Beberapa waktu lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta
pemerintah mengevaluasi dan membenahi program Beras untuk Rakyat Miskin
(Raskin). Pasalnya, program ini dianggap tidak memenuhi unsur "enam T",
yakni tepat sasaran, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat harga,
dan tepat administrasi, yang dijadikan sebagai indikator efektivitas
program (Koran Tempo, 5 April 2014).
Sudah menjadi rahasia umum,
di lapangan, selama ini penyaluran beras murah memang bermasalah. Beras
bersubsidi ini acap kali menyasar golongan mampu dan tidak menjangkau
rumah tangga yang pantas menerima. Penyalurannya pun telat, kurang layak
untuk dikonsumsi, dan harus ditebus dengan harga yang lebih tinggi oleh
rumah tangga berpendapatan rendah.
Ditengarai, beras murah juga
sering kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin meraup rente
ekonomi, karena harganya yang lebih rendah dibanding harga pasar.
Alih-alih dikonsumsi oleh rumah tangga miskin, beras ini sering dijual
kembali di pasar dengan harga pasar. Jadi, frasa "beras untuk rakyat
miskin" menjadi kehilangan makna.
Berdasarkan Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas), pada Maret 2013, jumlah rumah tangga
penerima raskin mencapai 31,2 juta rumah tangga atau sekitar 49,45
persen dari jumlah total rumah tangga di Indonesia. Padahal, pada tahun
lalu, program beras murah ini hanya menyediakan beras bersubsidi untuk
15,5 juta rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM), atau 20 persen
rumah tangga dengan taraf kesejahteraan terendah.
Hal ini
memberi konfirmasi bahwa selama ini beras murah memang menyasar rumah
tangga mampu, yang seharusnya tidak menerima bantuan. Menurut hasil
Susenas pula, dari sekitar 6,6 juta rumah tangga penerima beras murah,
20 persennya justru termasuk rumah tangga dengan taraf kesejahteraan
tertinggi.
Meskipun demikian, terlepas dari berbagai masalah yang
melingkupinya, program ini harus tetap dipertahankan. Sebab, beras
adalah komoditas yang sangat penting bagi penduduk miskin. Menurut data
statistik, dalam kondisi normal (tanpa ada gejolak harga), sekitar 20–25
persen pengeluaran penduduk miskin ditujukan untuk membeli beras.
Bila
harga beras naik tajam, porsi pengeluaran penduduk miskin yang tersedot
untuk membeli beras bakal meningkat. Konsekuensinya, pemenuhan
kebutuhan pangan lain seperti protein dan kebutahan nonpangan (kesehatan
dan pendidikan) bakal terganggu. Pengalaman menunjukkan, memburuknya
kondisi kemiskinan sepanjang 2005–2006 dipicu oleh meroketnya
harga-harga bahan makanan, terutama beras, sebagai dampak kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM).
Sebetulnya, berbagai persoalan yang
menjadi penyebab tidak terpenuhinya unsur "enam T" dalam pelaksanaan
program beras murah sudah lama diketahui. Karena itu, sudah semestinya
pemerintah segera melakukan pembenahan. Semua ini diperlukan agar
program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang
pangan, yang menyedot Rp 21,4 triliun dana negara ini, benar-benar
efektif dan memberi maslahat bagi 15,5 juta rumah tangga kurang mampu.
http://www.tempo.co/read/kolom/2014/04/16/1278/Persoalan-Beras-untuk-Rakyat-Miskin
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BERTURUT TURUT BILA BERMINAT HUB KI JAYA DI NMR (_085-342-064-735) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
BalasHapusJIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BERTURUT TURUT BILA BERMINAT HUB KI JAYA DI NMR (_085-342-064-735) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BERTURUT TURUT BILA BERMINAT HUB KI JAYA DI NMR (_085-342-064-735) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB AKI, ALI, DI NMR (082 394 334 877) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA, SK ROO, MX SOBAT JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB AKI, ALI, DI NMR (082 394 334 877) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA, SK ROO, MX...
Hapus