Pemerintah akan mengambil kebijakan impor beras apabila Perum Bulog tak mampu memasok beras sesuai kebutuhan. Keputusan tersebut baru akan diumumkan pada Juli 2015.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. "Nanti kita akan lihat produksi dan pengumpulan Bulog. Kalau Bulog tidak mampu mengumpulkan cukup beras, kita harus impor," tegas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Impor, kata Sofyan, terpaksa dilakukan demi menjaga stok beras
nasional. Apalagi Juni ini sudah masuk puasa dan Lebaran di Juli 2015,
sehingga momen-momen tersebut akan meningkatkan permintaan beras.
"Kita harus impor untuk kepentingan stok nasional dan supaya jangan
sampai harga beras tinggi sampai tingkat konsumen. Tapi keputusannya
Juli ini," tegasnya.
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, opsi untuk melakukan impor beras selalu terbuka sebagai antisipasi dari menurunnya produksi beras di dalam negeri akibat kondisi alam seperti cuaca.
"Ya peluanglah, bisa saja keadaan cuaca jelek, kemarau, ya mesti diisi untuk memenuhi kebutuhan nasional," ujar JK.
Meski demikian, JK meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan
kecukupan beras nasional. Pasalnya masih ada panen yang bisa diharapkan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Ya di mana-mana banyak juga yang berhasil (panen), karena hujan
lebih lama maka panennya di waktu hujan, itu kualitas padi agak
menurun," lanjutnya.
http://bisnis.liputan6.com/read/2228016/bulog-tak-sanggup-pasok-beras-ri-buka-keran-impor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar