Hujan masih saja turun menjelang Panen Raya 2016 ini. Kondisi ini
menghambat pengeringan padi di sejumlah sentra pangan di Indonesia.
Penyerapan
gabah dan beras oleh Perum Bulog pun tergolong miris. Pada Februari
2016 saja, Bulog hanya mampu menyerap 7.000 ton beras.
Volume ini
lebih rendah dari penyerapan dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai
rata-rata 10.000 ton per hari pada musim panen.
Rendahnya
penyerapan gabah dan beras Bulog tak terlepas dari musim hujan yang
mewarnai bulan Februari. Sebab BUMN Pangan ini tidak memiliki mesin
pengering yang cukup agar dapat menyerap gabah dalam kondisi basah dari
petani.
Selain itu, Bulog berasalan rendahnya penyerapan Januari
dan Februari tahun ini karena mundurnya masa tanam selama dua bulan
akibat El Nino tahun 2015.
Meskipun Kementerian Pertanian
(Kemtan) mengklaim ada pasokan gabah sebesar 5 juta ton atau setara 3,5
juta ton beras pada Februari 2016, tapi tetap saja penyerapan Bulog
rendah. Sebab, beras sebanyak itu masih dikuasai masyarakat dan harganya
di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Saat ini, Bulog telah
bekerjasama menyewa mesin pengering dari perusahaan BUMN yakni PT Sang
Hyang Seri dengan kapasitas pengeringan 1.500 ton per hari.
Bulog
juga menggandeng BUMD dari Indramayu dan Sulawesi Selatan dengan
kapasitas pengeringan 500 ton per hari. Sementarai dari swasta, Bulog
juga telah meneken kerjasama pengeringan padi dengan kapasitas 750.000
ton per hari. Jadi ada total 2.750 ton per hari kapasitas pengeringan
padi yang sudah di bawah kendali Bulog.
Namun jumlah pengeringan
itu masih lebih rendah dari kebutuhan pengeringan padi Bulog sebesar
5.000 ton per hari. "Kami masih terus mencari mesin pengering yang bisa
dikerjasamakan, atau kami sewa, baik itu per minggu atau per bulan,"
ujar Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog pekan lalu.
Wahyu bilang
dengan banyaknya mesin pengering yang sudah disewa Bulog, maka target
penyerapan beras sebanyak 3 juta ton, atau setara 75% dari target
penyerapan beras Bulog tahun 2015 akan tercapai.
Sebab pada tahun
ini, Bulog akan lebih banyak menyerap gabah daripada beras. Bulog
menargetkan dapat menyerap 1,25 juta ton gabah dan 3,2 juta ton beras
tahun 2016. "Itu target minimalnya, kita harapkan lebih besar lagi,"
terangnya.
http://industri.kontan.co.id/news/penyerapan-gabah-bulog-terkendala-mesin-pengering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar