Perum Bulog, mencatat laba bersih perseroan sebelum pajak per November
2015 mencapai Rp 1,8 triliun. Jumlah ini lebih baik ketimbang pencapaian
pada periode sama tahun lalu. Ketika itu, pada 2014, Bulog merugi Rp
430 miliar.
"Kita juga rugi Rp 330 miliar pada 2013," kata
Direktur Keuangan Perum Bulog Irianto Hutagaol, akhir pekan lalu. Bulog
meyakini target laba 2015 sebesar Rp 1,9 triliun dapat tercapai.
Sebab, keuntungan perseroan terus menunjukkan tren meningkat. Perolehan
laba tersebut, ujar Irianto, disebabkan oleh sejumlah upaya percepatan,
antara lain, perputaran modal kerja, piutang, atau tagihan ke
pemerintah. Imbasnya, pinjaman bank pun berkurang hingga hampir 60
persen.
"Tadinya kita sangat besar mengandalkan modal
perbankan, sekarang kita ubah strategi agar tak terlalu pakai dana
bank," ujarnya. Perum Bulog juga sudah mengantongi dana Rp 3 triliun
dari penyertaan modal negara (PMN) per November 2015. Dana tersebut akan
disimpan untuk mendukung penyerapan gabah petani pada musim panen 2016.
Sebenarnya, masih ada dana PMN yang tertunda hingga 2016
sebanyak Rp 2 triliun. Jika nantinya cair, dana tersebut akan
dikhususkan untuk pengadaan infrastruktur Bulog agar lebih kuat dan
modern. Misalnya, merevitalisasi bangunan gudang, membeli penggilingan
padi modern, alat pengering gabah, penyimpanan, ruang simpan pendingin,
serta pengadaan kendaraan untuk distribusi.
http://www.republika.co.id/berita/koran/financial/15/11/30/nym607-laba-bersih-perum-bulog-rp-18-triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar