Jumat, 04 Desember 2015

Dirut Bulog : Penguatan Infrastruktur untuk Perkecil Gerak Spekulan Pangan

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, penguatan infrastruktur pascapanen, penyimpanan, dan distribusi mutlak diperlukan bagi Bulog untuk menjalankan penugasan stabilisasi harga dari pemerintah. Dengan infrastruktur yang memadai, pangan akan melimpah, sehingga ruang gerak para spekulan pangan bisa diminimalkan.

Dalam menjalankan penugasan stabilisasi harga pangan dari pemerintah, kata Djarot, setidaknya terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi Bulog. Yakni, ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga itu sendiri.

Dari sisi ketersediaan, Bulog harus bisa menyimpan pangan dalam jumlah yang cukup sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan maka Bulog bisa menyediakan. Apabila ketersediaan melimpah, tentu harga yang wajar bisa dijaga. “Di sinilah infrastruktur diperlukan, tujuannya agar pangan melimpah sehingga harga terjangkau. Kalau sudah melimpah, tentu spekulan tidak bisa main. Memang tidak bisa sempurna, tapi paling tidak dengan penguatan infrastruktur maka bisa memperkecil ruang gerak spekulan,” jelas dia kepada Investor Daily, kemarin.

Djarot menuturkan, ketersediaan pangan yang harus disiapkan Bulog bervariasi tergantung komoditas pangan yang dijadikan mandat dari pemerintah. Ketersediaan pangan di Bulog tergantung pergeseran waktu yang diinginkan tentunya dengan melihat kondisi suplai pangan di lapangan. “Ketersediaan atau stok pangan yang harus kami siapkan tergantung komoditas, itu naturenya beda-beda. Misalnya, produksi kedelai hanya 700 ribu ton, sementara kebutuhan 2,5 juta ton, lalu yang 1,8 juta ton dari mana, kalau ingin menjaga kebutuhan sampai satu bulan dengan hanya dua minggu tentu jumlah untuk menutupi yang 1,8 juta ton itu beda,” jelas dia.

Dalam menjalankan stabilisasi harga misalnya, kata Djarot, Bulog mendapat penugasan menyerap jagung petani agar harga stabil, untuk itu dibutuhkan fasilitas pengering agar komoditas yang dibeli dari petani tersebut tidak rusak. Pun demikian untuk komoditas lain, mulai dari beras hingga komoditas hortikultura.

“Untuk melaksanakan penugasan dari pemerintah, infrastruktur pascapanen, warehouse seperti gudang dan silo, hingga outlet sangat diperlukan. Namanya komoditas pangan tidak boleh ndibeli lalu rusak, jangan sampai sudah susah-susah beli jagung dari petani tapi tidak punya fasilitas pengering,” kata Djarot.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/327373-dirut-bulog-penguatan-infrastruktur-untuk-perkecil-gerak-spekulan-pangan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar