Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) mengharapkan pemerintah untuk menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras pada 2012.
"Harapan kita tentunya HPP 2012 mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu signifikan," kata Ketua HKTI Kabupaten Cilacap, Sudarno, di Cilacap, Sabtu (24/12).
Ia mengatakan, HPP harus dinaikkan karena tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar yang saat ini banyak dipengaruhi oleh para tengkulak. "Pasar saat ini, seperti di Cilacap, banyak dimainkan oleh para tengkulak, sehingga pemerintah pun harus tegas," katanya.
Menurut dia, kenaikan HPP yang diharapkan tidak terlalu signifikan tersebut juga untuk mengantisipasi permainan para tengkulak. Dalam hal ini, para tengkulak akan selalu memasang harga di atas HPP sehingga jika hal itu terjadi, bakal memengaruhi program pengadaan beras dan gabah yang dilaksanakan pemerintah melalui Bulog. Oleh karena itu, HPP 2012 diharapkan bersifat fleksibel sehingga dapat mengikuti harga pasar.
Secara terpisah, Kepala Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas Witono mengatakan, pihaknya mengharapkan HPP 2012 dapat segera dikeluarkan sehingga penyerapan beras atau gabah dari petani dapat berjalan maksimal. "Jika HPP yang baru sudah ada maka kita bisa secara optimal menyerap hasil panen petani, karena Bulog juga harus berkejaran dengan para tengkulak," katanya.
Selain itu, kata dia, prognosa pengadaan beras dan gabah oleh Bulog Banyumas pada 2012 juga mengalami peningkatan dari 2011. Dalam hal ini, lanjutnya, prognosa 2012 untuk Bulog Banyumas telah ditetapkan sebesar 135 ribu ton setara beras atau naik dari 2011 sebesar 70 ribu ton setara beras setelah mengalami revisi (sebelum direvisi sebesar 95 ribu ton setara beras- red).
Terkait hal itu, pihaknya mengharapkan HPP 2012 dapat segera diterbitkan sehingga Bulog dapat segera melakukan pembelian gabah dan beras petani karena panen raya di wilayah Banyumas diperkirakan akan berlangsung pada Maret mendatang. (ant)
Ia mengatakan, HPP harus dinaikkan karena tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar yang saat ini banyak dipengaruhi oleh para tengkulak. "Pasar saat ini, seperti di Cilacap, banyak dimainkan oleh para tengkulak, sehingga pemerintah pun harus tegas," katanya.
Menurut dia, kenaikan HPP yang diharapkan tidak terlalu signifikan tersebut juga untuk mengantisipasi permainan para tengkulak. Dalam hal ini, para tengkulak akan selalu memasang harga di atas HPP sehingga jika hal itu terjadi, bakal memengaruhi program pengadaan beras dan gabah yang dilaksanakan pemerintah melalui Bulog. Oleh karena itu, HPP 2012 diharapkan bersifat fleksibel sehingga dapat mengikuti harga pasar.
Secara terpisah, Kepala Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas Witono mengatakan, pihaknya mengharapkan HPP 2012 dapat segera dikeluarkan sehingga penyerapan beras atau gabah dari petani dapat berjalan maksimal. "Jika HPP yang baru sudah ada maka kita bisa secara optimal menyerap hasil panen petani, karena Bulog juga harus berkejaran dengan para tengkulak," katanya.
Selain itu, kata dia, prognosa pengadaan beras dan gabah oleh Bulog Banyumas pada 2012 juga mengalami peningkatan dari 2011. Dalam hal ini, lanjutnya, prognosa 2012 untuk Bulog Banyumas telah ditetapkan sebesar 135 ribu ton setara beras atau naik dari 2011 sebesar 70 ribu ton setara beras setelah mengalami revisi (sebelum direvisi sebesar 95 ribu ton setara beras- red).
Terkait hal itu, pihaknya mengharapkan HPP 2012 dapat segera diterbitkan sehingga Bulog dapat segera melakukan pembelian gabah dan beras petani karena panen raya di wilayah Banyumas diperkirakan akan berlangsung pada Maret mendatang. (ant)
Sumber : Medan Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar