Penyaluran raskin di wilayah eks Karesidenan Banyumas, dipastikan aman
hingga Bulan September 2013. Humas Bulog Sub Divre IV Banyumas, Priyono,
menyatakan saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog
Banyumas tercatat ada sekitar 35 ribu ton. "Beras sebanyak ini cukup
untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin hingga September 2014,"
jelasnya, Jumat (9/5).
Bahkan dia menyebutkan, seluruh beras
tersebut merupakan beras-beras baru yang diperoleh dari hasil penyerapan
sejak awal tahun hingga Mei 2014 ini. Dengan demikian, semua beras yang
disalurkan melalui program raskin, dipastikan berupakan beras baru,
bukan beras stok lama. "Semua beras yang merupakan hasil penyerapan
tahun lalu, seluruhnya sudah habis," jelasnya.
Priyono
menyebutkan, stok beras yang kini tersimpan di gudang Bulog Banyumas
tersebut, sebagian merupakan hasil penyerapan beras petani dan sebagian
lainnya merupakan beras yang didatangkan dari Bulog Divre lain di
Jateng.
"Kalau beras yang merupakan hasil penyerapan kita
sendiri, sejak awal tahun hingga Mei ini, totalnya mencapai 28 ribu ton.
Yang lain, merupakan beras yang dipergeseran dari Bulog Divre Pati dan
Semarang," jelasnya. Dia menyebutkan, pergeseran stok beras ini biasa
dilakukan antar Bulog Divre untuk menjaga keseimbangan ketersediaan
beras di berbagai wilayah.
Menurutnya, tingkat penyerapan beras
petani oleh Bulog Banyumas dipastikan akan terus bertambah karena
hingga saat ini proses penyerapan beras petani masih berlangsung lancar.
Setiap hari, ada sekitar 500-600 ton beras petani yang disetorkan
melalui rekanan ke gudang-gudang Bulog.
Dia memperkirakan,
penyerapan ini masih akan berlangsung lancar hingga Juni 2014. Baru pada
Bulan Juli, penyerapan akan berkurang karena musim panen di wilayah eks
Karesidenan Banyumas, sudah selesai seluruhnya.
''Namun pada
Bulan Agustus, penyerapan kemungkinan akan berlangsung lancar lagi,
karena sawah-sawah sudah akan memasuki masa panen lagi. Soalnya, banyak
petani yang langsung menanam padi lagi setelah sawahnya dipanen,''
jelasnya.
Dia mengakui, penyerapan pada musim panen kali ini
memang tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya karena kualitas padi hasil
panen musim sadon tahun ini, tidak terlalu baik. Merebaknya serangan
hama wereng, menyebabkan padi-padi petani yang dipanen tidak terlalu
berbobot. "Biasanya, kalau hasil panennya bagus, maka 100 kg gabah
kering bisa menghasilkan 60-65 kg beras. Namun saat ini, paling hanya
bisa menghasilkan 50 kg beras," jelasnya.
Meski demikian dia
menyebutkan, untuk harga gabah di pasaran, saat ini relatif stabil.
Karso (45), seorang pedagang beras di Patikraja Kabupaten Banyumas,
menyebutkan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini
memang relatif stabil.
Seperti harga gabah jenis padi Logawa, di
tingkat petani dihargai sekitar Rp 400.000 per kwintal. Sedangkan untuk
gabah untuk jenis padi IR 36 atau IR 64, bisa mencapai Rp 450 ribu
hingga Rp 470 ribu per kg. "Sejak musim panen awal April lalu, harga
gabah stabil di kisaran itu," jelasnya.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/05/09/n5ayec-stok-bulog-banyumas-aman-hingga-september
Tidak ada komentar:
Posting Komentar