Senin, 19 Desember 2011

Pemerintah Diminta Tetapkan HPP Beras

Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) IV Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) mengharapkan agar pemerintah pusat segera menerbitkan patokan harga pembelian pemerintah (HPP) beras dan gabah untuk pengadaan pangan 2012. Pembaharuan HPP mendesak dilakukan agar Bulog bisa bekerja secara maksimal.
Kepala Bulog Subdivre IV Banyumas, Witono, menyatakan, HPP diharapkan bisa dikeluarkan sebelum 2012. "Dengan adanya HPP yang baru maka kita bisa menyepar beras atau gabah petani secara maksimal. Sebab Bulog juga harus berkejaran dengan para tengkulak," Jika HPP yang baru sudah ada maka kita bisa secara optimal menyerap hasil panen petani," kata Witono Minggu (18/12).
Gubernur Jawa Tengah juga sudah mendesak pemerintah pusat agar segera menerbitkan ketatuan patokan HPP perberasan sebelum Januari 2012. HPP juga penting bagi petani untuk kepastian hargal.
HPP baru tersebut untuk merevisi HPP lama, agar pembelian bisa disesuaikan kondisi dan harga di pasaran saat ini, yang kecenderungannya terus meningkat. Sebab menurutnya, HPP lama yang diatur dengan Instruksi Presiden (Inpres) no 7 tahun 2009 sudah tidak sesuai dengan harga di pasaran.
Dalam Inpres tersebut mengatur HPP untuk gabah kering giling (GKG) hanya Rp3.345 per kilogram (kg), sedangkan beras hanya Rp5.060 per kg.
Sementara saat ini harga beras lokal di tingkat konsumen sudah mencapai Rp7.600 hingga Rp7.800 per kg. "Pembaharuan patokan HPP mendesak dilakukan agar kita bisa bekerja sekarang ini," ujarnya.
Witono berharap patokan HPP pengadaan pangan 2012 harus bisa ditertibkan awal tahun 2012. Jika dengan menggunakan standar lama maka Bulog kalah dengan para tengkulak beras yang sangat agresif dalam mencari gabah atau beras.
Selaian itu Bulog juga bisa langsung bekerja sebab panen di Jawa Tengah bagian selatan sifatnya lumintu artinya panen masih berlangsung secara sporadis di sejumlah tempat meski dalam skala kecil.
Panen raya diperkirakan akan berlangsung pada Maret sampai April tahun mendatang. "Dengan kondisi demikian Bulog masih bisa leluasa melakukan penyerapan,"jelas Witono.
Mengingat prognosa yang ditetapkan untuk wilayah Sub Divre IV Banyumas pada 2012 kata Witono, sebanyak 135 ribu ton setara beras, kuatonya lebih besar dari prognosa pada 2011 yang sudah direvisi sebesar 70.000 ton setara beras.
Saat ini, stok yang ada di Bulog Banyumas sudah mencapai 26.000 ton atau mampu melayani sampai tiga bulan mendatang. "Stok kita sebenarnya sudah aman, akan tetapi kita terus berusaha untuk melaksanakan penyerapan untuk menambah stok,” tambah Witono.
Dengan prognosa sebesar 135.000 ton menurutnya diperlukan percepatan penyerapan pangan. Langkah yang sudah ditempuh Sub Divre tidak hanya akan merangkul mitra usaha dan koperasi yang sudah ada.
Namun Bulog juga akan merangkul kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan di wilayah kerjanya, Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara.

Sumber : Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar