Kementerian Perdagangan telah memberikan sinyal untuk impor beras
menjelang bulan Ramadhan. Namun impor beras kemungkinan baru bisa
dilakukan, setelah panen raya selesai.
Hal tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan ketersediaan beras nasional. Sebab, hingga saat
ini Badan Urusan Logistik (Bulog) baru berhasil menyerap sekira 700
ribu ton beras dalam negeri, dibandingkan dengan angka minimal cadangan
beras nasional, yakni dua juta ton.
Direktur Utama Bulog, Lenny
Sugihat menilai kebijakan importasi beras tidak bisa dipastikan terjadi
menjelang Ramadhan atau sebelum pertengahan bulan Juni tahun ini. Sebab,
kata Lenny, kepastian impor mesti menunggu usainya masa panen raya,
yang berlangsung pada Juni-Juli 2015.
"Presiden kan
mengatakan, nanti kita lihat, harus kita hitung apakah perlu atau tidak
impor. Tentu //kan// harus menunggu selesai panen dulu, baru dihitung,"
ujar Lenny Sugihat saat dihubungi Republika, Ahad (10/5).
Lenny
mengaku, Bulog tidak ada kendala dalam melakukan penyerapan lantaran
Bulog selalu ada di mana pun panen berlangsung. Menurut Lenny lagi,
Bulog tidak merasa tersaingi dengan pihak-pihak swasta dalam menyerap
produksi petani dalam negeri.
"Kan penyerapan tidak hanya (dilakukan) Bulog. Masyarakat, pedagang, konsumen (juga melakukan penyerapan)," kata dia.
Maka
untuk menjaga stabilitas harga beras dan barang-barang kebutuhan pokok
lainnya, lanjut Lenny, Bulog siap mengadakan operasi pasar (OP). Lenny
tidak menyebut alternatif lain untuk mengantisipasi naiknya konsumsi
masyarakat menjelang dan selama bulan Ramadhan.
"Kalau sekarang kan kita konsentrasinya lagi (tentang) panen. Ya kalau diperlukan OP, ya kita siap melakukan OP. Itu kan tinggal menunggu instruksi saja," tandasnya.
http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/05/10/no4bbb-bulog-impor-beras-harus-tunggu-panen-raya-selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar