Sebagai stabilisator
gula, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tengah melakukan penjajakan
pasar untuk mendapatkan gula dari domestik guna menjaga pasokan dan
menstabilkan harga sebelum musim giling tebu dimulai pertengahan tahun
ini.
Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian
Perdagangan mengatakan, pemerintah mendapat informasi bahwa Bulog kini
tengah bertemu dengan para pemangku kepentingan di industri gula
nasional. "Yang kami tahu, Bulog melakukan pertemuan dengan kelompok
petani Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan lain-lain," jelas Bachrul.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso membenarkan, beberapa hari lalu
Bulog sudah mulai bertemu dengan APTRI dan beberapa BUMN guIa.
"Kemudian diikuti dengan komunikasi antar masing-masing pihak," ujarnya
kepada KONTAN, Minggu (16/2/2014).
Sebelumnya, Sutarto berharap bisa membeli gula dari petani lokal. Tak
hanya itu, Bulog minta privelege (hak) untuk membeli gula kristal putih
dari BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan RNI untuk
dijadikan sebagai cadangan gula yang diolah pemerintah. "Kalau lewat
tender, kami selalu kalah," ujar Alimoeso.
Bubun Subroto Kepala Divisi Perdagangan Bulog menambahkan, Bulog
mengutamakan suplai dari pabrik gula (PG) lokal dan belum akan mengimpor
gula. Awal pekan ini, kata Bubun, Bulog juga akan bertemu dengan
beberapa produsen gula pelat merah untuk membahas pengadaan gula. "Kami
akan lihat dahulu berapa stok yang masih dimiliki perusahaan gula,
kemudian baru membicarakan harga," katanya kepada KONTAN, Minggu. Beberapa perusahaan gula itu antara lain PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, X dan II.
Sekadar mengingatkan, untuk menstabilkan gula domestik, pemerintah
menugaskan Bulog untuk menguasai stok gula 350.000 ton. Sebab kebutuhan
gula konsumsi hingga musim giling perdana 2014 kurang 122.000 ton.
Ditambah dengan musim giling yang mundur dari bulan Mei ke Juni, Bulog
perlu tambahan pasokan gula 220.000 ton.
Soemitro Samadikoen Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
(APTRI) berharap Bulog melakukan pengadaan dengan membeli gula petani
lokal. Bila Bulog mengimpor, petani khawatir harga jual gula lokal
tertekan.
Hingga semester I-2014 harga gula diprediksi masih tertekan lantaran
masih banyak stok gula di PG dan di pedagang. Data Dewan Gula Indonesia,
stok gula nasional di akhir 2013 mencapai 1,24 juta ton, naik 34 persen
dari akhir 2012 sebanyak 914.000 ton.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/17/0832213/Bulog.Mulai.Cari.Gula.Dari.Produsen.Domestik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar