Selain dihadang kemarau yang menyebabkan tanaman padi kesulitan
mendapatkan air irigasi, banyak tanaman areal persawahan di Kabupaten
Banyumas yang diserang hama tikus.
Hama binatang pengerat yang merusak tanaman padi dengan memngerat
batang tanaman padi tersebut, merusak areal persawahan di wilayah
selatan wilayah Kabupaten Banyumas. Antara lain di wilayah Kecamatan
Patikraja, Kebasen, Sumpyuh dan Rawalo.
Dodo (32), perangkat desa
Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja, mengaku hama tikus kali ini sangat
sulit di atasi. Dari areal sawah di desanya yang mencapai 114 hektar,
lebih dari separuhnya terkena serangan hama tikus. ''Akibat kerusakannya
bervariasi, ada yang mengalami kerusakan parah ada juga yang sedang,''
katanya, Rabu (8/7).
Bahkan dia menyebutkan, lahan sawah yang
sedang digunakan untuk percontohan pertanian padi dengan menggunakan
metode Hazton, sebagian besar terkena serangan hama tikus. ''Sebenarnya,
tanaman padi yang dibudidaya dengan metode Hazton ini cukup baik. Namun
pada saat tanaman padi sudah berusia sebulan, hama tikus langsung
menghancurkan tanaman padi ini,'' katanya.
Menurutnya, budidaya
tanaman padi dengan metode Hazton ini diujicoba di Desa Pegalongan
dengan kerjasama Bank Indonesia Purwokerto. Dalam program tersebut, BI
Purwokerto melalui program CSR (Corporate Social Responsibility)-nya
menyediakan bibit tanaman, obat-obatan dan berbagai keperluan petani
untuk melaksanakan ujicoba tersebut.
Serangkan hama tikus ini,
juga menyerang sebagian besar tanaman padi di Desa Notog Kecamatan
Patikraja. ''Sebagian besar tanaman padi di Notog memang ludes akibat
serangan hama tikus. Bahkan ada juga lahan yang sudah mengalami puso,''
kata Nurrochim, seorang perangkat desa setempat.
Di wilayah
Kecamatan Kebasen, keadaannya juga hampir sama. Sugeng (43), seorang
petani di Desa Gambarsari Kecamatan Kebasen, mengaku tanaman padinya
pada masa tanam kedua tahun 2015 ini, tidak bisa diharapkan hasil
panennya lagi. Dari sawah seluas 0,3 hektar yang dikelola, dapat hasil
panen sepertiga dari kondisi normal saja sudah bagus.
''Kalau
hasil panen sedang baik, biasanya saya bisa dapat sekitar 1,5 ton gabah
basah. Setelah ludes diserang tikus, dapat 1 atau 2 kwintal saja saya
kira sudah bagus,'' katanya.
Dia menyebutkan, salah satu hama
tanaman yang paling sulit diberantas selama ini memang hama tikus. Bila
sedang musimnya muncul, diatasi dengan cara apa pun biasanya akan sulit.
''Tikus yang menyerang hama padi itu jumlahnya ribuan. Kalau kebetulan
sedang di sawah pada malam hari, setiap petani bisa menyaksikan suara
riuh tikus yang sedang berada di sawah,'' katanya.
Humas Bulog
Sub Divre IV Banyumas, Priyono, mengaku sudah mendapat informasi bahwa
tanaman padi pada musim tanam kedua ini ada beberapa wilayah yang cukup
parah diserang hama tikus. ''Informasinya memang demikian. Di antaranya,
seperti di Patikraja itu. Tapi kalau seperti di daerah Cilacap, saya
belum dapat informasi apakah sama diserang hama tikus seperti di
Banyumas atau tidak,'' katanya.
Untuk itu, dia belum bisa
memastikan apakah kondisi kemarau sekaligus serangan hama ini akan
mempengaruhi target penyerapan beras petani yang dilakukan Bulog atau
tidak. ''Itu saya masih belum bisa memprediksi. Namun melihat kondisi
kemarau dan serangan hama saat ini, kemungkinan hasil panen Agustus 2015
ini tidak akan bisa menurunkan harga beras sampai di bahah HPP (Harga
Pedoman Pemerintah) 2015,'' katanya.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/07/08/nr5xr4-hama-tikus-serang-tanaman-padi-di-banyumas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar