رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“…Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Ali-Imran: 191)
Di ayat lain Allah berfirman
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ
عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al-Isra’: 70)
Ya, Allah swt telah memuliakan kita dan telah menundukkan segala yang ada di bumi dan di langit untuk kita. Hanya saja, kita sering menjatuhkan diri pada kehinaan. Mengundang manusia untuk memandang rendah dan hina terhadap diri kita sendiri. Sebab apa? Sebab kita sendiri yang melupakan seperangkat hukum Allah.
Sebab kita sering melepaskan diri dari tingkah laku islami yang telah Allah garis dengan rapi dalam kitab suci. Atau bahkan kita tidak begitu mengenali sosok pribadi mulia yang harus kita teladani sepenuhnya. Ya, Rasulullah Saw, sosok pemuda yang menjadi teladan utama dalam segala bidang tersebut tidak kita jadikan idola dalam kehidupan kita. Kita masih berkiblat pada sikap para artis yang sering tayang di layar lebar dalam tanyangan yang tidak bermoral.
Perlu kita ketahui bahwa pada dasarnya seluruh perangkat aturan dari Allah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan atau maqashid al-syari’ah yaitu untuk memelihara agama (hizh din), memelihara jiwa (hifz nafs), memelihara keturunan (hifz nashl), memelihara harta (hifz mal) dan memelihara akal (hifz aql).
Sebagaimana firman Allah:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ
الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Al-Baqarah: 185)
Pun, begitu juga dengan seperangkat peraturan tentang perempuan. Fakta di sekeliling kita membuktikan bahwa kesadaran perempuan untuk melaksanakan peraturan Allah Swt masih sangat minim. Tanpa menafikan bahwa juga banyak perempuan yang sangat patuh dengan peraturan Islam. Contohnya peraturan tentang menutup aurat. Sederetan alasan pun sering terdengar untuk membenarkan sikap kengganannya dalam menutup aurat. ‘Ah, aku belum siap pakai jilbab, sikapku masih hancor buuaanget, jilbabi hati aja dulu deh, ntar baru jilbabi tubuh”. Atau ada lagi yang berdalih “aku kan bukan anak pesantren, buka anak dayah, bukan kuliah di universitas Islam, ya gak pa-pa dong kalau nggak berjilbab.”
Bahkan, terkadang lingkungan sekitar pun ikut mendukung seseorang untuk tidak menutup aurat dengan memberikan dukungan-dukungan sesat. Seperti yang sering saya dengar “pakai jilbab itu ribet, kek mamak-mamak, nggak usah pakai aja.”.
Saudaraku, kemarilah. Kita simak dengan baik penjelasan saya berikut ini. Semoga dapat menambah keyakinan kita tentang pentingnya menutup aurat.
Mengapa Harus Menutup Aurat?
Mungkin, kita pernah bertanya “mengapa perempuan dikekang oleh berbagai macam aturan? Harus pakai jilbab lah, kaus kaki, manset dst. Terus, bajunya nggak boleh tipis, nggak boleh menerawang, nggak boleh membentuk tubuh, nggak boleh menyerupai laki-laki dan seperangkat aturan lainnya. Kenapa? Ada yang tahu?
Saudaraku, ternyata Allah telah menjawab kebingungan kita ini di dalam Al-Qur’an.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran: 14)
Menguraikan tafsir ayat di atas tentu sangat menarik. Akan tetapi, kapasitas ilmu saya belum cukup untuk menjelaskan tafsir ayat tersebut dengan mendetail. Namun, yang saya pahami dari terjemahan ayat di atas adalah bahwa Allah swt menciptakan perempuan dengan keindahan. Dan Allah telah menanamkan ke dalam jiwa manusia cinta akan keindahan.
Perempuan adalah salah satu bagian dari keindahan tersebut. Bahkan, di ayat tersebut Allah menyebutkan kata wanita (perempuan) sebagai keindahan pertama yang dicenderungi oleh manusia sebelum menyebutkan anak-anak, harta dsb. Dan keindahan itu sering sekali menyilaukan mata yang memandang, melemahkan iman, memudarkan pesona cinta kita kepada Allah Swt. Sebab itulah Allah memerintahkan perempuan untuk menjaga keindahannya, untuk membantu kaum adam agar tidak tersilaukan oleh pandangan keindahan perempuan.
Di ayat lain, Allah mengatakan bahwa menutup aurat itu bertujuan untuk menjaga kaum perempuan agar tidak diganggu.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ
ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُورًا رَّحِيمًا
“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)
Ada kisah menarik yang terjadi di masa Rasulullah Saw berkaitan dengan poin di atas. Kisah ini tentang seorang muslimah yang diganggu oleh Yahudi Bani Qainuqa’. Peristiwa ini terjadi setelah perang Badar di mana kaum muslimin meraih kemenangan dan kaum musyrikin mengalami kekalahan besar. Kekalahan ini ternyata membuat kaum Yahudi Bani Qainuna’ semakin membenci Rasulullah Saw dan kaum muslimin.
Mereka pun berkeinginan untuk kembali menyerang umat Islam. Sikap mereka pun semakin lancang, semakin berani mengolok-olok, mengganggu kaum muslim yang datang ke pasar, bahkan juga menganggu wanita-wanita muslimah.
Namun, Rasulullah Saw mampu menahan kemarahannya dan orang-orang muslim pun mampu bersabar atas sikap Yahudi Bani Qai’nuqa’. Hingga tibalah suatu hari di mana kemarahan Rasulullah mulai memuncak.
Betapa tidak? Seorang Yahudi Bani Qainuqa’ menganggu seorang wanita Arab yang datang ke pasar dengan mengenakan jilbabnya. Dengan diam-diam Yahudi tersebut mengikat ujung baju sang muslimah, sehingga tersingkaplah auratnya tatkala ia bangkit. Dan wanita ini berteriak. Para Yahudi yang berada di sekitar pasar itupun ikut tertawa ria melihat keberhasilan Yahudi ini dalam menganggu wanita muslimah tersebut. Seorang laki-laki muslim yang melihat kejadian ini langsung melompat ke arah Yahudi tersebut dan membunuhnya.
Dan orang-orang Yahudi lainnya mengikat laki-laki muslim itu lalu membuhnya.
Tibalah berita kejadian itu kepada Rasulullah Saw. Maka, Rasulullah pun mengerahkan tentara Allah menuju Bani Qainuqa’ untuk berperang melawan kaum musyrikin. Dalam sejarah Islam, perang ini dinamakan dengan perang Bani Qainuqa’.
Cerita di atas menjadi salah bukti cintanya Rasulullah Saw kepada kaum perempuan. Menjadi bukti dari sekian banyak bukti lainnya bahwa betapa Islam sangat menghargai dan menghormati kaum perempuan.
Hanya karena perempuan muslimah yang diganggu oleh Yahudi, Rasulullah Saw mengumandangkan perang untuk membela kaum perempuan. Bukankah itu pembelaan yang sangat luar biasa?
Menjadi Pribadi Hebat dengan Menutup Aurat
Tentu setiap kita ingin menjadi pribadi hebat dan bermanfaat. Terutama Hebat di mata Allah Swt. Dan juga kita ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk Allah dan untuk manusia. Untuk menjadi pribadi hebat di mata manusia terkadang harus memenuhi sederetan syarat yang bermacam-macam. Karena penilaian hebat dari kacamata manusia itu sangatlah relatif, sesuai dengan keinginan manusia yang berbeda-beda. Namun, untuk menjadi perempuan hebat di mata Allah itu hanya punya satu syarat yaitu menjadi “wanita shalihah”.
Sebagaimana hadits Rasulullah Saw,
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah .” (Hadits Riwayat. Muslim no. 1467).
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda kepada Umar ibnul Khathab RA:
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang apabila dipandang akan menyenangkannya, apabila diperintah akan mentaatinya, dan apabila ia bepergian si istri ini akan menjaga dirinya.” (Hadits Riwayat Abu Dawud no. 1417.
Asy-Syaikh Muqbil t berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Ya, menjadi pribadi shalihah adalah syarat utama untuk menjadi perempuan hebat. Karena perempuan shalihah adalah perhiasan dunia yang paling baik, paling hebat di antara perhiasan-perhiasan lainnya. Yang kemilauan cahayanya tiada tandingan. Sampai, bidadari-bidadari surga pun cemburu dengan kemilauan cahayanya.
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.” Kemudian, Ummu Salamah kembali bertanya “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”. Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.
Adapun syarat utama menjadi perempuan shalihah adalah dengan mengikuti perintah Allah, melaksanakan segala peraturan Allah dan Rasulullah Saw. Bukan sekadar mengetahui teori, tapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya, menutup aurat adalah bagian dari kepatuhan kita kepada peraturan—peraturan Allah. Dan ini juga merupakan bagian dari kecintaan kita kepada Allah dan kepada diri kita sendiri. Maka, seorang perempuan itu belum bisa dikatakan hebat kalau belum menutup aurat, sekalipun telah bergelar doktor ataupun profesor.
Karena tetap saja, menutup aurat adalah syarat untuk menjadi perempuan hebat di mata Allah.
Sebab, di pundak perempuan Allah titipkan amanah besar. Dan perempuan memainkan peranan penting dalam kehidupan. Sebagai anak, istri, ibu dan juga bagian dari masyarakat. Kehebatan perempuan sangat mempengaruhi kehidupan ini. Tegak atau runtuhnya negeri ini tergantung pada hebat atau rapuhnya perempuan dalam menjalankan amanah ini. Jikalau menutup aurat yang merupakan salah satu bagian dari peraturan Allah berani dilanggar, maka bagaimanakah seorang perempuan mampu tunduk dengan baik kepada orang tua? Bagaimana seorang perempuan mampu patuh kepada suami? Dan bagaimanakah seorang perempuan mampu mengabdi kepada masyarakat dan negeri ini? Sedangkan ia telah mengotori agama dan negeri ini dengan tidak menutup aurat. Karena menutup aurat bukan hanya sekadar peraturan agama, tetapi juga bagian dari membangun peradaban dunia.
Karena itu, tutup aurat sekarang juga, jangan tunda-tunda. Jangan pernah ragu dan takut. Sekalipun kita masih banyak kekurangan dari segi akhlak dan ilmu agama. Biarlah kita perbaiki secara berbarengan.
Menutup tubuh dengan pakaian syar’i dan memperbaiki akhlak kita ke arah lebih islami. Semoga, hati, jiwa, dan pikiran kita ikut terjilbabi dengan balutan iman seiring bersama menutup diri dengan pakaian islami. Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar