Rencana Presiden Joko Widodo untuk mengubah Perum Bulog kembali menjadi buffer stock bahan pokok seperti pada di masa lalu akan sulit dilakukan jika lembaga tersebut masih berbentuk perseroan terbatas (PT).
Pengamat pertanian IPB Hermanto Siregar mengatakan, peran Bulog sebagai buffer stock akan bisa dilakukan jika Bulog ditransformasi dari PT menjadi lembaga pemerintah non kementerian (LPMK).
“Bulog
itu dulu lembaga non departemen kementerian, oleh IMF waktu krismon
disuruh ubah menjadi PT. Sekarang sudah terbukti, PT itu nggak bisa, karena di satu sisi harus memaksimalkan keuntungan atau meminimumkan biaya, di sisi lain melakukan public service obligation (PSO)," kata Hermanto.
Dengan dua tujuan yang bertentangan tersebut maka Bulog tidak bisa melaksakan tugas secara maksimal.
Adapun
peran Bulog sebagai stabilisator harga beras dinilai sangat vital,
terutama menjelang puasa dan lebaran di mana permintaan untuk bahan
kebutuhan pokok, khususnya beras meningkat tajam.
“Bulog itu harus all out dalam
pengadaan. Sekarang kan panen, mereka harus serap sebanyak mungkin
untuk menjamin ketersediaan stok. Ketika menjelang bulan puasa dia harus
melakukan operasi pasar saat harga mulai naik,” kata Hermanto.
Pada
pelaksanaannya, Bulog kesulitan melakukan pengadaan karena harga
pembelian pemerintah untuk gabah maupun beras kalah bersaing dengan
harga pedagang. Kendati demikian, menurutnya hal tersebut sangat wajar
terjadi karena HPP gabah/beras hanya menjadi harga rujukan dan memang
Bulog tidak diperbolehkan membeli beras di atas HPP.
“Nanti tidak
masalah mereka (para pedagang) membeli di atas harga HPP, tetapi asalkan
berasnya itu tidak ditimbun, Peran pengawasan pemerintah sangat
penting, tetapi juga perlu disertai penindakan tegas jika ada
penimbunan.”
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan
pemerintah akan melakukan pembenahan kelembagaan Perum Bulog sebagai
langkah jangka menengah dalam pengendalian harga pangan. Dalam jangka
pendek, kapasitas Bulog akan dinaikkan, sedangkan dalam jangka menengah
peran lembaga itu akan dikembalikan sebagai buffer stock bahan pokok seperti di masa lalu.
http://industri.bisnis.com/read/20150507/99/430771/pakar-ipb-rencana-jokowi-kembalikan-peran-buffer-stock-bulog-sulit-dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar