Pemerintah membuka keran impor sapi. Perum Bulog mendapatkan kuota impor 50 ribu sapi pada kuartal III-2015.
Sebagai awalan, Bulog bakal mendatangkan 8 ribu sapi siap potong dari Australia, awal September mendatang.
Pengamat Hukum Umar Husin menilai pemilihan sapi Australia sarat muatan politik.
"Kenapa
harus mengimpor dari Australia, bukan India atau Eropa? Saya rasa itu
kental berbau politik," ujarnya saat diskusi bertajuk 'Mengapa Daging
Sapi dan Ayam Seperti Terbenam?' di Jakarta, Sabtu, dilansir merdeka.com.
Dia
melihat krisis daging sapi hanya terjadi di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Perlu sekitar 1.300 sapi untuk
memenuhi konsumsi harian masyarakat di kawasan itu.
"Sebanyak 50
persen daging yang kurang adalah di Jabodetabek, konsumsi di
Jabodetabek, sekitar 1.300 sapi tiap hari. Pemerintah bilang di Nusa
Tenggara Timur ada 5 ribu sapi, ini empat hari saja sudah habis di
Jakarta," katanya.
Menurut Umar, pemerintah perlu strategi mengembangkan komoditas pangan di dalam negeri.
"Pemerintah
hendaknya ada strategi soal pangan. Sambil menunggu kesiapan sapi dalam
negeri. Kesempatan untuk impor tiga tahun ini, tidak apa-apalah,"
pungkasnya.
http://fokusmedan.com/article/23216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar