Rabu, 07 Oktober 2015

Dua Opsi Dilematis, Impor atau Naik Harga

Hilangnya beras medium dalam beberapa bulan ini membuat harga beras mulai merangkak naik. Musim kemarau panjang diklaim membuat kualitas beras menjadi baik sehingga banyak petani menjual produksinya diatas HPP.

Kelangkaan beras jenis medium di pasaran sudah mulai terjadi sejak dua bulan terakhir. Sulitnya mencari beras medium yang dibeli Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) seharga Rp 7.300 per kilogram (kg) berdampak pada penurunan stok beras medium milik Bulog.

Berdasarkan data stok beras di gudang Bulog, per akhir September 2015, Bulog hanya memiliki 1,1 juta ton beras medium dari total stok beras yang mencapai 1,7 juta ton. Sementara sisanya adalah beras premium.

Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog, menyebutkan bahwa sejatinya Bulog perlu stok beras medium lebih banyak. Pasalnya, selain menyalurkan program beras sejahtera (rastra), Bulog juga harus menggelar operasi pasar jika harga di pasar mulai bergejolak sementara keran impor belum dibuka.

Saat ini Bulog hanya bisa menyerap beras jenis premium yang harus dibeli Bulog dari petani di atas HPP. Seolah tak punya pilihan lain, Bulog akan menyerap beras premium ini sebagai stok beras nasional selama kebijakan impor beras hanya sekadar wacana.

Bulog pun memasang target bisa menyerap 900.000 ton dalam tiga bulan ini sehingga stok beras premium bisa mencapai 1,5 juta ton di akhir tahun. “Kalau sampai Februari 2016 masih kemarau, opsi pemerintah memang harus mengimpor beras,” ujarnya.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, menyatakan, belum ada kepastian soal impor beras. Dia mengakui pasokan beras medium Bulog sudah menipis. Namun, dia menilai hal ini wajar karena panen raya telah usai sehingga stok beras medium tak terlalu banyak. “Tapi jangan lupa, di musim kering, justru kualitas beras itu bagus. Harganya juga tinggi,” ujar Amran.

Kualitas beras yang baik ini membuat petani tidak lagi menjual berasnya sesuai HPP. Amran bilang, sorotan sinar matahari penuh membuat hama penyakit berkurang dan kadar air dalam padi rendah, sehingga harga beras menjadi tinggi.

Dwi Andreas, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengingatkan agar mewaspadai kenaikan harga beras di pengujung tahun ini jika impor beras medium tak dilakukan. Dia pun sangsi jika Bulog akan menggunakan beras premium untuk menjaga stok beras nasional. Pasalnya, jika langkah itu diambil, Bulog akan menderita kerugian besar.

http://pemeriksaanpajak.com/2015/10/07/dua-opsi-dilematis-impor-atau-naik-harga/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar