Perum Bulog tinggal punya waktu dua hari lagi untuk impor gula
kristal putih (GKP) sebanyak 328 ribu ton. Namun hingga kemarin (13/5),
perusahaan milik negara itu baru merealisasikan sekitar 10 persen dari
total gula yang harus diimpor. Gula itu didatangkan dari Thailand.
’’Impor gula sudah ada yang direalisasikan, meski belum banyak. Mungkin
lebih dari 10 persen,’’ ujar Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Bulog
Taufan Akib ketika dihubungi di Jakarta, kemarin. Artinya, Bulog sudah
hampir pasti tidak bisa melaksanakan penugasan dari pemerintah.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan surat persetujuan
impor (SPI) pada 11 April 2014. Melalui surat itu, pemerintah memberi
penugasan kepada Bulog untuk impor 328 ribu ton gula. Batas waktunya
adalah sampai 15 Mei 2014. Taufan mengatakan, Bulog sudah berupaya
sebisa mungkin melaksanakan penugasan dari pemerintah.
Tapi karena waktunya yang sangat mepet, target 328 ribu ton tidak bisa
terpenuhi. ”Karena itu, kami telah mengajukan perpanjangan waktu sampai
Juli,’’ katanya. Surat permohonan perpanjangan waktu telah dikirimkan
Bulog ke Kementerian Perdagangan sejak pekan lalu. Tetapi sampai saat
ini belum ada jawaban.
Kemendag belum mengiyakan ataupun menolak permohonan tersebut.
”Mudah-mudahan permohonannya dikabulkan,” harap Taufan. Sebelumnya,
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menjelaskan, pihaknya menghadapi
sejumlah kesulitan dalam membeli gula di pasar internasional.
Misalnya harus bernegosiasi dengan penjual, mencari kapal, dan
melakukan pembelian di pasar spot. Semua proses itu butuh waktu yang
tidak sedikit. Hingga akhir Mei ini, Bulog memperkirakan hanya mampu
melakukan pengadaan setengah dari total kuota.
Sedangkan hingga Juni 2014, pengadaan diramalkan baru mencapai dua
pertiga dari kuota. Bulog yakin, jika diberi perpanjangan waktu sampai
akhir Juli, seluruh izin kuota bisa direalisasikan.
http://www.indopos.co.id/2014/05/gagal-jalankan-tugas-impor-gula.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar