Rabu, 02 April 2014

Sutarto Alimoeso "Membangun Kedaulatan Pangan"

Sutarto Alimoeso Direktur Utama Perum Bulog menjelaskan, peran bulog untuk dua kegiatan tersebut tidaklah mudah. Jati diri bulog sesungguhnya adalah sebagai stabilisator. Sehingga Bulog mencoba cara untuk mengkombinasikan Public Service Obligation (PSO) dan komersial. Kegiatan komersial dilakukan untuk mendukung PSO sebagaimana mestinya.

“Penyesuaian yang kita lakukan dalam beberapa tahun belakangan ini adalah mulai merubah paradigma. Dimana dulunya kalau harga jatuh di pasaran, Bulog akan membeli. Sebaliknya kalau harga bagus, bulog membiarkan saja. Itu harus dirubah dengan tiga indikator penting yang saat ini menjadi dasar pedoman kegiatan Bulog yaitu, produksi, harga, dan stok,” ujar Sutarto.

Sutarto memaparkan kombinasi PSO dengan kegiatan komersial bulog melalui tiga indikator tersebut. Begitu produksi bagus kecenderungan harga akan turun, stok bulog akan lebih besar. Namun, bila produksi rendah, harga cenderung naik dan stok bulog turun. “Produksi, harga, dan stok itulah yang dikombinasikan, bagaimana kita komersial tetapi mampu ikut menjaga stabilisasi,” imbuhnya.

Untuk tahun 2014 ke depan, Bulog tidak lagi menggunakan ketahanan pangan sebagai tujuan kerjanya. Menciptakan kedaulatan pangan telah digagas oleh Sutarto sebagai tujuan di tahun mendatang.

“Ketahanan pangan itu beda. Kalau ketahanan pangan, soal impor tidak dipermasalahkan. Tapi kan masyarakat menghendaki untuk impor itu nanti dulu. Walaupun kurang-kurang sedikit ya jangan impor. Maka dari itu tujuan kita sekarang bersama mewujudkan kedaulatan pangan,” jelasnya.

Sutarto menuturkan, dalam membangun kedaulatan pangan Bulog bekerja dari sektor hulu hingga hilir. Itu di awali dengan membangun infrastruktur penunjang dari hulu hingga hilir. Di hulu Bulog akan berusaha untu memiliki unit bisnis pengolahan yang didukung dengan alat mesin pertanian. Lalu pada distribusi Bulog membangun perusahaan sendiri yang merupakan anak perusahaan dari Perum Bulog khusus sektor distribusi. “Untuk bagian hilirnya, kita ada Bulog Mart yang merupakan pusat-pusat distribusi pangan,” imbuhnya.

Mengatasi Impor Tahun 2014

Kebutuhan domestik dalam negeri akan pangan sangatlah tinggi, adakalanya stok domestik mengalami kekurangan. Langkah yang dilakukan untuk segera menyesuaikan stok salah satunya melalui impor.

“Soal impor kalau kurang ya kita impor. Target kita untuk impor tahun depan, Bulog mampu bersinergi dengan BUMN. Prinsip dasar dalam bersinergi itu tetap sama yaitu pemerintah harus mempunyai stok, distribusi harus terjamin, sehingga harga juga dapat terjamin,” ujar Dirut Bulog yang telah memimpin sejak November 2009 silam itu.

Untuk mengurangi impor, tambahnya, Bulog sedang menuju ke arah itu. Bulog harus dapat memperhitungkan matang-matang karena impor itu telah memiliki sistem dagang yang terbentuk sebelumnya. Sedang Bulog merupakan pemain baru dalam sistem itu. Untuk itu Bulog harus membangun jaringan dengan menyiapkan infrastruktur awalnya, membangun pusat-pusat distribusi pangan untuk membuka jaringan pasar baru.

“Sistem komoditas pangan itu sudah terbentuk. Dengan telah terbentuknya itu mari kita lihat itu adil atau tidak. Ternyata kan cenderung tidak adil. Kenapa tidak adil? Dilihat dari harga yang bergejolak naik turun naik turun. Nah disitulah dengan undang-undang yang ada pemerintah wajib memiliki instrumen untuk mengendalikan harga itu,” tutur Sutarto.

Harapan Bulog, tambahnya, untuk mengurangi impor, pemerintah melakukan seperti halnya menangani beras. Ada cadangan untuk beras pemerintah. Kemudian dengan adanya infrastruktur yang dibangun dari hulu hingga hilir itu, pemerintah paham bahwa itu agar dikelola oleh bulog. Ocha Witnesteka

http://www.agrofarm.co.id/read/pertanian/443/sutarto-alimoeso-membangun-kedaulatan-pangan/#.Uzp8yeOSzME

Tidak ada komentar:

Posting Komentar