Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta untuk bisa menyerap beras
hingga mencapai angka sekitar empat juta ton pada tahun 2016 ini,
dimulai sejak masa panen raya yang diperkirakan Maret hingga Mei. Bulog
pun siap dengan anggaran tidak terbatas untuk membeli beras hasil
produksi petani.
"Untuk tahun 2016, kita ditargetkan sesuai RKAP untuk bisa menyerap
hingga sekitar empat juta ton beras mulai bulan Maret, April dan Mei
2016," kata Direktur Pengadaan Bulog Wahyu di Ditjen Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian, di sela Rapat Koordinasi antara pemerintah daerah
dengan Bolog di Madiun, Kamis (3/3).
Wahyu pun mengatakan jika anggaran yang disiapkan oleh Bulog tidak
terbatas namun dengan ketentuan Intruksi Pertanian No 5/2015 tentang
kebijakan pengadaan beras/gabah dan penyaluran beras oleh pemerintah.
"Harganya sesuai dengan harga pembelian pemerintah Rp 3.700 untuk
gabah kering panen dengan kadar air maksimum 25 persen dengan
hampa/kotoran 10 persen. Jika ditemukan dari petani ditemukan tidak
sesuai dengan ketentuan tersebut maka akan dilbayar sesuai kesepakatan,"
paparnya.
Wahyu pun menyatakan telah membentuk satuan petugas untuk terjun
langsung membeli kepada para petani.
Terkait kendala kekurangan gudang
penyimpanan beras nantinya, Bulog akan berusaha menyewa gudang-gudang
milik pemerintah daerah untuk bisa digunakan, juga menyewa mesin
pengering padi jika di daerah tersebut memang tidak memiliki.
"Intinya kami konsen untum bisa menyerap gabah-gabah milik petani
sesuai yang ditargetkan pemerintah.
Kami mengakui jika langkah kami saat
ini masih lambat jika dibandingkan langkah Kementrian Pertanian, namun
demikian kami akan berusaha semaksimal mungkin," kata Wahyu.
Karenanya, lanjut Wahyu, pada tahun ini Bulog ditargetkan melakukan
pengadaan beras hingga 4 juta ton yang diantaranya 3,2 juta ton untuk
pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO) dan 800.000 ton beras
komersil.
"Selain itu kita juga diminta melakukan pengadaan gabah kering panen
(GKP) minimal sebesar 1,25 juta ton," tuturnya Terkait dengan waktu yang
bersamaan dengan musim hujan saat ini, Bulog memiliki strategi agar
bisa melakukan pengadaan gabah dengan volume besar melalui kerjasama
dengan beberapa pihak antara lain dengan sejumlah BUMN yang memiliki
mesin pengering berkapasitas 1.500 ton per hari.
Sebagaimana diketahui, selama ini Bulog dikritik keras karena
dianggap terlalu lemah dalam menyerap gabah petani menjadi cadangan
beras nasional. Akibatnya, pemerintah terpaksa melakukan impor beras
karena cadangan beras nasional yang didasarkan atas ketersediaan pasokan
beras yang dimiliki Bulog dianggap rendah.
Sebab utama rendahnya kemampuan Bulog menyerap gabah petani akibat
harga pembelian pemerintah (HPP) beras dianggap terlalu rendah. Bila
mengacu pada HPP sebelumnya, maka Bulog hanya membeli gabah dari petani
dengan harga Rp 6.600 per kilogram. Memang ada usulan agar pemerintah
menaikkan HPP beras sebesar 10,7% tahun ini atawa sebesar Rp 7.260 per
kg. Namun, kenaikan harga itu masih menunggu instruksi presiden.
Sehingga Bulog kalah dari para pedagang swasta dalam membeli gabah
petani.
http://www.beritasatu.com/nasional/352887-beli-gabah-petani-bulog-miliki-dana-tak-terbatas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar