Kamis, 03 Maret 2016

Beli Gabah Petani, Bulog Miliki Dana Tak Terbatas

Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta untuk bisa menyerap beras hingga mencapai angka sekitar empat juta ton pada tahun 2016 ini, dimulai sejak masa panen raya yang diperkirakan Maret hingga Mei. Bulog pun siap dengan anggaran tidak terbatas untuk membeli beras hasil produksi petani.

"Untuk tahun 2016, kita ditargetkan sesuai RKAP untuk bisa menyerap hingga sekitar empat juta ton beras mulai bulan Maret, April dan Mei 2016," kata Direktur Pengadaan Bulog Wahyu di Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, di sela Rapat Koordinasi antara pemerintah daerah dengan Bolog di Madiun, Kamis (3/3).

Wahyu pun mengatakan jika anggaran yang disiapkan oleh Bulog tidak terbatas namun dengan ketentuan Intruksi Pertanian No 5/2015 tentang kebijakan pengadaan beras/gabah dan penyaluran beras oleh pemerintah.

"Harganya sesuai dengan harga pembelian pemerintah Rp 3.700 untuk gabah kering panen dengan kadar air maksimum 25 persen dengan hampa/kotoran 10 persen. Jika ditemukan dari petani ditemukan tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka akan dilbayar sesuai kesepakatan," paparnya.

Wahyu pun menyatakan telah membentuk satuan petugas untuk terjun langsung membeli kepada para petani.
Terkait kendala kekurangan gudang penyimpanan beras nantinya, Bulog akan berusaha menyewa gudang-gudang milik pemerintah daerah untuk bisa digunakan, juga menyewa mesin pengering padi jika di daerah tersebut memang tidak memiliki.

"Intinya kami konsen untum bisa menyerap gabah-gabah milik petani sesuai yang ditargetkan pemerintah.

Kami mengakui jika langkah kami saat ini masih lambat jika dibandingkan langkah Kementrian Pertanian, namun demikian kami akan berusaha semaksimal mungkin," kata Wahyu.

Karenanya, lanjut Wahyu, pada tahun ini Bulog ditargetkan melakukan pengadaan beras hingga 4 juta ton yang diantaranya 3,2 juta ton untuk pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO) dan 800.000 ton beras komersil.

"Selain itu kita juga diminta melakukan pengadaan gabah kering panen (GKP) minimal sebesar 1,25 juta ton," tuturnya Terkait dengan waktu yang bersamaan dengan musim hujan saat ini, Bulog memiliki strategi agar bisa melakukan pengadaan gabah dengan volume besar melalui kerjasama dengan beberapa pihak antara lain dengan sejumlah BUMN yang memiliki mesin pengering berkapasitas 1.500 ton per hari.

Sebagaimana diketahui, selama ini Bulog dikritik keras karena dianggap terlalu lemah dalam menyerap gabah petani menjadi cadangan beras nasional. Akibatnya, pemerintah terpaksa melakukan impor beras karena cadangan beras nasional yang didasarkan atas ketersediaan pasokan beras yang dimiliki Bulog dianggap rendah.

Sebab utama rendahnya kemampuan Bulog menyerap gabah petani akibat harga pembelian pemerintah (HPP) beras dianggap terlalu rendah. Bila mengacu pada HPP sebelumnya, maka Bulog hanya membeli gabah dari petani dengan harga Rp 6.600 per kilogram. Memang ada usulan agar pemerintah menaikkan HPP beras sebesar 10,7% tahun ini atawa sebesar Rp 7.260 per kg. Namun, kenaikan harga itu masih menunggu instruksi presiden. Sehingga Bulog kalah dari para pedagang swasta dalam membeli gabah petani.

http://www.beritasatu.com/nasional/352887-beli-gabah-petani-bulog-miliki-dana-tak-terbatas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar