Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan,
penguatan infrastruktur pascapanen, penyimpanan, dan distribusi mutlak
diperlukan bagi Bulog untuk menjalankan penugasan stabilisasi harga dari
pemerintah. Dengan infrastruktur yang memadai, pangan akan melimpah,
sehingga ruang gerak para spekulan pangan bisa diminimalkan.
Dalam menjalankan penugasan stabilisasi harga pangan dari pemerintah,
kata Djarot, setidaknya terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi
Bulog. Yakni, ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga itu
sendiri.
Dari sisi ketersediaan, Bulog harus bisa menyimpan pangan dalam
jumlah yang cukup sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan maka Bulog
bisa menyediakan. Apabila ketersediaan melimpah, tentu harga yang wajar
bisa dijaga. “Di sinilah infrastruktur diperlukan, tujuannya agar pangan
melimpah sehingga harga terjangkau. Kalau sudah melimpah, tentu
spekulan tidak bisa main. Memang tidak bisa sempurna, tapi paling tidak
dengan penguatan infrastruktur maka bisa memperkecil ruang gerak
spekulan,” jelas dia kepada Investor Daily, kemarin.
Djarot menuturkan, ketersediaan pangan yang harus disiapkan Bulog
bervariasi tergantung komoditas pangan yang dijadikan mandat dari
pemerintah. Ketersediaan pangan di Bulog tergantung pergeseran waktu
yang diinginkan tentunya dengan melihat kondisi suplai pangan di
lapangan. “Ketersediaan atau stok pangan yang harus kami siapkan
tergantung komoditas, itu naturenya beda-beda. Misalnya, produksi
kedelai hanya 700 ribu ton, sementara kebutuhan 2,5 juta ton, lalu yang
1,8 juta ton dari mana, kalau ingin menjaga kebutuhan sampai satu bulan
dengan hanya dua minggu tentu jumlah untuk menutupi yang 1,8 juta ton
itu beda,” jelas dia.
Dalam menjalankan stabilisasi harga misalnya, kata Djarot, Bulog
mendapat penugasan menyerap jagung petani agar harga stabil, untuk itu
dibutuhkan fasilitas pengering agar komoditas yang dibeli dari petani
tersebut tidak rusak. Pun demikian untuk komoditas lain, mulai dari
beras hingga komoditas hortikultura.
“Untuk melaksanakan penugasan dari
pemerintah, infrastruktur pascapanen, warehouse seperti gudang dan silo,
hingga outlet sangat diperlukan. Namanya komoditas pangan tidak boleh
ndibeli lalu rusak, jangan sampai sudah susah-susah beli jagung dari
petani tapi tidak punya fasilitas pengering,” kata Djarot.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/327373-dirut-bulog-penguatan-infrastruktur-untuk-perkecil-gerak-spekulan-pangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar