Kamis, 31 Desember 2015

Bulog Diusulkan Jadi Stabilisator Gula Nasional

Pemerintah akan menugaskan Perum Bulog mengimpor 200.000 ton gula kristal putih (GKP) untuk menjaga kestabilan harga gula untuk konsumsi rumah tangga di dalam negeri. Tetapi penugasan ini sifatnya hanya sementara saja, tidak permanen.

Asosiasi Gula Indonesia (AGI) berpendapat bahwa gula termasuk komoditas yang strategis, harusnya negara turut mengambil peran. AGI meminta pemerintah tidak hanya menjadikan Bulog sebagai stabilisator beras, tapi juga menjadi stabilisator gula.

"Saat ini, Bulog tidak lebih difungsikan ad hoc saja untuk gula. Harusnya Bulog berfungsi sebagai penyeimbang pasar," kata Direktur Eksekutif AGI, Tito Pranolo, kepada detikFinance di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Tito meminta pemerintah memberikan kewenangan kepada Bulog untuk membentuk cadangan gula nasional. Seperti halnya yang dilakukan Bulog di beras, Bulog diusulkan juga menyerap gula produksi lokal untuk dijadikan stok. "Bulog bisa menyerap gula produksi PTPN untuk dijadikan cadangan," ucapnya.

Untuk menjadi stabilisator gula, Tito memperkirakan bahwa Bulog harus menguasai sekitar 10%-15% dari seluruh produksi gula di dalam negeri. Dengan produksi gula nasional saat ini sebesar 2,5 juta ton, maka idealnya Bulog menyerap kurang lebih 300 ribu ton gula lokal. "Kalau dia (Bulog) serap 15% saja atau 300 ribu ton, pasar pasti ‎sudah lumayan stabil," cetusnya.

Menurut dia, Bulog adalah BUMN yang paling layak untuk menjadi stabilisator gula nasional. Dari segi kapasitas, permodalan, dan infrastruktur yang dimiliki, Bulog dinilai paling siap. "Bulog kan punya infrastruktur, punya gudang di seluruh Indonesia," tutup Tito.

http://finance.detik.com/read/2015/12/31/095653/3108040/1036/bulog-diusulkan-jadi-stabilisator-gula-nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar