Kamis, 01 Mei 2014

Realisasi Pengadaan Beras di Banyumas Sangat Kecil

Realisasi pengadaan beras di wilayah Kadipaten Banyumas hingga akhir April 2014 masih sangat kecil. Pengadaan beras terbesar, adalah pada bulan Maret 2014, yaitu mencapai 7.180 Kilogram (Kg) dengan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen berkisar antara Rp3.700 hingga Rp3.900.
 
Kepala Sub Divisi Regional (Kasubdivre) Bulog Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) Sugeng Rahayu mengatakan, kecilnya realisasi tersebut, akibat wilayah Jateng yang terkena banjir dan keterlambatan masa tanam gabah di akhir Februari 2014. ”Pada awal Februari 2014, di wilayah Jateng terkena bencana banjir, sehingga wilayah kita jadi rebutan pedagang beras dari luar Jateng,” ujar Sugeng Rahayu kepada Forum Wartawan Bulog (Forwabul) di Kantor Subdivre Bulog Banyumas, Jateng, Rabu (30/4).

Ia memaparkan, seperti Pati, yang juga terkena banjir, juga menjadi daerah rebutan para pedagang beras dan gabah dari luar, sehingga mitra-mitra penggilingan padi dan beras dari luar Jateng bisa masuk ke Divre Bulog Kadipaten Banyumas.  ”Penyerapan pengadaan beras di sini memang saling berkaitan. Petani masih mengandalkan untuk pengadaan beras saja. Karena apa? Supply (pasokan) beras di tingkat petani, masih sedikit karena masih masuk masa panen di bulan Maret 2014,” kata Sugeng.

Realisasi pengadaan beras di Kadipaten Banyumas hingga akhir April 2014, mencapai 24.633,105 ton. Capaian tersebut, masih jauh dari perkiraan penyeraapan Divre Bulog Kadipaten Banyumas Semester I (mulai awal Mei hingga akhir Juni 2014 sebesar 33,240,877 ton. ”Untuk itu, kita harus melakukan langkah-langkah untuk bisa menambah kemampuan dalam pengadaan beras. Ini dari sisi pengadaan. Kalau dari wilayah, Subdivre Kadipaten Banyumas, saat ini ada 9 (sembilan) gudang dengan  kapasitas 64.500 ton dan membawahi 4 (empat) Kabuaten, yaitu Cilacap, Banyumas, Banjarnegara dan Purbalinga,” ungkapnya.

Dari sembilan  gudang itu, sambungnya, Divre Kadipaten Banyumas memiliki empat Unit Penggilingan Gabah dan Beras atau UPGB. Keempat UPGB tersebut berlokasi di Purbalingga, Klahang, Gumilir, dan Lomais.  ”Kalau dirinci, realisasi pengadaan beras sebanyak 24.663,105 ton itu, terdiri dari mitra kerja pengadaan (MKP) yang mencapai 18.915,990 ton. Sementara, dari UPGB sebanyak 4.382,115 ton, dari Satuan Tugas (Satgas) Bulog sebanyak 885 ribu ton dan dari non MKP sebesar 40 ton, seperti dari koperasi,” jelas Sugeng.

”Memang kalau dari UPGB belum bisa memenuhi target keseluruhan pengadaan beras. Tetapi kita sudah mengupayakan dari UPGB ini, karena UPGB bisa menjangkau kepada mitra penggilingan baik yang skala besar maupun kecil,” ucapnya.

Sugeng menyebutkan, seperti di Cilacap, mitra kerja Divre Bulog Kabupaten Banyumas masih masih sedikit sekali. ”Kemarin, kita opimalkan dan mendata penggilngan-penggilingan yang belum menjadi mitra kerja kita dari beberapa hasil kita datang ke lapangan, bahwa kita mendapat sekitar 11 calon mitra penggilingan-pengilingan kecil baru,” terangnya

Ia mengahrapkan dengan dikombinasikan kinerja antara UPGB dan Satgas Bulog dengan penggilingan tersebut, bisa menambah kemampuan penyerapan beras di wilayah Kadipaten Banyumas. ”Kepada mitra-mitra kerja Subdivre Kabupaten Banyumas, saya harapkan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyerap hasil panen gabah di wilayahnya masing-masing. Memang, karena di beberapa daerah terjadi banjir pada saat masa panen, pedagang-pedagang dari luar daerah banyak yang masuk ke Banyumas,” tandasnya.

http://infopublik.org/read/76698/realisasi-pengadaan-beras-di-banyumas-sangat-kecil.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar