count, jika hanya berselisih di bawah 5%, bisa berbeda dengan
pemenang hasil KPU
Jadi
jangan menyikapi seolah hasil quick count adalah final, jika hanya berselisih
di bawah 5%
Tebakan
saya selisih hasil quick count antara Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK maksimal
10%
Melihat
ketatnya hasil Quick Count, validitas Quick Count baru bisa lebih dipastikan
kalau suara sudah masuk 95% ke atas
Quick
Count versi Kompas :
Prabowo Hatta 46%
Jokowi JK 53%
Selisih 7%
Artinya, validitas hasil ketika suara masuk sudah 95%
Prabowo Hatta 46%
Jokowi JK 53%
Selisih 7%
Artinya, validitas hasil ketika suara masuk sudah 95%
Kalau PDIP
langsung konpers itu artinya mereka mau bentuk opini menang, meski masih harus
tunggu suara masuk 95%
Lagipula,
dengan selisih sekitar 5% maka hasil Quick Count bisa berbalik 180 derajat
dengan hasil KPU
Marjin of
Error Quick Count itu rata2 paling besar 3%
Jadi kalau
hasil final Quick Count si A 47% , si B 53%, dengan marjin of eror 3 % itu
belum bisa dibilang menang, masih imbang
Karena
kalau marjin of error 3% itu artinya, ketika si A 47%, memiliki range 44 - 50%,
sedangkan si B 53% itu range 50 - 56%
Jadi kalau
marjin of error nya 3%, untuk dapat gambaran valid hasil Quick Count harus
surat suara masuk paling tidak 97,1%
Anggap
nanti hasil Quick Count si A 49% dan si B 51%, itu artinya selisih dari batas
tengah 50% hanya 1%
Artinya,
Jika A 49%, rangenya 46 - 52%
Jika B 51%, rangenya 48 - 55%
Hasil bisa berbalik 180 derajat di KPU
Jika A 49%, rangenya 46 - 52%
Jika B 51%, rangenya 48 - 55%
Hasil bisa berbalik 180 derajat di KPU
Sah2 saja
PDIP Konfrensi Pers buru-buru, meski selisih masih dalam range marjin of eror.
Asal jangan kaget aja kalau berbalik di KPU
Quick
Count Kompas
Suara masuk 92%
Prabowo - Hatta 48%
Jokowi - JK 52%
Selisih ke 50% hanya 2%, masih dalam range marjin of error
Suara masuk 92%
Prabowo - Hatta 48%
Jokowi - JK 52%
Selisih ke 50% hanya 2%, masih dalam range marjin of error
Dengan
Prabowo - Hatta 48%, rangenya 45 - 51%
Jokowi - JK 52%, rangenya 49 - 55%
Dengan marjin of error 3%, masih bisa berbalik di KPU
Prabowo - Hatta 48%, rangenya 45 - 51%
Jokowi - JK 52%, rangenya 49 - 55%
Dengan marjin of error 3%, masih bisa berbalik di KPU
Quick
count itu, meski suara sudah masuk 100%, tetap bukan hasil final, rata2 marjin
of errornya + - 3%
Makanya
ini aneh PDIP sudah konferensi pers nyatakan menang, padahal selisih ke batas
tengah (50%) masih 2-3%, masih dalam range eror
Lain
halnya kalau hasil Quick Count sudah masuk suara 100% dan selisih perolehan
suara ke batas tengah (50%) sudah minimal 3,1%
Misalkan,
suara sudah masuk 100% dan Jokowi - JK dapat 53,1% ke atas, itu boleh klaim
menang
Masalahnya
Konferensi Pers klaim menangnya PDIP dilakukan saat suara masuk masih 80%, ada
motif apa? Mau bentuk opini apa?
Apakah
konferensi pers terburu2 ala Jokowi - JK adalah bagian dari upaya bentuk opini
curang jika hasil KPU berbeda?
Padahal,
penghitungan yang resmi dan valid ya hasil KPU, justru perhitungan Quick Count
adalah proyeksi dengan range eror 3%
Apakah
Jokowi - Jk hendak mengklaim bahwa hasil hitungan Quick Count adalah yang
valid, sedangkan yang KPU adalah yang tidak valid?
Ada yang
tahu tidak jumlah TPS dalam Pilpres 2014 ada berapa?
479.183 TPS
Surveyor paling banyak mengambil 5% dalam Quick Count
479.183 TPS
Surveyor paling banyak mengambil 5% dalam Quick Count
Itulah
kenapa yang namanya Quick Count bisa dijadikan acuan ketika pertarungan tidak
berselisih tipis, karena menghitung tidak di semua TPS
Pada pertarungan
berselisih tipis, hasil Quick Count tidak bisa dipegang, apalagi selisih itu
masih dalam marjin of error rata2
Lain
halnya kalau selisih Quick Count di atas 5% dari batas tengah 50%, kalau itu
yang terjadi, hasil Quick Count bisa dianggap valid
Tapi kalau
berselisih 3% (range rata2 marjin of error ) dari batas tengah 50%, maka hasil
Quick Count belum tentu menggambarkan pemenang
Makanya
tadi saya berharap selisih Quick Count mencapai 10%, agar bisa segera tentukan
siapa pemenangnya
Hasil
Quick Count beberapa surveyor tadi, range paling besar 47% vs 53%, selisih
hanya 3% dari batas tengah 50% (masih dalam range error)
Ada Quick
Count yang hasilnya 48% vs 52%
Ada yang hasilnya 49% vs 51%
Ada juga yang 51% vs 49%
Kenapa?
Karena berdasarkan sampel TPS
Ada yang hasilnya 49% vs 51%
Ada juga yang 51% vs 49%
Kenapa?
Karena berdasarkan sampel TPS
Total
jumlah TPS Pilpres 2014 sebanyak 479.183 TPS, Quick Count paling banyak pakai
sampel 5% (23.959 TPS)
Yakin hasil Quick Count = KPU?
Yakin hasil Quick Count = KPU?
Memang
tidak banyak yang mengetahui kalau Quick Count itu hanya memakai sampel, bukan
menghitung seluruh hasil suara TPS
Tapi ya
kalau mau argumen soal validitas Quick Count, mbok ya cari tahu dulu, supaya
tidak main klaim hasil Quick Count = hasil KPU
Quick
Count itu survey berdasarkan sampel TPS.
Survey tetap survey, selalu ada error, rata2 + - 3%
Jadi kalau
PDIP sebut : Jokowi - JK adalah Presiden Quick Count, itu artinya Jokowi adalah
Presiden Sementara :)
Dan jangan
lupa, hasil yang valid ya hasil penghitungan KPU yang menghitung seluruh kertas
suara di semua TPS
Agak lucu
buzzer2nya Jokowi menuding, hasil KPU belum tentu benar. Lho, lembaga yang
berwenang siapa? KPU atau Surveyor?
Ketika
diserang, Jokowi mengadu ke Bawaslu (lembaga resmi), begitu Quick Count menang,
mendadak KPU (lembaga resmi) tidak kredibel
Lucu ya
Jokowi, ketika butuh lembaga resmi (Bawaslu) mereka mengadu kesana, begitu
tidak butuh, lembaga resmi (KPU) tidak dianggap kredibel
Itu
namanya Standar Ganda pak Jokowi. Jadi ingat AS yang selalu pasang standar
ganda di berbagai situasi, tergantung kebutuhan :)
Jadi
situasi sekarang adalah
Prabowo - Hatta 47,5%
Jokowi - JK 52,5%
Itu kalau ambil selisih terluas dari hasil Quick Count surveyor2 ya
Prabowo - Hatta 47,5%
Jokowi - JK 52,5%
Itu kalau ambil selisih terluas dari hasil Quick Count surveyor2 ya
Dengan
range error 3%, anggap hasil KPU :
Prabowo - Hatta 44,5%
Jokowi - JK 55,5%
Curang tidak?
Prabowo - Hatta 44,5%
Jokowi - JK 55,5%
Curang tidak?
Lalu kalau
hasil KPU ternyata :
Prabowo - Hatta 50,5%
Jokowi - JK 49,5%
Curang tidak?
Prabowo - Hatta 50,5%
Jokowi - JK 49,5%
Curang tidak?
Kalau
hasil KPU :
Prabowo 44,5% vs Jokowi 55,5% akan dibilang sah
Prabowo 50,5% vs Jokowi 49,5% akan dibilang curang
Duh, #IQJongkok
Prabowo 44,5% vs Jokowi 55,5% akan dibilang sah
Prabowo 50,5% vs Jokowi 49,5% akan dibilang curang
Duh, #IQJongkok
Paling
benar ya menunggu hasil KPU 22 Juli 2014 karena hasil Quick Count hanya selisih
3% dari batas tengah 50% (rata2 marjin eror)
Buat
jurnalis, pukul 19.00 WIB ada Konferensi Pers Persepi (Perhimpunan Survey Opini
Publik Indonesia) di Balai Kartini
Konferensi
Pers Persepi (Perhimpunan Survey Opini Publik Indonesia) akan membahas simpang
siur hasil Quick Count
Kalau
tidak salah dalam Pilpres 2014 ada 60an surveyor yang terdaftar di KPu untuk
melakukan Quick Count
Konferensi
Pers Persepi (Perhimpunan Survey Opini Publik) malam ini akan menindaklanjuti
dan mengaudit hasil survey para Surveyor
Tapi ya
apapun hasilnya, sebetulnya hasil sahnya ya dari KPU pada 22 Juli 2014
Oya tadi
lupa saya jelaskan, bahwa 100% suara masuk dalam Quick Count itu berdasarkan
jumlah TPS yang jadi sampel di masing2 surveyor
Misalnya,
LSI (Lingkaran Survey Indonesia) memakai sampel 2.000 TPS dalam Quick Count,
hanya sekitar 0,4% dari total 479.183 TPS
Karena
hanya pakai 2.000 TPS sebagai sampel, kalau LSI bilang suara masuk sudah 80%
artinya sudah dihitung dari 1.600 TPS
Jadi
tolong yang anggap hasil Quick Count itu mutlak, jangan lupa, ia dihitung hanya
pakai sampel TPS, bukan dihitung dari semua TPS
Hore,
Jokowi berhasil ubah status dari Petugas Partai jadi Presiden Sementara
Jadi,
kalau ternyata hasil KPU 22 Juli Prabowo 51%, Jokowi 49%, berarti masa jabatan
Presiden Sementara Jokowi sekitar 14 hari (9-22 Juli)
Jokowi,
habis ambil nomor urut, langsung kampanye
Sekarang, habis Quick Count langsung klaim Presiden
#colongstart melulu deh
Sekarang, habis Quick Count langsung klaim Presiden
#colongstart melulu deh
Jadi
ingat, pada masa perang kemerdekaan Indonesia ada yang disebut Presiden In
Action, saat pemerintah pindah ke Bukit Tinggi
Nah,
Presiden In Action ini tidak dihitung dalam daftar Presiden RI. Kalau Presiden
Sementara aka Presiden Quick Count kita hitung tidak?
Saya tegas
tidak dukung Presiden Sementara ala Presiden Quick Count ala Jokowi - JK
Saya hanya
dukung hasil KPU pada 22 Juli
Jika Prabowo - Hatta, dukung
Jika Jokowi - JK, dukung
#TolakOpiniCurang
Jika Prabowo - Hatta, dukung
Jika Jokowi - JK, dukung
#TolakOpiniCurang
Pilpres
2014 memang bersejarah :
- Pertama kalinya hanya tarung 2 kandidat
- Pertama kalinya ada Presiden Quick Count ala Jokowi
- Pertama kalinya hanya tarung 2 kandidat
- Pertama kalinya ada Presiden Quick Count ala Jokowi
Saya kira
teman2 jangan berasumsi pada 22 Juli mutlak Prabowo yang menang, bisa jadi
Jokowi dan apa pun hasilnya tetap harus didukung. Deal?
Ini Anies
Baswedan di Metro TV minta Prabowo segera akui kekalahan. Lah, memangnya hasil
Quick Count identik dengan hasil KPU?
Prabowo
belum akui kekalahan karena belum ada hasil Real Count KPU, itu sesuai koridor.
Kalau Jokowi klaim menang atas dasar Quick count?
Kalau Jokowi klaim menang atas dasar Quick count?
Metro TV
ini memang suka memutar balikkan fakta, lalu menuduh lawan mainnya yang memutar
balikkan fakta. Mirip kasus Jokowi Salah Ihrom
Wih,
relawan Metro TV bilang, kalau ada kecurangan akan kerahkan massa lebih banyak
dari konser 2 jari.
Kalau hasil KPU Prabowo menang?
Kalau hasil KPU Prabowo menang?
Ayo siapa
dukung Jokowi si Presiden Quick Count?
Anyway, Presiden Quick Count itu Presiden Pilihan Surveyor (Dari sampel 2.000 TPS)
Anyway, Presiden Quick Count itu Presiden Pilihan Surveyor (Dari sampel 2.000 TPS)
Faktanya,
hasil Quick Count adalah Kemenangan Surveyor dengan dasar 2.000 TPS hanya 0,4%
dari total 479.183 TPS pic.twitter.com/FZe57xabVP
Kwik Kian
Gie di TV One :
Pernah bilang elektabilitas Megawati jauh di bawah Jokowi adalah bukti Surveyor ikut arus permainan politik
Pernah bilang elektabilitas Megawati jauh di bawah Jokowi adalah bukti Surveyor ikut arus permainan politik
Dengan
hasil Quick Count rata2 47% vs 53%, hasil Real Count di KPU bisa 50% vs 50%
atau malah 50,1% vs 49,9% pic.twitter.com/qEZWwOruow
Masih
banyak yang mention mengira Quick Count itu real count di seluruh TPS. Hadeuhh
Quick
Count itu hitung by sampling TPS. Contoh : LSI pakai sampling 2.000 TPS,
sekitar 0,4% dari total 479.183 TPS. Marjin eror rata2 3%
Dengan
marjin eror rata-rata 3%, maka Quick Count boleh jadi acuan kemenangan jika
hasilnya Quick Count maksimal 46% vs 54%
Kenapa?
Karena dengan marjin eror 3%, maka proyeksi maksimal Quick Count 46% vs 54% di
KPU maksimal 49% vs 53%. Pemenang tetap sebelah kanan
Tapi
apabila hasil Quick Count 47% vs 53%, dengan marjin eror 3%, hasil di KPU bisa
menjadi 50% vs 50%. Kondisi imbang
Sekarang
lihat hasil Quick Count berikut ini, dominan 47% vs 53%. Jadi sebetulnya,
secara umum kondisi masih imbang pic.twitter.com/0VNyq3fnqj
Jadi,
kalau selisih Quick Count masih sebesar 3% dari batas tengah 50% (dalam range
marjin eror), belum bisa klaim menang atau kalah
Kenapa ada
marjin eror dalam Quick Count?
Karena hitungnya by sampling dari 2.000 TPS, hanya 0,4% dari total 479.183 TPS
#BukanRealCount
Karena hitungnya by sampling dari 2.000 TPS, hanya 0,4% dari total 479.183 TPS
#BukanRealCount
Nah, jelas
ada motif :) “@zurix007: tp ko bisa2nya deklarasi kemenangan
yah ? Quick Count itu hitung by sampling ... tmi.me/1exnKP”
Cuma satu
cara, tunggu Real Count KPU pada 22 Juli “@agus_sugi4rt0: jd gmn nih hasilnya?? Bikin dag dig dug
aja....”
Itulah,
karena itu paling fair adalah tunggu Real Count KPU “@twittnahdotcom: atau bisa aja data masing2 dr
Sampel TPS sengaja dimanipulasi”
Contoh :
Survey Pileg 2014 versi Indo Barometer. Responden 1.200 orang dengan MOE (Marjin of Eror) 3% pic.twitter.com/jVCPe5jfTK
Survey Pileg 2014 versi Indo Barometer. Responden 1.200 orang dengan MOE (Marjin of Eror) 3% pic.twitter.com/jVCPe5jfTK
Contoh :
Survey Pileg 2014 versi LSI (Lingkaran Survey Indonesia), responden 1.200 orang, MOE (marjin of eror) 2,9% pic.twitter.com/AjB6k5oweR
Survey Pileg 2014 versi LSI (Lingkaran Survey Indonesia), responden 1.200 orang, MOE (marjin of eror) 2,9% pic.twitter.com/AjB6k5oweR
Contoh :
Survey Pileg 2014 versi Kompas. Responden 1.380 orang. MOE (marjin of eror) 2,6% pic.twitter.com/z950bB0hvq
Survey Pileg 2014 versi Kompas. Responden 1.380 orang. MOE (marjin of eror) 2,6% pic.twitter.com/z950bB0hvq
Jadi
Jokowi ini ibarat klaim menang sebuah pertandingan atas dasar hasil
penghitungan peramal score, bukan juri score yang resmi
Atas dasar
hitungan para peramal score ini, Jokowi klaim menang dan minta Prabowo akui
kekalahan sebelum juri umumkan hasil hitungan resmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar