Badan Urusan Logistik (Bulog) belum bergerak untuk melakukan impor gula.
Pemesanan gula impor baru akan dilaksanakan ketika Kementerian
Perdagangan (Kemendag) memberikan arahan berapa jumlah kebutuhan gula
dan keputusan impor gula.
Direktur Utama Bulog, Sutarto Alimoeso
mengatakan awalnya Bulog ditugasi menambal kekurangan gula kristal putih
(GKP). Volume gula yang boleh diimpor Bulog sekitar 350 ribu ton.
Jumlah ini untuk mengisi stok gudang Bulog (iron stock). "Namun hingga
kini intruksi resminya belum keluar dari Kemendag," ujar Sutarto, Kamis
(22/5).
Bulog menyatakan sanggup menyediakan gula tersebut mulai
pertengahan bulan Mei. Namun pemesanan baru akan dilakukan jika sudah
ada keputusan resmi. Hingga kini Bulog masih mencari sumber gula sambil
menunggu perintah resmi dari Kemendag.
Sutarto mengatakan semakin
lama penugasan tertunda, maka impor gula akan semakin mundur. Sekarang
Bulog baru mendapatkan sekitar 27 ribu ton gula yang siap diimpor. Gula
ini didapatkan dari Thailand. Jika diberikan waktu lebih panjang, Bulog
bisa mencari sumber gula dari negara lain yang harganya bersaing.
Sebagai
gambaran, jika pada bulan April penugasan resmi telah keluar, pada
akhir Mei bisa tersedia 100 ribu ton gula. Lalu pada akhir Juni bisa
tersedia 200 ribu ton gula, dan pada akhir Juni pasokan gula bisa
mencapai 300 ribu ton. Pada akhir Juli, pasokan gula impor yang bisa
disediakan Bulog bisa mencapai 380 ribu ton. Bulog pun bisa melirik gula
impor dari negara lain seperti Brazil dan India. "Kalau keputusannya
(impor gula) mundur, maka target tidak akan tercapai," kata Sutarto.
Bulog
juga tidak langsung membeli gula dari pabrik, melainkan spot market.
Hal ini guna menyiasati sempitnya waktu yang diberikan untuk melakukan
impor.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/14/05/22/n5yr24-stok-gula-menipis-bulog-tunggu-keputusan-impor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar