Kementerian Pertanian (Kementan) sampai detik ini masih optimis pasokan
beras berlimpah. Meski cadangan pemerintah di kantong Perum Bulog minim,
tapi ada beras yang berlimpah di masyarakat, petani dan pedagang.
"Yang
di Bulog itu cuma delapan persennya saja, beras yang tersebar di
masyarakat itu ada sampai 4,6 juta ton selama setahun," kata Kepala
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Gardjita budi
pada Rabu (7/10).
Jumlah tersebut merupakan perkiraan setelah
mengkonversi angka ramalan gabah kering giling semabnhak 75,5 juta ton
menjadi beras. Ia pun menjamin stok beras aman hingga desember 2015 dan
tidak perlu impor beras. Kementan, lanjut dia, masih mewaspadai El Nino.
Ia diharapkan pergi pada desember sehingga produksi beras bisa dimulai
lagi secara normal.
Ditanya antisipasi keberadaan beras yang tak
ada di genggaman pemerintah, Gardjita menekankan yang terpenting adalah
ketahanan pangan khususnya beras berada di masyarakat. Bulog yang
mengantongi sedikit beras diperlukan hanya ketika terjadi gejolak. Yang
terpenting yakni akses masyarakat memeroleh beras terjangkau.
Kekhawatiran
kartel beras pun jangan terlalu dibesar-besarkan. Segala pernyataan
harus dibarengi bukti. Maka dari itu, jika terjadi anomali harga beras,
Kementan mempercayakan hal tersebut kepada pihak berwajib. "Sebab
praktik kartel melanggar hukum dan undang-undang," tuturnya.
Sembari
terus menggenjot produksi beras, Kementan pun mengaku terus menuju
diversifikasi pangan. Agar masyarakat tak melulu bergantung pada beras
untuk memenuhi asupan karbohidrat bagi tubuh. Terbukti, kata Gardjita,
angka konsumsi beras terus menurun.
"Beberapa tahun lalu
angkanya 139 kilo per orang per tahun, tapi sejak empat tahun yang lalu
angkanya 124 kilo per orang per tahun," katanya. Data konsumsi beras
masih menggunakan angka empat tahun lalu. Target pemerintah terus
menekan konsumsi hingga 100 kilo per tahun.
Di sisi lain, Bulog
telah melakukan operasi pasar di lima titik strategis. Masing-masing
titik menyefiakan 300 kilogram beras. Hal tersebut dilakukan sembari
terus melakukan penyerapan di sisa panen gadu.
"Saat ini stok
kita yang terakhir 1,65 juta ton beras," kata Direktur Pengadaan Perum
Bulog Wahyu saat dihubungi melalui sambungan telepon. Angka tersebut
setelah dikurangi penyaluran dan ditambah penyerapan ke petani.
Tapi,
ia tidak menyebut secara rinci soal kegiatan tersebut. Belum selesai
ditanya lebih lanjut, Wahyu menghentikan percakapan karena mengaku
tengah mengetik. Setelah itu, ia belum bisa dihubungi kembali.
Sebelumnya,
terkait wacana impor dalam rangka menjaga ketersediaan beras, Perum
Bulog menyerahkan keputusan sepenuhnya pada pemerintah. Fokus kegiatan
Bulog saat ini yakni melakukan penyerapan beras denhpgan maksimal
sebagaimana diinstruksikan. Namun jika tidak ada impor, stok beras Bulog
di akhir tahun akan tersisa hanya 50-60 ribu ton. Jumlah tersebut
sangat jomplang jika dibandingkan stok akhir tahun 2014 sebanyak 1,4
juta ton.
http://www.republika.co.id/berita/kementan/berita-kementan/15/10/07/nvumo5219-kementan-beras-di-masyarakat-46-juta-ton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar