Jokowi diharapkan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melanjutkan upaya penyelesaian sengketa
perbatasan dengan Malaysia. Ada beberapa sengketa perbatasan dengan Malaysia
yang tersisa dan diharapkan terus diupayakan penyelesaiannya oleh presiden
mendatang, kata Presiden SBY saat menerima Tim Teknis Penetapan Batas Maritim
RI di Istana Negara, Senin (13/10), seperti diberitakan Antara.
"Melalui
forum ini, saya menyerukan kepada Malaysia, marilah kita dengan serius dan
semangat yang tinggi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan yang masih
tersisa. Karena, saya lihat, dengan Malaysia kurang nyata realisasinya
dibandingkan dengan negara bangsa lain," ujar SBY.
Menurut SBY masih
ada empat titik perbatasan yang menjadi sengketa Indonesia dengan Malaysia,
yakni di Selat Malaka, Malaka Selatan, Laut Tiongkok Selatan, dan Laut
Sulawesi.
Dalam kesempatan
itu, di hadapan tim teknis serta para diplomat dan perunding penyelesaian
sengketa perbatasan maritim, Presiden SBY berterima kasih atas keberhasilan
dalam sejumlah kesepakatan perjanjian yang bersejarah. Setidaknya dua
perjanjian perbatasan laut telah ditandatangani sepanjang 2014 sebelum Presiden
SBY turun. Pertama pada Mei 2014, Indonesia dan Filipina telah menandatangani
perjanjian delimitasi Zona Ekonomi Eksklusif dengan Filipina, yang menjadi
sengketa selama 20 tahun. Indonesia-Filipina memiliki perbatasan di Laut
Sulawesi dan Samudra Pasifik. Lalu, kedua, pada September 2014,
Indonesia-Singapura juga menandatangani perjanjian penetapan garis batas laut
di bagian Timur Selat Singapura yang mencakup area perairan Batam (Indonesia)
dan Changi (Singapura).
"Status
quo is not an option (bukan pilihan). Terima kasih Anda semua
menjadi part of solution (bagian dari solusi) dan menjadi trouble-shooter
(pemecah masalah) bukan trouble-maker (pembuat masalah) karena
banyak yang menjadi trouble- maker di negara ini," ujar SBY.
http://asatunews.com/politik/2014/10/14/sby-banyak-yang-jadi-troublemaker-di-negara-ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar