Bulog minta tambahan
modal senilai Rp 2 triliun. Tambahan modal tersebut mereka minta
diberikan dalam bentuk penyertaan modal negara pada tahun anggaran 2016.
Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Bulog mengatakan, tambahan modal tersebut rencananya akan digunakan untuk beberapa kegiatan. Pertama, meningkatkan serapan gabah dari petani.
Djarot mengatakan,
untuk dapat melaksanakan usaha tersebut, Bulog memerlukan infrastruktur
paskapanen, seperti; pusat pengeringan gabah (drying center) dan silo atau tempat penyimpanan untuk gabah.
"Tambahan modal itu rencananya akan kami gunakan untuk beli 50 drying center dan 50 silo gabah di sentra penghasil gabah," katanya di Gedung DPR Senin (24/8).
Kedua,
memproduksi beras berkualitas. Djarot mengatakan, jika permintaan
tambahan modal sebesar Rp 2 triliun yang diajukan Bulog disetujui DPR,
pihaknya akan membangun mesin penggilingan padi modern (RMP) di dua
daerah penghasil beras; Sulawesi Selatan berkapasitas 250.000 ton per
tahun dan Jawa Timur dengan kapasitas 150.000 ton per tahun.
Ketiga, untuk
membangun 25 pusat pengeringan dan 25 penyimpanan jagung. Ke empat,
untuk membangun 14 tempat pendingingan daging di sentra produksi daging.
"Penggunaan ini kami lakukan karena kami dapat penugasan untuk jaga
pasokan daging, kami hari ini baru punya cold storage kecil di Jakarta," katanya.
Ekas Sastra, anggota
Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar sementara itu mengatakan sulit
untuk memperjuangkan permintaan tambahan modal negara dari Bulog.
Kesulitan ini salah satunya disebabkan oleh tingkat penyerapan
penyertaan modal negara sebesar Rp 3 triliun bagi Bulog pada tahun 2015
ini yang belum terealisasi sama sekali.
"Kami akan kesulitan untuk perjuangkan, yang ada sekarang saja belum terserap," katanya.
http://industri.kontan.co.id/news/2016-bulog-minta-tambahan-modal-rp-2-triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar