Pasokan beras kualitas premium secara nasional ke pasar
domestik dalam beberapa bulan ke depan bakal langka akibat gangguan dan gagal
panen padi yang terjadi secara meluas. Kondisi tersebut akan mengakibatkan
kenaikan harga beras kualitas premium, yang pada akhirnya menyeret harga beras
kualitas medium atau rendah.
Menurut pengamat perberasan sekaligus profesor riset Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Husein Sawit, Minggu (4/5), di Bogor, Jawa Barat, sekarang ini beras kualitas premium menjadi penentu inflasi.
”Kalau sampai pasokan kurang, akan mendorong kenaikan harga di pasar. Selanjutnya harga beras premium yang naik akan menarik kenaikan harga beras kualitas medium, sehingga sangat berpengaruh pada laju inflasi,” kata Husein.
Husein mengatakan, kurangnya pasokan beras premium akibat gangguan dan kegagalan panen harus menjadi perhatian pemerintah.
Husein juga mengingatkan perlunya Bulog berhati-hati dalam pengadaan beras, dalam kondisi seperti ini. Kalau terlalu dipaksakan, dia khawatir hal itu justru bisa berdampak pada rendahnya kualitas raskin.
Hama wereng
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir menyatakan, serangan hama wereng batang coklat meluas di seluruh tanaman padi di Indonesia. Selain mengakibatkan produktivitas tanaman padi yang rendah, kualitas beras juga jatuh.
Dwiko, petani, pengusaha penggilingan sekaligus Ketua KTNA Kabupaten Banyumas mengungkapkan, serangan hama wereng batang coklat berdampak pada 50 persen total areal tanam padi di Banyumas.
Petani yang khawatir dengan serangan hama wereng biasanya memanen padi lebih awal, ketika bulir-bulir padi belum sepenuhnya matang. Akibatnya ketika gabah dijemur menjadi kisut, sehingga jika digiling menghasilkan beras kualitas rendah karena bulir-bulir berasnya patah.
Saat ini di tingkat penggilingan harga beras kualitas premium mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg). Adapun beras kualitas rendah harganya lebih dari Rp 6.600 per kg. Oleh karena kualitas gabah yang rendah, harga tebas padi di penggilingan gabah pada petani juga rendah.
Secara umum serangan wereng juga mengakibatkan turunnya produktivitas tanaman padi dari yang rata-rata bisa 6,5 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, menjadi 4,5 ton.
Menurut pengamat perberasan sekaligus profesor riset Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Husein Sawit, Minggu (4/5), di Bogor, Jawa Barat, sekarang ini beras kualitas premium menjadi penentu inflasi.
”Kalau sampai pasokan kurang, akan mendorong kenaikan harga di pasar. Selanjutnya harga beras premium yang naik akan menarik kenaikan harga beras kualitas medium, sehingga sangat berpengaruh pada laju inflasi,” kata Husein.
Husein mengatakan, kurangnya pasokan beras premium akibat gangguan dan kegagalan panen harus menjadi perhatian pemerintah.
Husein juga mengingatkan perlunya Bulog berhati-hati dalam pengadaan beras, dalam kondisi seperti ini. Kalau terlalu dipaksakan, dia khawatir hal itu justru bisa berdampak pada rendahnya kualitas raskin.
Hama wereng
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir menyatakan, serangan hama wereng batang coklat meluas di seluruh tanaman padi di Indonesia. Selain mengakibatkan produktivitas tanaman padi yang rendah, kualitas beras juga jatuh.
Dwiko, petani, pengusaha penggilingan sekaligus Ketua KTNA Kabupaten Banyumas mengungkapkan, serangan hama wereng batang coklat berdampak pada 50 persen total areal tanam padi di Banyumas.
Petani yang khawatir dengan serangan hama wereng biasanya memanen padi lebih awal, ketika bulir-bulir padi belum sepenuhnya matang. Akibatnya ketika gabah dijemur menjadi kisut, sehingga jika digiling menghasilkan beras kualitas rendah karena bulir-bulir berasnya patah.
Saat ini di tingkat penggilingan harga beras kualitas premium mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg). Adapun beras kualitas rendah harganya lebih dari Rp 6.600 per kg. Oleh karena kualitas gabah yang rendah, harga tebas padi di penggilingan gabah pada petani juga rendah.
Secara umum serangan wereng juga mengakibatkan turunnya produktivitas tanaman padi dari yang rata-rata bisa 6,5 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, menjadi 4,5 ton.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/05/1605357/Beras.Kualitas.Premiun.Bakal.Langka?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar