Perum Bulog kerap mendapatkan serangan dari Kementerian Pertanian
(Kemtan) akhir-akhir ini. Serangan-serangan tersebut ditujukan kepada
Bulog karena dinilai lelet dalam mengeksekusi pembelian berbagai
komoditas pangan di lapangan.
Sebab Kemtan mengklaim pasokan pangan sebenarnya cukup untuk konsumsi
dalam negeri, tapi Bulog tidak gesit dalam membeli produk tersebut
sehingga kalah dari swasta. Terkait serangan tersebut, Direktur
Pengadaan Bulog Wahyu membantahnya. Ia mengatakan Bulog telah berupaya
semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Bulog menggandeng 3.996 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia.
Namun untuk penyerapan komoditas di luar beras, sesuai dengan Rencana
dan Kerja Anggaran Perusahaan Perum Bulog (RKAP), Bulog tidak dapat
bergerak sendiri, tapi butuh penugasan dari pemerintah. Itulah sebabnya,
Bulog tidak bisa asal membelinya karena berpotensi menimbulkan masalah
hukum di kemudian hari.
"Kalau kami bergerak tanpa RKAP maka kami bisa salah nanti. Jadi
bukan karena Bulog tidak siap, kami siap mengerjakannya. Tapi bagaimana
bisa kalau penugasan tertulis saja tidak ada," ujar Wahyu kepada KONTAN
Rabu (13/12).
Selain itu, Bulog juga belum mendapatkan Peratuarn Presiden (Perpres)
terkait tugas yang harus dijalankan. Bila perpres itu sudah
ditandatangani Presiden Joko Widodo, maka Bulog akan bergerak cepat.
"Kalau Perpres sudah diteken, penugasan komoditas apa saja kami siap kerjakan," imbuh Wahyu.
Terkait keluhan Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono yang menilai Bulog
kalah dengan perusahaan swasta dalam menyerap produk-prodok
Hortikultura, Wahyu bilang hal itu tidaklah benar. Ia bilang sejak awal
negara ini dibentuk pemain swasta itu sudah ada.
Selain itu, pada tahun 2015, di dalam RKAP Bulog tidak ada
tanggungjawab untuk menyerap produk-produk hortikultura kecuali itu ada
penugasan tertulis dari pemerintah kepada Bulog. Selain itu, Wahyu juga
menjawab tudingan Kemtan yang menilai Bulog hanya mau bekerjasama dengan
pengusaha besar di daerah.
"Dari 3.996 mitra Bulog, sebanyak 99% adalah perusahaan kecil," tutur Wahyu.
http://industri.kontan.co.id/news/bulog-minta-surat-penugasan-penyerapan-komoditas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar