Senin, 14 Maret 2016

Benarkah Ada Mafia Bulog?

Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) membeberkan ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menskenario harga gabah di pasaran untuk menghambat pemerintah melalui badan urusan logistik (Bulog) dalam menyerap gabah petani pada musim panen ini. 

Sementara untuk tahun 2016 ini, pemerintah menyiapkan dana Rp 20 triliun ke Bulog untuk melakukan pembelian gabah secara besar-besaran ke petani. Hal itu terungkap saat digelar panen raya sekaligus pencanangan Program Serbu Serap gabah Bulog oleh Menteri Pertanian (Mentan) di Sidodadi, Masaran, Sragen, Senin (14/3/2016). 

Selain Mentan, Andi Amran Sulaiman, kegiatan itu juga dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Djaswandi, anggota DPR RI Agustina Wiludjeng dan Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman. 

Kepala Badan Pengembangan ESDM Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana mengatakan sebenarnya harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp 3.200-Rp 3.300 perkilogram yang ditetapkan pemerintah sudah riil untuk pasaran. Namun, lemahnya posisi tawar para petani, terkadang membuat ada pihak-pihak (perantara) yang kemudian membuat situasi harga gabah di lapangan menjadi bergejolak. 

Tak hanya di tataran bawah, sehari sebelum pemerintah menetapkan HPP, ia bahkan sudah mendengar ada sejumlah pihak yang mengembuskan rencana menetapkan harga pasaran lebih tinggi dari HPP untuk mengganjal penyerapan gabah oleh Bulog. 

“Saya tidak mengatakan itu (mafia). Tapi sehari sebelum HPP diputuskan Kementerian, saya dengar sendiri ada pihak yang sudah mengatur situasi harga agar Bulog tidak bisa menyerap gabah ke petani. Di wilayah sini saja, begitu tahu akan dilakukan panen raya, kemarin kita masuk sudah pada pasang papan harga gabah Rp 3.900-Rp 4.000. Padahal harga di sini Rp 3.200,” papar Pendhing di sela-sela panen raya. 

Soal HPP yang banyak diprotes petani karena jauh di bawah harga pasaran, Pendhing mempersilakan menjual ke luar dan tidak akan memaksa petani. Untuk Jateng, tahun ini pihaknya menaikkan target 1 juta ton beras dari semula 620.000 ton pada target awal. 

Sementara, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan gerakan Serbu Serap Gabah itu dilakukan sebagai respon atas anjloknya harga gabah hingga 35 % saat panen raya ini. Dengan dana Rp 20 trilyun, Bulog diharapkan turun ke lapangan untuk menyerap gabah dengan target stok 4-5 ton beras pada tahun 2016 ini. 

Pengerahan Bulog melalui posko-posko dan menggerakkan penyuluh itu juga untuk memotong mata rantai tengkulak atau perantara yang selama ini dinilai banyak memainkan harga dan merugikan petani. 

Dalam kesempatan kemarin, Mentan juga menyaksikan penandatangan MoU antara Bulog semua wilayah di Jateng dengan jajaran dinas terkait serta Kodim terkait penyerapan gabah di wilayah masing-masing. Untuk Bulog eks Karesidenan Pati ditarget 200.000 ton, Banyumas 150.000 ton, Kedu 110.000 ton, Pekalongan 200.000 dan Surakarta 100.000 ton. 

Mentan menjanjikan promosi bagi Kepala Bulog yang bisa dobel target sebaliknya siap merekomendasi penggantian bagi yang gagal. 

“Kalau tidak mencapai target kami akan tandatangani rekomendasi kita berakhir hari ini. Kalau ada yang dua kali lipat, saya tandatangani promosi, tapi juga tergantung pimpinannya,” jelasnya.

http://joglosemar.co/2016/03/benarkah-ada-mafia-bulog.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar