Pakar ekonomi pangan Bustanul Arifin menilai penghapusan beras masyarakat miskin (raskin) sebagai upaya liberalisasi kebutuhan bahan pokok.
Dia juga menyoroti kompleksitas akses gizi pangan masyarakat jika beras masyarakat miskin (raskin) dihapus.
Menurut Bustanul, saat ini kontribusi harga beras pada laju inflasi mencapai 25% dan sangat berpengaruh bagi masyarkat miskin.
“Disparitas
harga eceran beras domestik dengan harga dunia telah menciptakan
kerumitan tersendiri pada pengadaan beras. Selama ini, harga beras kita
tidak terpengaruh oleh harga dunia, karena adanya stok raskin," ujarnya,
Senin.
"Kalau beras diliberalisasi, tidak hanya gejolak pasar
yang muncul, tapi juga bisa ancaman kekurangan gizi masyarakat dengan
jumlah massal,” lanjut Bustanul.
Rencana penghapusan raskin juga
dinilai sebagai upaya memuluskan agenda liberalisasi yang melemahkan
kedaulatan pangan negara Republik Indonesia, menjelang pelaksanaan pasar
bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA 2015).
“Konversi
raskin dalam bentuk e-money, akan membuat komoditi beras sepenuhnya
masuk ke pasar bebas dan tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. Ini sama
saja dengan meliberalisasi beras," katanya.
"Jika raskin
dihapus, bukan hanya ancaman inflasi yang akan melanda Indonesia, tetapi
juga kehancuran bagi para petani lokal, terlebih saat menghadapi MEA
2015,” papar Bustanul.
Rencana konversi raskin ke e-money yang
terkesan meniru program kupon makanan di AS, dinilai sulit dilaksanakan
di Indonesia dan hanya akan melahirkan sejumlah persoalan baru selain
keuntungan sepihak bagi industri perbankan.
Pemerintah dinilai
luput mengkaji sisi sosial, ekonomi dan politik dalam strategi pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat Indonesia yang berbasis kepulauan dan
berkultur agraris.
Raskin bukan sekadar program untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat, melainkan terkait pertumbuhan sumber daya
manusia dan pertahanan bagi distribusi produk para petani lokal dari
serbuan impor.
http://ekbis.sindonews.com/read/937701/34/penghapusan-raskin-upaya-liberaliasi-beras-1418651683
Tidak ada komentar:
Posting Komentar