Kamis, 13 Agustus 2015

Jokowi dikritik keras tak berani reshuffle orang dekat Megawati

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melakukan reshuffle kabinet terhadap lima menteri dan satu pejabat setingkat menteri. Isu reshuffle ini sudah berkembang sejak empat bulan silam karena kinerja kabinet khususnya sektor ekonomi dinilai belum optimal.

Jokowi merombak seluruh menteri koordinatornya, kecuali jabatan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. Sisanya, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo tergusur dari posisinya.

Sebaliknya, nama-nama yang justru mendapatkan desakan untuk segera direshuffle seperti Menteri BUMN Rini Soemarno, Menkum HAM Yasonna Laoly, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menpor Imam Nahrawi selamat dari perombakan kabinet.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik keras komposisi reshuffle yang dilakukan oleh Jokowi. Menurut dia, reshuffle yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Terlebih, Jokowi dinilai tidak akan berani mengganti menteri berasal dari PDIP dan orang dekat Megawati Soekarnoputri.

"Kalau kita mau melihat masalah ekonomi, lebih banyak di kementerian teknis, bukan koordinasi. Saya mencontohkan kementerian bidang ekonomi yang kebijakannya tidak mendukung stimulus perkembangan ekonomi," ujar Fadli.

Fadli mencontohkan kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang agak menghambat pengusaha di tengah situasi ekonomi saat ini.

Menurut dia, kebijakan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang menaikkan pajak dan menyulitkan subjek pajak tanpa berhasil memperluas subjek pajak.

"Menteri Pemuda dan Olahraga (Imam Nahrawi) juga telah membuat kekisruhan di persepakbolaan nasional. Sepak bola merupakan bagian dari gerak ekonomi rakyat karena selain sebagai hiburan, juga memiliki segi ekonomi," katanya.

Selain itu, menurut dia, di bidang hukum, Presiden Jokowi masih mempertahankan Yasonna Laoly padahal yang bersangkutan mengeluarkan kebijakan yang membuat gaduh kondisi politik nasional. Hal itu ujar Fadli, menunjukkan pemerintahan Jokowi-JK ingin menjaga kegaduhan politik.

"Ketakutan (dalam perombakan kabinet) menunjukkan reshuffle tambal sulam yang memperlihatkan beberapa memiliki backing politik," ujarnya.

Fadli juga meyakini bahwa Jokowi tidak akan berani mengganti putri Megawati yakni Puan Maharani di pos menteri koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

"Ya mana beranilah Jokowi copot Puan. Kan dari partai pendukung," kata Fadli.

Saat ditanya apakah kapabilitas Puan Maharani memang layak dipertahankan, Fadli pun enggan berkomentar dan lebih meminta biarkan rakyat yang menilainya.

"Ya tanyakan saja pada rakyat. Kan ada survei juga," kata Fadli.

Seperti diketahui, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno diganti Luhut Binsar Panjaitan. Luhut merangkap jabatan sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Lalu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo diganti Rizal Ramli.

Sedangkan Menko Perekonomian Sofyan Djalil digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Dia menggantikan Andrinof Chaniago.

Posisi Sofyan kini diisi oleh Darmin Nasution. Darmin Nasution merupakan mantan gubernur Bank Indonesia era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Dua posisi yang juga kena gusur yakni, Sekretaris Kabinet dari Andi Widjajanto beralih ke Pramono Anung. Kemudian Menteri Perdagangan Thomas Lembong dipilih menggantikan Rahmat Gobel.

http://www.merdeka.com/politik/jokowi-dikritik-keras-tak-berani-reshuffle-orang-dekat-megawati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar